Renungan Harian Kristen Singkat

Menyertakan Allah dalam Perencanaan


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen


13. Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",

14. sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

15. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

16. Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

17. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. (Yakobus 4 : 13-17)

Beberapa bulan sebelum kerusuhan Indonesia di Mei tahun 1998, ada seorang Pengusaha Properti yang sangat pandai dan sukses, diwanwancarai oleh televisi. Buat saya, Pengusaha itu adalah guru dalam bidang properti yang sangat saya hormati. Dalam wawancara tersebut beliau membagikan rahasia kesuksesannya dalam bidang properti. Rahasianya adalah, dalam properti selalu ada masa "rush" dan ada masa "boom" (masa dimana pasar surut dan masa dimana pasar ramai). Menurutnya, Perusahaannya selalu membangun properti di masa "rush" agar siap dipasarkan pada masa "boom". Memang pasar properti Indonesia selalu ramai di sekitar bulan Desember sampai Februari, saat orang menerima bonus gaji dan deviden, dan ramai lagi di sekitar bulan Maret sampai Mei, saat anggaran belanja baru Pemerintah cair. Di luar bulan-bulan itu, pasar properti Indonesia selalu surut.

Tapi untuk tahun 1998 itu, ternyata prediksi Pengusaha tersebut meleset. Sehabis "rush" tidak ada "boom", malah yang ada "super rush" alias krisis ekonomi yang memicu kerusuhan yang dahsyat. Saya dengar Pengusaha tersebut sempat sakit, dan terpaksa melepas sebagian asetnya. Namun di saat susahnya beliau menjadi dekat dengan Tuhan, dan kabarnya malah memutuskan untuk menjadi seorang Penginjil. Di tahun 2013 ini, saya lihat ia sudah bangkit lagi membuat Proyek Prestisius di Pusat Kota Jakarta.

Memang apa yang terjadi besok tak pernah  kita ketahui. Maka Alkitab di Yakobus 4 : 13-17, mengingatkan kita untuk tidak merencanakan sesuatu tanpa menyertakan Tuhan. Dalam bisnis ada peribahasa,"Jangan kita menghitung berapa jumlah ayam yang akan kita punya dari jumlah telur yang sedang ditetaskan." Ada orang yang berpikir dirinya sudah begitu pintar dan telah melakukan pengamanan dengan rencana A, rencana B, dan rencana C, sehingga mengesampingkan perlunya penyertaan Tuhan dalam perencanannya. Tapi kadangkala, kalau namanya kita sedang apes atau sial, semua rencana yang sudah disusun dengan baik pun bisa gagal di tengah jalan, karena suatu keadaan yang tak terduga. Di situlah pentingnya kita menyertakan Tuhan dalam perencanaan bisnis kita.

Merencanakan bisnis dengan menyertakan Tuhan bukan artinya semua urusan dijamin akan berjalan mulus. Namun dengan adanya penyertaan Tuhan, kita mempunyai kekuatan untuk bangkit kalau kita jatuh. Kita juga punya keyakinan untuk percaya, bahwa maksud Tuhan selalu yang terbaik untuk kita. Alkitab menyatakan Janji Tuhan demikian, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.(Yeremia 29 : 11)" . Dengan keyakinan akan penyertaan Tuhan, kita akan selalu dapat berpikir positif, walau apa pun yang terjadi. Maka seperti Pengusaha Properti yang saya ceritakan di atas, dengan keyakinan akan penyertaan Tuhan, kita akan selalu punya kekuatan luar biasa untuk bangkit dari keterpurukan.

Masa depan memang tak bisa ditebak. Tanpa penyertaan Tuhan, manusia tidak punya pegangan untuk berharap. Dalam sebuah blog, saya membaca bahwa ketika krisis ekonomi mulai melanda Amerika Serikat, ada seorang Pengusaha yang usahanya bangkrut, kemudian bunuh diri setelah membunuh seluruh anggota keluarga lainnya. Inilah bahayanya kalau kita tidak pernah menyertakan Tuhan dalam merencanakan hidup kita.

Maka mulailah segala aktifitas dengan doa dan penyerahan pada Tuhan. Maka kita akan mempunyai dasar keyakinan, bahwa dalam keadaan yang sulit seperti apa pun, ada Tuhan yang mampu menolong kita. Carilah pegangan hanya kepada tangan kasih Tuhan di saat kesulitan menerpa. Dan percayalah janji Tuhan bahwa rancangan Tuhan selalu adalah rancangan damai sejahtera, dan bukan rancangan kecelakaan. Maka kita akan selalu mampu untuk bangkit dalam situasi sesulit apa pun......

