Renungan Harian Kristen Singkat

Mengapa Yesus Lebih Mulia dari pada Nabi lain


Mukjizat Kelahiran Yesus : Bayi Yesus adalah satu-satunya bayi manusia yang tidak lahir dari hasil pembuahan sel telur oleh sperma manusia. Yesus bukan keturunan biologis Adam dan Hawa

30. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
31. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
32. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
33. dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
34. Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
35. Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah (Lukas 1 : 30-35)

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3 : 16)

Yesus adalah satu-satunya anak manusia di dunia yang lahir tanpa proses pembuahan sel telur oleh sperma manusia, dan juga bukan oleh proses cloning. Jelasnya bayi Yesus adalah satu-satunya bayi yang lahir tanpa ayah dan ibu biologis, bukan hasil hubungan seksual atau reproduksi manusia. Sebab Alkitab mengatakan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, diletakkan dalam rahim Maria yang adalah seorang perawan. Iman Rasuli Kristiani menyatakan bahwa kelahiran Yesus sebagai : "dikandung oleh Roh Kudus, lahir dari anak dara (perawan) Maria". Jadi Ia adalah satu-satunya anak manusia (human being) yang bukan keturunan biologis Adam dan Hawa. 

Mengapa harus ada mukjizat dalam kelahiran Yesus?  

Memang hal itu menunjukkan betapa kuasanya Allah kita. Tapi mukjizat Allah tidak pernah terjadi tanpa tujuan yang pasti, tidak mungkin terjadi kebetulan, tidak mungkin terjadi karena Allah sekedar iseng saja. Semua mukjizat Allah pasti terjadi karena kehendak Allah, karena ada masalah yang melatar belakangi, dan ada tujuannya (pasti sebagai solusi).

Lalu apa sebabnya harus ada mukjizat dalam kelahiran Yesus, padahal Yesus baru memulai pelayanannya sekitar usia 30 tahun?

Alkitab mencatat demikian :
  • Mukjizat kelahiran Yesus memang terjadi sebagai kehendak Allah, yaitu karena begitu besarnya kasih Allah pada manusia sehingga Allah ingin menyelamatkan manusia agar bisa dibawa kembali ke sorga (Yohanes 3 : 16)
  • Masalah yang melatarbelakanginya adalah Adam dan Hawa telah ditipu oleh Iblis sehingga Adam, Hawa dan keturunannya akhirnya jatuh ke dalam dosa dan harus diusir dari sorga (kejadian 3).
  • Tujuan mukjizat kelahiran Yesus adalah supaya manusia bisa dibawa kembali ke sorga tanpa komplain Iblis.
Kita tahu bahwa Allah ingin agar Iblis dan keturunannya dibuang ke neraka selama-lamanya, sedangkan semua manusia diselamatkan dan dibawa kembali ke sorga. Tapi Iblis tidak rela karena menganggap Adam, Hawa, dan Iblis sama-sama melanggar perintah Tuhan. Iblis mau Adam, Hawa dan semua keturunannya juga masuk neraka kelak bersamanya.

Allah bisa saja mengampuni manusia dan langsung saja memasukkannya ke sorga, tapi Iblis pasti juga akan menuntut untuk diampuni dan untuk dikembalikan ke sorga. Dan bila manusia merasa bisa masuk sorga karena kebaikannya, bukankah Iblis yang menggoda manusia agar melanggar perintah Tuhan? Beranikah Anda menyatakan diri Anda tidak berdosa dan layak masuk sorga? Iblis memegang daftar panjang dosa Anda, ia siap mendakwa Adam, Hawa dan semua keturunannya (termasuk Anda) di hadapan Allah sebagai orang berdosa. 

Maka Yesus diutus oleh Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Tujuan kedatangannya bukan sekedar membawa firman Tuhan seperti para Nabi. Sejak lahir Yesus telah dipersiapkan oleh Allah sebagai tumbal untuk menggantikan Adam, Hawa, dan keturunannya menanggung hukuman dosa dengan disiksa sampai mati di atas salib.

Iblis tak akan sanggup menyangkali karya penyelamatan Yesus di atas kayu salib. Mengapa? Sebab Yesus bukan keturunan biologis Adam dan Hawa, selama hidupnya tidak perah berdosa, dan Yesus juga tak punya istri dan anak biologis yang harus dipertanggungjawabkan dosanya. 

Yesus bukan keturunan biologis Adam dan Hawa, sehingga tidak ada alasan bagi dakwaan Iblis untuk minta Yesus menanggung hukuman atas kesalahan Adam dan Hawa (seperti Iblis dan keturunannya). Tapi Yesus telah mengambil alih hukuman itu dengan mati di atas kayu salib. Maka tak ada lagi alasan bagi Iblis mendakwa manusia atas dosa Adam dan Hawa. Yesus telah menjadi tumbal menggantikan posisi Adam, Hawa dan keturunannya dalam penghukuman tersebut.

