Renungan Harian Kristen Singkat

Ibadah yang Sejati


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5 : 22-23)

Saat kita membaca bagian Alkitab di Injil Matius tentang kisah Yohanes Pembaptis, ada satu hal yang sangat menarik untuk kita simak. Kita baca ayatnya sebagai berikut : 

7. Tetapi waktu ia (Yohanes Pembabtis) melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
8. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (Matius 3 ayat 7-8)

Dalam ayat itu dikisahkan bahwa Yohanes Pembaptis mencerca orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki yang datang hendak minta dibaptis olehnya. 

Tapi bukankah orang Farisi dan orang Saduki itu adalah ahli-ahli Taurat, orang-orang saleh, yang melaksanakan ibadah dengan rajin, bahkan mereka adalah guru agama orang Yahudi? Lalu apa yang salah dari orang-orang yang rajin belajar agama dan rajin beribadah ini, sehingga harus dikecam oleh Yohanes Pembaptis?

Dalam banyak bagian Alkitab lain Yesus juga berulang kali mengkritik para ahli Taurat dan pengajar agama Yahudi. Jadi pastilah memang ada yang salah dengan mereka. Tapi apakah yang salah dengan orang yang rajin belajar agama, rajin mengajar agama dan rajin beribadah, kelihatan sebagai orang yang saleh di muka umum? Mengapa justru Alkitab mencatat banyak kritikan yang disampaikan Yesus kepada ahli Taurat dan para pengajar agama Yahudi ini?

Di manakah kesalahan mereka?

Kesalahan mereka bukanlah karena kerajinan mereka beribadah kepada Allah dan memperdalan kitab Taurat, tetapi karena pemahaman mereka tentang ibadah kepada Allah yang keliru. Dalam Matius 23 Yesus memberi penjelasan mengenai kesalahan ibadah Ahli Taurat dan orang Farisi :

1. Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
2. "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 
3. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 
4. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 
5. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 
6. mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 
7. mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.  
(Matius 23 : 1-7)

Dari ayat di atas kita tahu bahwa kesalahan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah karena walaupun mereka rajin beribadah, rajin belajar Firman Tuhan,  bahkan mengajarkan Firman Tuhan, tetapi mereka sendiri bukanlah pelaku-pelaku Firman Tuhan. "Mereka adalah pendengar dan pengajar Firman Tuhan yang baik, tetapi mereka bukanlah Pelaku-Pelaku Firman Allah yang baik." Dan mereka tidak beribadah dengan hati, tetapi hanya fisiknya saja, yaitu supaya terlihat saleh di muka orang lain.

Kembali ke Matius 3 : 7-8 tadi, seperti yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis, ibadah kita harus menghasilkan buah yang sesuai pertobatan kita. Buah yang dimaksud di sini adalah buah-buah Roh yaitu : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Galatia 5 : 22-23)

Jadi kalau kita rajin ke gereja, aktif melayani di paduan suara atau menjadi guru sekolah Minggu, rajin membaca aklitab, bahkan menjadi pengajar Firman Tuhan, itu adalah hal yang baik. Tetapi itu semua adalah sia-sia kalau kita tidak mau jadi Pelaku-Pelaku Firman Tuhan. Menjadi Pelaku-Pelaku Firman Tuhan berarti menghasilkan buah-buah Roh sebagai hasil pertobatan kita.

Maka bila tiba saatnya nanti kita di panggil menghadap tahta penghakiman, Tuhan Yesus pastilah tidak akan bertanya, berapa bagian Alkitab yang sudah kita hafal, atau jabatan apa saja yang sudah kita peroleh di Gereja, atau berapa komisi di gereja yang kita aktif menjadi anggotanya. Yang akan ditanya pastilah sudahkah kita menjadi berkat untuk sesama manusia? Konkretnya : Apakah orang lain sudah bisa merasakan kasih kita, sukacita kita, damai sejahtera kita, kesabaran kita, kemurahan kita, kebaikan kita, kesetiaan kita, kelemahlembutan kita, dan penguasaan diri kita?

Ataukah ibadah kita masih seperti ibadah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang telah dikecam oleh Yesus?   

Maka mengulang kembali apa yang telah dikatakan Yohanes Pembabtis : "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan kita!"


Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5 : 16)
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com