Seperti dikatakan dalam bait sebuah lagu tentang umat Tuhan,"...apabila ia jatuh, tak akan tergeletak..sebab Tuhan menopang tangannya..."

Renungan Kristen

Mengumpulkan Harta Duniawi dan Harta Sorgawi


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

19. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.

20. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

21. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.(Matius 6 : 19-21)

Waktu saya masih kuliah, suatu saat saya dan teman-teman kuliah pergi wisata ke villa di Situ Patenggang. Kami mengendarai beberapa mobil yang disupiri oleh teman-teman saya juga. Salah satu mobil mengalami kecelakaan dalam perjalanan dan terbalik beberapa kali putaran. Untungnya Tuhan masih beserta kami, sehingga walau mobilnya hancur berantakan tapi teman-teman kami di dalam mobil itu semua selamat, hanya memar-memar, keseleo dan cedera ringan.

Uniknya salah satu teman saya yang duduk di bangku belakang memberi kesaksian bahwa pada waktu terjadi kecelakaan, satu hal yang terpikir untuk ia lakukan hanyalah menyelamatkan kameranya yang berharga jutaan rupiah. Ia mendekap erat dan melindungi kameranya selama mobil terbalik, bukannya mencari pegangan pada suatu pengaman. Alhasil tubuhnya penuh dengan luka memar-memar dan kakinya keseleo. Ia mengatakan bahwa ia senang bahwa kameranya yang mahal tidak mengalami kerusakan apa pun, walau tubuhnya penuh luka. Ia bilang, lebih baik dirinya yang cedera daripada kameranya hancur.....Pernyataannya membuat kami geleng-geleng kepala.....

Mungkin kita bisa bilang teman saya itu aneh, kok lebih mementingkan kamera daripada keselamatan sendiri. Lalu bagaimana dengan orang yang korupsi? Jelas-jelas korupsi bisa menyebabkan hukuman penjara bertahun-tahun, bahkan di beberapa negara seperti Cina, koruptor dihukum mati. Tapi masih saja ada orang yang korupsi, sehingga dihukum mati di Cina, seperti walikota Suzhou yang dieksekusi Juli 2011. Itulah artinya, dimana hartamu berada, di situ hatimu berada.

Kemilau harta memang sangat menyilaukan, sehingga banyak orang rela mengorbankan nama baik, kebebasan, bahkan nyawa sekali pun untuk mendapatkannya. Banyak orang yang berlomba-lomba mengumpulkan harta di dunia dengan cara  apa pun, sekalipun caranya kotor dan tak berkenan bagi Tuhan, tapi lupa untuk mengumpulkan harta sorgawi.

Maka Alkitab di Matius 6 : 19-21 mengingatkan kita untuk tidak hanya mengumpulkan harta di dunia, tetapi juga harta di akhirat. Sebab kita hidup di dunia hanya sementara waktu, maka kita harus menyiapkan bekal untuk kehidupan kita nanti di akhirat. Caranya bisa dengan menyisihkan sebagian harta materi kita untuk kegiatan amal atau untuk Tuhan melalui gereja. Tapi bisa juga dengan menyumbangkan tenaga, pikiran, waktu kita untuk melayani Tuhan di gereja atau kegiatan sosial lainnya, sehingga kita akan mempunyai tabungan untuk kehidupan di akhirat nanti. 

Alkitab juga mengingatkan kita bahwa harta di dunia itu fana, jadi adalah sebuah kebodohan kalau kita rela melakukan cara-cara kotor untuk meraih harta dunia. 

Tapi banyak orang hanya mementingkan kebutuhan duniawi. Seakan-akan kalau waktu, tenaga dan materi kita dibuat untuk pelayanan, akan menimbulkan kerugian besar....Seakan-akan kalau kita melayani Tuhan, hanya menjadi orang sok suci dan munafik, tak ada untungnya...

Namun Allah menjamin bahwa kalau kita mau mendahulukan mencari harta sorgawi, kita juga akan mendapatkan kecukupan di dunia. Bahkan Alkitab berkata, semua yang kita cari di dunia akan ditambahkan kepada kita. Itu dikatakan dalam Matius 6 : 31-33 demikian :

31. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.(Matius 6 : 31-33)

Itulah janji Tuhan kepada orang yang mau mendahulukan mencari kerajaan Allah daripada kepentingan duniawi. Masalahnya apakah kita percaya kepada janji Allah atau lebih silau dengan kemilau harta duniawi? Jadi, mana yang akan anda dahulukan untuk mengumpulkannya, harta duniawi atau harta sorgawi?