Maka kitab Wahyu mewartakan kabar baik bagi kita demikian :


10. Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya (Yesus), karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita (pendakwa itu maksudnya adalah Iblis), yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
11. Dan mereka mengalahkan dia (Iblis) oleh darah Anak Domba (darah Yesus), dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (Wahyu 12 : 10-11)

Memilih Pergaulan Yang Baik


Renungan Kristen : Sekedar berbagi Renungan Kristen Singkat

33. Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
34. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu. 
(1 Korintus 15 : 33-34)

Ada cerita terkenal tentang unta dan orang Arab. Konon ada seorang Sheikh melakukan perjalanan melintasi gurun pasir dengan menaiki seekor unta. Tiba-tiba ia diterpa badai pasir dengan angin yang dingin sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanannya. Untunglah ia membawa sebuah tenda kecil yang mampu memuat seorang. Maka segera didirikannya tenda, dan Sheikh masuk menghangatkan diri di dalam tenda sambil tidur.

Selang beberapa lama unta memasukkan hidungnya ke dalam tenda, Sheikh mendiamkannya lalu kembali tidur. Lalu unta memasukkan lagi kepalanya, dan Sheikh masih mendiamkannya. Unta memasukkan lagi secara perlahan kaki depannya, lalu badannya, dan akhirnya kaki belakang dan keseluruhan tubuhnya. Akhirnya terjagalah Sheikh karena tenda dipenuhi bau unta yang menyengakkan hidung. Sheikh berusaha mengusir unta keluar tenda, tapi unta itu tidak mau. Akhirnya Sheikh lah yang terpaksa keluar tenda karena tak tahan mencium bau unta yang memenuhi tenda.


Cerita ini sangat cocok menggambarkan bagaimana kebiasaan buruk bisa masuk ke kehidupan seseorang. Kalau kita tidak tegas menolak kebiasaan buruk sejak awal, maka kebiasaan buruk itu akan masuk ke dalam kehidupan kita perlahan-lahan sampai kita menjadi terikat. Baru kita menyadari saat kita sudah terikat.

Salah satu cara kebiasaan buruk masuk ke kehidupan kita dimulai dari pergaulan yang salah. Contohnya banyak pemakai narkoba memulai memakai narkoba karena berteman dengan seorang pemakai narkoba. Lalu diajak ke pesta nyabu, awalnya hanya untuk menemani temannya itu. Lain waktu diajak mencoba, kata orang yang membawa, sekali saja mencoba tidak bakalan ketagihan. Dicobanyalah dengan alasan solidaritas, menghormati yang memberikan. Lain waktu disuruh nyoba lagi, bahkan dikasih gratis untuk dipakai di rumah. Lalu mulai terbiasa rutin mengkonsumsi narkoba. Saat sadar, dia menemukan dirinya sudah tergantung pada narkoba. Sakit rasanya kalau tidak mengkonsumsi secara rutin. 

Maka tak salah 1 Korintus 15 : 33-34 mengingatkan kita bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik. Saat kita melihat bahwa pergaulan kita sudah menyimpang dari jalan Tuhan, STOP! Kita harus tegas, saat itu juga kita harus menutup jalan masuk dosa yang mau masuk melalui pergaulan buruk. Kalau tidak tegas pasti kita akan terjerumus.

Ayat di  atas bukan artinya kita harus menghakimi teman kita, misalnya bekas pemakai narkoba, dengan  mengucilkannya. Justru kita harus merangkul teman kita, membawa dia keluar dari lingkungan pergaulan buruk, membawanya ke lingkungan persekutuan Tuhan Yesus agar ia diselamatkan dari keterikatan dosa.             

Masalah utama dalam memilih pergaulan adalah siapa yang mempengaruhi siapa. Orang Kristen jangan sampai terbawa menjadi serupa dengan dunia, tapi sebaliknya harus jadi garam dan terang dunia, membawa orang dunia berjumpa Yesus.

Kalau sebuah pergaulan membawa pengaruh buruk pada kita, segera tinggalkan. Sebaliknya kita harus menjaga kebiasaan baik, dengan menjaga pergaulan yang baik. Bahkan kita harus membawa pengaruh baik ke lingkungan sekitar kita. Ibrani 10 : 25 berkata "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."


