Renungan Harian Kristen Singkat

Gereja yang Lebih Bermakna dari Sebuah Bioskop atau Klub


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

22. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

23. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

24. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibrani 10 : 22-25)

Dalam Bahasa Inggris ada 2 kata yang berarti rumah, yaitu house dan home. Ada perbedaan bagi pengguna Bahasa Inggris untuk pemakain kata House dan Home. Ada sebuah pepatah yang berkata demikian," A House is made from bricks, but a home is made of love". Artinya adalah House lebih sebagai bangunan rumah, apa yang dilihat sebagai bangunan dengan batu batanya, kusen, tegel, daun pintu dan sebagainya, itulah House. Tapi Home lebih berarti sebagai rumah rohani, tempat kita merasa aman, nyaman, tenang dan damai. Maka kalau kita pulang ke rumah, bertemu lagi dengan keluarga yang kita kasihi, tempat kita bisa melepaskan beban dan kelelahan kita, saling curhat, saling berbagi kasih, tempat kita merasa aman, damai  dan nyaman, itulah Home bagi kita.

Apa yang terjadi pada kata rumah juga terjadi pada kata gereja. Gereja bisa berarti gedung tempat orang Kristen beribadah, bisa berarti lembaga keagamaan Kristen seperti HKBP, GPIB, GKI, GBI, GKA atau yang lainnya, tapi bisa juga punya arti lain lagi, yaitu sebagai kumpulan Umat Tuhan yang saling mengasihi satu sama lain.

Gereja seharusnya tidak hanya berarti sebagai gedung tempat beribadah, atau organisasi dimana orang banyak menjadi anggotanya. Gereja seharusnya berlaku sebagai home bagi orang yang datang mengunjunginya.

Sebab orang Kristen sadar bahwa kalau kita sedang dalam kesesakan, kita harus pertama-tama mencari wajah Tuhan. Alkitab menyaksikan demikian "Sebab Engkau (Tuhan) menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik..." (Yesaya 25 : 4a)". Di tempat lain Alkitab menyaksikan demikian :"TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya" (Nahum 1 : 7). Yesus sendiri pernah berkata demikian, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11 : 28) Maka saat kita dalam kesusahaan, pertama-tama carilah wajah Allah dalam doa. Walau Allah juga bisa kita jumpai dengan berdoa di mana saja, tapi sudah seharusnya kalau Allah juga bisa ditemui di dalam gereja......Gereja adalah sebuah tempat yang dikuduskan bagi Allah, artinya tempat yang dikhususkan bagi Allah. Maka sudah seyogyanya orang yang datang ke dalamnya bisa merasakan kehadiran Allah...

Dahulu sekali pernah ada seorang teman yang beragama Kristen, tidak mau lagi diajak beribadah di gereja kami. Waktu ditanya mengapa, ia menjawab bahwa ia merasakan pergi ke gereja seperti pergi ke bioskop. Menonton kotbah pendeta, menonton paduan suara menyanyi...Bahkan beberapa jemaat nonton kotbah pendeta sambil makan permen. Lalu kotbah selesai, dan semua orang bubar begitu saja...Persis, tidak ada yang dikurangi dari nonton film di bioskop....

Pernah juga ada teman yang mengatakan kalau pergi ke gereja persis seperti pergi ke Club House. Selesai ibadah, semua berlalu seperti baru keluar dari sebuah acara pesta yang diadakan sebuah klub. 

Banyak orang merasa bahwa beribadah di gereja tak memberi tambahan keuntungan dari berdoa dan membaca Alkitab sendiri di rumah. Lalu apa perlunya ke gereja? 