Renungan Kristen

Keluarga Yang Harmonis


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

17. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
18. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
19. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
20. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
21. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.(Kolose 3 : 17-21)

Saat Bunda Theresa dari Calcuta India menerima hadiah Nobel Perdamaian tahun 1979, ia menolak hadiah uang yang biasa diterima oleh pemenang Nobel, dan meminta uang itu untuk disumbangkan ke yang membutuhkan. Lalu salah satu panitia Nobel bertanya kepadanya,"Kalau begitu apakah yang bisa kami lakukan untuk membantu anda?" Bunda Theresa menjawab, "Pulanglah ke rumahmu dan kasihilah keluargamu di rumah!"

Memang benar apa yang dikatakan oleh Bunda Theresa, selain dipanggil untuk mengasihi orang lain, orang Kristen terpanggil terutama dan pertama-tama, untuk mengasihi keluarganya di rumah. Sebuah keluarga yang saling mengasihi dan harmonis adalah suatu kesaksian tentang kasih yang akan menginspirasi orang lain untuk memuliakan Allah. Sebab melalui mengasihi keluarga, kita sudah menjadi pelaku-pelaku firman yang bukan sekedar berkata-kata.

Sebuah data dari Bimas Kementerian Agama Indonesia, di tahun 2012 jumlah perceraian pasangan yang menikah sah secara hukum negara mencapai sekitar 250.000 kasus. Ini tak termasuk orang-orang yang nikah siri atau tidak mencatatkan pernikahannya di KUA. Artinya dari sekitar 250.000.000 penduduk Indonesia, 500.000 orang melakukan perceraian di tahun 2012. Itu sama saja dengan 1 : 500 penduduk Indonesia melakukan perceraian di  tahun 2012 lalu. Tentu di dalamnya termasuk umat Kristiani yang melakukan perceraian. 1 dari 500 penduduk Indonesia melakukan perceraian dalam setahun adalah sebuah angka yang ironis untuk dilihat.

Masalah maraknya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) , kenakalan remaja, perkelahian di antara pelajar, penyalahgunaan obat terlarang, perselingkuhan, perkosaan remaja dan banyak lagi kejadian lainnya, telah mengisyaratkan betapa kemajuan jaman telah menimbulkan banyak efek negatif pada hubungan keharmonisan dalam keluarga. Kalau tidak dijaga dengan segera, bukan tidak mungkin anda akan termasuk hitungan 1 diantara 500 penduduk Indonesia yang bercerai di tahun-tahun berikutnya.

Maka sudah saatnya kita sebagai umat Kristiani harus mulai memperhatikan keluarga kita lebih lagi. Kolose 3 : 17-21 memberikan kita pelajaran bagaimana seharusnya kita menjaga keutuhan keluarga kita. Syarat utama keluarga Kristen yang bahagia adalah ada Tuhan di tengah keluarga. Seperti Kolose 3 ayat 17 katakan," Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." Tanpa kehadiran Tuhan di tengah keluarga, maka kasih kita terhadap keluarga akan sulit terbentuk.

Syarat selanjutnya di Kolose 3 ayat 18-21 adalah suatu yang sangat logis diperlukan untuk sebuah keluarga harmonis : istri harus taat kepada suami, suami harus mengasihi istri dan tidak berlaku kasar kepadanya, anak-anak harus taat kepada orang tua, dan orang tua tidak boleh menyakiti hati anaknya. Kalau ini bisa dijaga dan dijalankan, tentunya tanpa melupakan syarat utamanya, yaitu kehadiran Tuhan dalam rumah tangga, maka keluarga Kristen pasti akan menjadi keluarga yang harmonis, rukun, dan sejahtera lahir dan batin.

Membagi kasih kepada orang lain tidak perlu muluk-muluk dengan menginjili orang lain di pulau terpencil...... Mulailah dari yang terdekat, yaitu mengasihi seisi rumah anda, lalu tetangga anda dan orang-orang lain di sekitar anda berada......

Renungan Kristen


Rela MenjalankanTugas seperti sedang Melayani Tuhan


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen


5. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,

6. jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,

7. dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.

8. Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.

9. Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.(Efesus 6 : 5-9)


Waktu sepupu saya baru lulus sekolah kedokteran, ia pernah bercerita tentang temannya sesama dokter baru yang bertugas di UGD rumah sakit, yang mendapat tegoran keras dari Tuhan karena sering tidak melayani pasien gawat dengan tulus dan sebaik mungkin.

Ceritanya suatu saat, temannya sedang bertugas menjadi dokter jaga di fasilitas UGD. Perawat memberitahukan bahwa ada seorang pasien kritis yang harus ditangani segera, dan tak ada dokter lain yang bisa menanganinya saat itu. Seperti biasa ia mengulur waktu untuk menangani si pasien dengan alasan ia mau istirahat makan dulu. Baru setelah selesai makan ia dengan santai mendatangi si pasien gawat darurat untuk menanganinya. Alangkah kagetnya ia, waktu tahu bahwa pasien yang sedang kritis itu adalah adik kandungnya sendiri. Ia pun segera berusaha menyelamatkan adiknya, tapi semua sudah terlambat. Nyawa adiknya tidak dapat diselamatkan. Padahal ia sadar kalau tadi ia tidak berlama-lama menunda untuk menangani si pasien, kemungkinan masih ada harapan untuk adiknya bisa diselamatkan.

Memang orang kadangkala suka pilih kasih kalau-kalau melayani orang lain. Seandainya dokter tadi tahu bahwa yang ditangani adalah pejabat penting, seumpama menteri, keluarga atasannya,  atau keluarganya sendiri, pasti ia rela untuk menunda waktu istirahat makannya demi keselamatan si pasien. Tapi karena ia pikir toh si pasien bukan siapa-siapa, maka ia mendahulukan haknya untuk istirahat makan tepat waktu. Memang sih kalau orang sudah melihat, apalagi memegang banyak darah pasti sudah kehilangan nafsu makan......

Maka tak heran kalau di Alkitab Efesus 6 : 7, orang Kristen diminta untuk menjalankan pelayanannya seperti melayani Allah, dan bukan melayani manusia. Dengan demikian semua orang akan sama dianggap penting. Apakah kita melayani konglomerat atau pun orang miskin, melayani atasan atau orang buta sekali pun yang tak bisa melihat kerja kita, kita melihatnya sebagai melayani Allah. Melayani Tuhan, pasti kita akan memberikan yang terbaik. Sebab bukankah Tuhan itu lebih agung dari konglomerat atau Presiden sekali pun?

Kita juga diperintahkan untuk mentaati atasan bukan karena mau cari muka. Kita harus melakukan kerja kita dengan baik, bukan supaya disenangi oleh atasan. Kita harus melakukannya sebagai persembahan kepada Allah, agar melalui pekerjaan kita orang yang kita layani dan atasan kita, ikut memuji Allah.

Kepada para atasan, Alkitab juga mengingatkan jangan mentang-mentang berkuasa maka bisa berlaku tak adil atau semena-mena kepada bawahannya. Alkitab mengingatkan bahwa sekali pun kita sangat berkuasa, namun di sorga ada Allah yang senantiasa melihat perbuatan kita. Tuhan akan menghukum semua tuan yang berlaku tak adil dan semena-mena kepada bawahannya.

Alkitab juga mengingatkan, bahwa kalau kita mau melakukan perbuatan baik, pasti ada balasan yang baik untuk kita dari Tuhan. Maka marilah kita saling mendorong untuk berbuat kebaikan di dunia ini, dengan sekuat tenaga......Karena semua pelayanan kita adalah persembahan untuk Allah kita........

Renungan Kristen

Mengenal dan Memuji Segala Kebaikan Tuhan


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

1. Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
2. Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
3. Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
4. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
5. Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
6. TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
7. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
8. TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
9. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
10. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
11. tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
12. sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
13. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
14. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
15. Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
16. apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.
17. Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,
18. bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.
19. TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.
20. Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya.
21. Pujilah TUHAN, hai segala tentara-Nya, hai pejabat-pejabat-Nya yang melakukan kehendak-Nya.
22. Pujilah TUHAN, hai segala buatan-Nya, di segala tempat kekuasaan-Nya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!(Mazmur 103 : 1-22)

Saya pernah diminta membantu seorang petobat baru yang sudah beberapa bulan rutin ke gereja. Latar belakangnya adalah agama lain. Ia terpanggil mencari Yesus karena mendengar lagu-lagu pujian Kristen yang mengagungkan Nama Tuhan. Entah kenapa ia terusik sekali saat tak sengaja mendengar lagu yang berisi pujian akan betapa baiknya Tuhan kita. Lalu ia seakan-akan selalu ingin dan ingin sekali lagi mendengar lagu itu. Gara-gara lagu itu akhirnya ia mulai datang ke gereja, tanpa tahu kenapa ia ingin datang ke gereja. Tapi setelah datang sekali tak ingin juga berhenti. Maka melalui lagu,pujian  ia telah terpanggil untuk menjadi pengikut Kristus.