Mewujudkan Sorga di Bumi


20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,
21  juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." (Lukas 17 : 20-21)

28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
29  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
32  Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
33  Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
34  Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. (Markus 12 : 28-33)


Dalam lukisan era Renaissance dan Pra Modern, sorga di Taman Eden sering diangkat sebagai tema lukisan. Sorga dilukiskan sebagai tempat yang sangat indah, pepohonannya asri, airnya jernih, damai, sejuk, nyaman, dan dipenuhi oleh orang-orang yang berbincang akrab dan penuh senyum. Tidak ada kesedihan dan kecemasan, tidak ada bahaya, alam pun sangat bersahabat dengan manusia. Sorga juga dilukiskan sebagai takhta kerajaan Allah, tempat Allah memerintah di tempat yang sangat tinggi. Digambarkan bahwa manusia di sorga bergaul erat dengan Allah, dan sangat dipelihara kehidupannya oleh Allah sehingga tidak ada air mata.



Gambaran tentang sorga itu berbeda 180 derajat dengan kehidupan nyata. Kehidupan di dunia adalah perjuangan berat yang penuh air mata. Kekerasan, bahaya  dan kejahatan terjadi di mana-mana. Alam sangat tidak bersahabat, rusak karena ulah manusia sendiri. Polusi karena asap kendaraan dan pencemaran industri, kabut asap karena pembakaran hutan telah menimbulkan penyakit pernafasan, air di sungai menjadi hitam pekat dan bau, dan tanah longsor sering terjadi menimbulkan korban jiwa. Berita di koran dan TV dipenuhi perang, pertikaian, bencana, kriminal, tragedi kemanusiaan dan air mata. Tidak ada tanda-tanda sorga di bumi.

Di lain pihak dunia modern punya definisi sendiri tentang sorga. Banyak orang bilang kecantikan, kekuasaan, kekayaan, dan popularitas adalah yang paling diingini di  dunia supaya bahagia. Menggapainya seolah menggapai sorga, sehingga apa pun dikorbankan untuk memperolehnya. Tapi apa nyatanya? Sering kita dengar berita tentang selebritis, sangat tampan atau cantik, kaya raya, populer tapi hidupnya tidak bahagia, terlibat kawin-cerai dan bahkan menjadi pengguna narkoba atau bunuh diri. Bahkan kita juga dengar cerita tentang Pangeran atau Putri yang hidup mewah, terjamin dan dikelilingi banyak pengawal, justru merasa hidupnya hampa, terkekang oleh aturan kerajaan, sehingga mereka ingin jadi orang biasa.

Jadi apa yang kita cari di dunia? Apakah ada sorga di dunia ini? Atau kita baru bisa merasakan sorga setelah kita mati?

Memang sorga yang kekal tempatnya bukan di dunia ini. Sebab dunia ini diciptakan Allah sebagai tempat hidup kita sementara. Kalau kita hidup terlalu fokus pada dunia, pasti kita  akan lupa tujuan hidup kita yang sesungguhnya, yaitu untuk mempersiapkan kemah abadi untuk kehidupan kita nanti. Tapi bukan artinya hidup di dunia harus terus menderita. Bukankah percaya pada Yesus menjamin keselamatan kita di dunia dan di sorga?

Walau hidup di dunia sementara, Yesus mengajak kita untuk ikut mewujudkan Kerajaan Allah di dunia. Artinya kita bisa membuat lingkungan tempat kita hidup sebagai sorga di dunia. Tempat yang membuat kita bahagia, penuh keakraban antara manusia, penuh senyum sehingga tidak ada air  mata, dan alamnya bersahabat. Bagaimana caranya?

Yesus berkata bahwa saat kita mengerti dan melakukan Firman Tuhan kita tak jauh dari kerajaan Allah, dan inti dari seluruh Firman Tuhan adalah 2 hukum kasih : 1. Kasihi terhadap Allah dan 2. Kasih kepada sesama seperti mengasihi diri sendiri. Maka saat kita melakukan ke-2 hukum kasih itu dalam kehidupan kita, kita tak jauh dari  kerajaan Allah.

Lukas 17 menambahkan bahwa Kerajaan Allah itu tempatnya ada diantara kita, bukan di tempat lain. Artinya mewujudkan Kerajaan Allah di bumi harus dimulai dengan berbuat kasih diantara kita sendiri.

Kalau kerajaan Allah hadir di bumi, maka hidup kita akan dipenuhi sukacita seperti di sorga. Penjelasannya demikian : Kalau kita membagikan kasih kepada orang lain, akhirnya mereka pun akan tertarik untuk ikut membagikan kasih kepada kita dan sesama. Kalau kita baik pada orang lain, mereka pun akan tertarik menjadi sahabat kita. Kalau kita mengupayakan perdamaian, lingkungan kita juga akan menjadi damai. Kalau kita melestarikan alam, maka alam pun akan bersahabat dengan kita. Akhirnya dunia kita akan jadi sorga bagi kita kalau kita mau mempraktekkan hukum kasih di antara kita.