Memang semestinya beribadah di gereja jauh lebih bermakna dari pada berdoa dan membaca Alkitab sendiri di rumah. Bukankah gereja berisi anak-anak Allah dan hamba-hamba Allah, yaitu biji mata Allah...Sudah seharusnya orang yang hadir di gereja bisa merasakan kehadiran Allah lebih lagi, melalui kehadiran umat Tuhan di dalam gereja. Masalahnya maukah umat Tuhan itu melakukan bagiannya, untuk menjadi biji mata Allah? Maukah jemaat gereja menjadi kepanjangan tangan Tuhan di bumi, dan sebagai saluran berkat bagi Tuhan? Kalau tidak mau, maka ibadah di gereja memang tak akan lebih baik dari sebuah pertunjukkan bioskop atau seminar kepribadian.....Gereja juga tak akan lebih dari sebuah klub yang kebetulan berisi orang-orang yang beragama Kristen...

Lalu apa yang harus dilakukan umat Tuhan di gereja, agar ibadah di gereja bisa menjadi bermakna? Bagaimana caranya agar ibadah di gereja memberi keuntungan lebih dari baca Alkitab dan berdoa sendiri di rumah ?

Alkitab di Ibrani 10 : 24 sudah menjelaskan demikian :" Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik". Gereja tak akan berbeda dengan sebuah Bioskop atau Klub, bila orang-orang di dalamnya tidak saling memperhatikan dan saling mendorong di dalam pekerjaan baik. Kalau hubungan antara jemaat gereja yang hadir di sebuah ibadah berhenti saat kotbah dan ibadah selesai, maka ibadah itu tak akan berbeda dari nonton bioskop atau acara klub......Jadi di mana nilai lebihnya kita beribadah di gereja? Lebihnya adalah beribadah di gereja harus disertai dengan saling memperhatikan dan saling tolong menolong dalam perbuatan baik...

Bagaimana melaksanakannya?

Hal yang paling sederhana bisa dimulai dengan menyapa, tersenyum dan memberi salam kepada orang-orang yang duduk di sebelah kita pada waktu kita beribadah. Kita juga bisa berbagi Alkitab dengan orang di sebelah kita saat membaca Firman, bila kebetulan orang di sebelah kita tak bawa Alkitab. Sebab mana tahu kalau orang di sebelah kita itu orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di gereja, dan belum mengenal siapa itu Kristus. Dengan memperhatikan dan menyapa orang-orang yang beribadah bersama kita, maka kita sudah melaksanakan peran kita sebagai biji mata Allah.

Namun Alkitab di ayat selanjutnya, yaitu di Ibrani 10 : 25 masih melanjutkan demikian : "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." Kita juga diminta untuk rajin menghadiri pertemuan-pertemuan ibadah agar mengenal saudara-saudara seiman, dan bisa saling menasehati. Jadi kita juga didorong untuk rajin ke pertemuan-pertemuan ibadah seperti kebaktian, persekutuan doa wilayah, persekutuan kantor atau mahasiswa, pemahaman Alkitab, bahkan aktif dalam pelayanan di gereja, agar kita bisa saling berkenalan dengan saudara seiman kita, dan bisa saling menasehati. Dengan saling mengenal, maka kita akan bisa saling menasehati. Sebab tak mungkin kita menasehati orang yang belum kita kenal. Bisa-bisa kita dituduh sok kenal dan sok akrab....Bergaul dengan saudara-saudara seiman juga akan menjadi suatu hal yang menguntungkan bagi kita. Maka kalau di suatu saat keadaan genting datang, kita bisa mengharapkan teman-teman di gereja kita sebagai alternatif untuk mencari pertolongan....

Kalau gereja berisi orang-urang yang aktif bergaul, saling kenal, saling mengasihi dan menyayangi, saling menasehati, saling membantu, pasti gereja tidak akan menjadi sama dengan sebuah bioskop atau klub.....Gereja sungguh-sungguh akan menjadi rumah yang ke dua bagi orang Krsiten yang sedang ditimpa kesusahan.....Gereja pasti akan menjadi "Home" bagi orang-orang yang datang ke sana....Dan Gereja sungguh akan menjadi sebuah sorga di atas bumi, dimana orang akan merasakan kehadiran Tuhan di dalamnya.......

Renungan Kristen



 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com