Dalam Mazmur 103 : 1-22 Raja Daud memasyurkan Nama Tuhan, menceritakan betapa begitu baik-Nya Tuhan. Alkitab di bagian lain juga menyatakan bahwa Saul yang kerasukan roh jahat, juga selalu pulih kalau mendengar nyanyian Daud memuji Tuhan. Ini menggambarkan betapa sebuah nyanyian pujian kepada Tuhan itu mempunyai kekuatan dahsyat, walau tak terlihat oleh mata kekuatannya itu.

Dalam Mazmur 103, Daud menceritakan kepada kita siapa Tuhan yang dikenalnya, dan mengajak semua orang untuk ikut memuji Tuhan. Berikut beberapa kebaikan Tuhan yang disebutkan dalam pujian Daud tersebut :
  • Tuhan itu Kudus
  • mengampuni segala kesalahan, menyembuhkan penyakit
  • menebus hidup manusia dari lobang kubur, memahkotai dengan kasih setia dan rahmat
  • memuaskan hasrat manusia dengan kebaikan
  • menjalankan hukum dan keadilan bagi orang yang diperas
  • Tuhan yang telah memperkenalkan jalan-Nya pada Musa dan menyelamatkan orang Israel dari perbudakan Mesir  (sebagai bukti akan kekuasaan-Nya)
  • Tuhan yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia
  • tidak menuntut dan tidak selama-lamanya mendendam
  • tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalaskan-Nya kepada kita setimpal kesalahan kita
  • besar kasih setia-Nya kepada orang yang takut akan Dia
  •  menjauhkan kita dari pelanggaran kita
  • menyayangi kita seperti Bapak kepada anak-Nya
  • Tuhan yang mengenal siapa kita
  • kasih setia Tuhan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya

Alangkah baik-Nya Tuhan kita itu. Bahkan ada pujangga yang mengatakan bahwa kalau kita mau menulis segala kebaikan Tuhan kepada kita satu persatu, setiap hari sejak lahir hingga kita wafat, laut tak akan cukup untuk menjadi tintanya.

Maka marilah kita merenungkan segala kebaikan Tuhan kepada kita. Mungkin kadangkala kita melewati masa-masa yang sulit, namun tetaplah ingat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang selalu penuh kasih setia, tak akan Ia meninggalkan kita. Tetaplah kita harus bersyukur atas segala kebaikan Tuhan. Karena di atas langit yang mendung, selalu ada pelangi sukacita yang Tuhan telah persiapkan untuk kita.....

Maka pujilah Tuhan senantiasa dengan nyanyian yang mengagungkan-Nya, baik itu di saat kita susah maupun kita senang......Karena sungguh, nyanyian pujian kepada Tuhan itu memiliki kuasa yang dahsyat...

Renungan Kristen 

Persembahan yang Paling Disenangi oleh Tuhan


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.(Roma 12 : 1)

Uang persembahan memang diperlukan untuk pelayanan Organisasi Gereja. Kalau tidak ada uang persembahan jemaat, lalu dari mana Organisasi Gereja bisa membayar gaji pegawai, listrik, membeli peralatan-peralatan ibadah, membeli mobil, dan lain sebagainya? Apa Organisasi Gereja harus membuat perusahaan untuk mendanai kegiatannya? Maka tak heran kalau Allah telah menetapkan bagi Orang Kristen untuk mempersembahkan sepersepuluh dari pendapatannya untuk Tuhan, melalui Organisasi Gereja.

Namun demikian di mata Allah, ada lagi persembahan lain yang lebih disukai-Nya daripada persembahan uang dari jemaat. Yaitu kalau Jemaat mau mempersembahkan dirinya untuk Tuhan.

Artinya bahwa kehadiran kita di acara-acara ibadah adalah suatu yang lebih penting dari sumbangan uang itu. Apalagi kalau kita mau melayani di gereja sebagai anggota paduan suara, kolektan, pemusik atau penatua. Dan yang sempurna adalah kalau suatu saat melalui kehadiran kita di gereja dan  masyarakat, yang hidup kudus, takut akan Tuhan, dan penuh kasih, maka orang lain jadi ikut mengagungkan Tuhan kita.