Sebaliknya kalau kita saling melakukan kekerasan, menginjak harga diri orang lain, merampas hak orang lain, korupsi, berbuat curang, merusak lingkungan hidup, maka kita sedang membangun neraka bagi diri kita sendiri dan orang lain. Kekerasan pasti mengundang kekerasan sebagai reaksi. Perusakan lingkungan pasti menimbulkan bencana bagi manusia. Kejahatan pasti menimbulkan air mata dan kesedihan bagi sesama dan pelakunya. Ketidakpedulian pada sesama kita juga bisa menimbulkan penyakit sosial kemasyarakatan, yang akhirnya membuat dunia tidak nyaman .


Maka marilah kita mulai mempraktekkan hukum kasih di antara kita, agar sorga dunia bisa terwujud di bumi.

Orang Percaya Pasti Masuk Surga


Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 7 : 21)

32  Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
33  dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34  Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35  Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36  ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
37  Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38  Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
39  Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
40  Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25 : 32-40)

Salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang Kristen adalah apakah benar semua orang yang percaya pada Yesus pasti masuk ke sorga? Alkitab mengatakan ya, pasti masuk surga. Masalahnya adalah definisi percaya itu bukan sekedar mengaku Yesus sebagai Tuhan dengan mulut. Percaya itu adalah kesungguhan dari mulut, hati dan tindakan.

Contoh gambaran sederhananya adalah begini : Ada cerita dari teman saya yang rumahnya dekat praktek dukun sakti. Ternyata ada juga orang Kristen yang saat kesusahaan mencari pertolongan ke dukun sakti tersebut. Saya sempat bertanya,  dari mana teman saya tahu kalau yang pergi ke dukun sakti itu  orang Kristen? Ternyata dari mobilnya yang ada tanda salib. Ini membuktikan bahwa orang bisa saja mengaku sebagai orang Kristen, pakai tanda salib, tapi sesungguhnya tak percaya pada Yesus. Ia tak percaya bahwa Yesus punya kuasa lebih hebat dari kuasa dukun sakti manapun.

Contoh lain ada juga orang yang mengaku Kristen, tetapi takut untuk melaksanakan perintah Tuhan. Karena takut miskin ada orang Kristen yang ikut korupsi. Karena takut kariernya terganggu ada orang Kristen yang memilih pindah agama. Karena tidak percaya bahwa Tuhan mampu mmencukupkan, banyak orang Kristen yang tidak mau membayar perpuluhan ke gereja atau menolong orang miskin.

Banyak orang Kristen yang sesungguhnya tidak percaya kuasa Tuhan. Maka tak heran kalau dalam Matius 7 : 21, secara tegas Yesus menyatakan bahwa yang akan masuk ke kerajaan sorga bukanlah orang yang sekedar memanggil Yesus Tuhan, tetapi yang melakukan kehendak Allah. Sebab orang yang tidak percaya kuasa Tuhan pasti tidak mungkin bisa melakukan kehendak Allah. 

Apa itu kehendak Allah?

Kehendak Allah telah disarikan dalam Markus 12 : 30-31 sebagai berikut :
  •     Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
  • ·         Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati berarti hanya berserah pada Tuhan, tidak boleh ada berhala dalam hidup kita, Kita tidak boleh menyakiti hati Tuhan dengan perkataan, pikiran dan perbuatan kita dengan menyekutukan Tuhan. 

Sedangkan contoh mengasihi sesama manusia dinyatakan antara lain dalam Matius 25 : 32-40 :

  • Memberi makan orang yang lapar
  • Memberi minum orang yang haus
  • Memberi tumpangan pada orang asing
  • Memberi pakaian pada orang telanjang
  • Menengok orang sakit
  • Menjenguk orang dalam penjara

Dan banyak lagi perintah Allah lain dalam Alkitab yang harus kita lakukan seperti mengampuni dan mendoakan musuh, menyayangi keluarga, rajin berdoa, hidup kudus, menyayangi keluarga, rajin beribadah,  dsb. Semua perintah itu harus kita lakukan agar kita layak masuk sorga . 

Mat 5:20 berkata “Maka Aku (Yesus) berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” 

Lantas siapa yang mampu melakukan semua kehendak Allah agar masuk sorga?

Memang tidak akan ada manusia yang mampu melakukan semua perintah Allah tanpa cacat selain Yesus. Lalu apa ada Orang Kristen yang layak masuk sorga? Tidak ada !!!

Tapi jangan khawatir ! Itulah sebabnya Yesus telah datang ke dunia. Karena tidak akan ada Orang Kristen yang layak masuk sorga tanpa pertolongan Yesus Kristus, maka Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita.

Yesus tahu kelemahan kita. Maka yang dituntut oleh Yesus bukanlah kesempurnaan, tetapi   hanyalah kesungguhan kita untuk melakukan firman Tuhan. Yesus yang akan menyempurnakannya agar kita layak masuk kerajaan sorga.

Jadi : Orang percaya pasti masuk surga. Tapi apakah Anda sudah percaya pada Yesus?


 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com