Salah satu contoh orang yang telah membuat banyak orang tertarik kepada Allah adalah Bunda Teresa dari Calcuta India. Pada waktu ia wafat, bukan hanya orang dari gereja saja yang memberi penghormatan pada penguburannya. Tapi juga tokoh-tokoh agama lain, orang-orang religius dan sekuler, dan beberapa pemimpin negara di dunia hadir dalam upacara pemakamannya. Walau banyak orang yang juga mengkritik pelayanannya, namun lebih banyak yang mengapresiasi pelayanannya sebagai suatu keajaiban dari Tuhan. Banyak sekali orang yang telah menerima Yesus karena buah pelayanan Bunda Teresa.

Untuk bisa memperkenalkan Yesus kepada dunia seperti Bunda Teresa, kita harus lebih dahulu bergaul erat dengan Yesus dalam kehidupan kita. Maka buah-buah Roh akan tampak dan terlihat oleh orang lain. Buah-buah Roh itu ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Galatia 5 : 22-23). Melihat kesaksian yang demikian orang akan mengagungkan nama Tuhan. Itulah persembahan yang Tuhan paling sukai dari umat-Nya.

Renungan Kristen

Menghindari Batu Sandungan kepada Orang lain


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi renungan Kristen

8. "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."
9. Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.

10. Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?

11. Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu.
12. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.

13. Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.(1 Korintus 8 : 8-13)

Pada waktu saya masih aktif di sebuah gereja di Bandung, suatu ketika terjadi kehebohan di seluruh gereja. Hal itu disebabkan salah satu pengurus Komisi Pemuda yang anak dari seorang Penatua, telah dihukum oleh orang tuanya dengan 3 bulan tidak boleh keluar malam. Akibatnya selama 3 bulan dia absen mengurus Persekutuan Pemuda yang biasa diadakan hari Sabtu malam. Apa pasalnya, apakah karena ia melakukan suatu kesalahan? Pasti, tapi bukan karena suatu kejahatan atau kenakalan. Apakah kesalahannya? Ia telah memberikan uang pembayaran kuliahnya untuk membantu teman gereja yang lain tanpa ijin orang tuanya......Ini adalah suatu contoh bahwa membantu orang lain kalau caranya salah, bisa mendatangkan suatu akibat yang tidak baik......!!!

Ceritanya demikian, suatu ketika teman saya yang bernama Indah diberi uang oleh orang tuanya untuk membayar uang kuliah, sebuah jumlah yang cukup besar bagi orang tuanya yang pegawai negeri. Namun salah satu teman gereja yang lain, memohon pinjaman kepada Indah untuk membayarkan uang kuliahnya yang harus dibayar paling lambat esok harinya, karena orang tuanya belum punya uang. Indah akhirnya meminjamkan uang kuliahnya untuk dipakai dahulu membayar uang kuliah teman gerejanya, dengan pertimbangan jatuh tempo pembayaran uang kuliahnya masih 3 minggu. Apa nyana setelah 3 minggu, teman gereja yang dipinjamkannya itu belum punya uang juga untuk mengganti uang kuliah Indah yang dipinjamnya.

Meminjamkan uang kepada orang lain yang membutuhkan adalah suatu kebaikan. Namun kebaikan yang dilakukan Indah di sini telah menjadi batu sandungan bagi orang tuanya. Indah telah memakai uang tidak sesuai peruntukannya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu orang tuanya yang sudah memberi amanat. Akibatnya orang tuanya harus mencari uang tambahan untuk membayar uang kuliah yang seharusnya sudah terbayar, dengan menjual suatu barang yang seharusnya tidak perlu dijual. Sebab akhirnya mereka harus merelakan kalau pun uang yang dipinjamkan itu tidak bisa tertagih.

Melalui Alkitab di 1 Korintus 8 : 8-13, Rasul Paulus ingin menekankan bahwa sebagai orang Kristen, semua tindakan kita tidak boleh menjadi batu sandungan bagi orang lain. Memang ada kasus dimana Yesus menegor orang-orang Yahudi, dan tegoran-Nya dianggap sebagai batu sandungan bagi orang-orang Yahudi. (Matius 15 : 12). Tetapi walau dianggap sebagai batu sandungan, namun tegoran Yesus itu justru untuk menyelamatkan orang Yahudi. Maka secara jelas, yang dimaksud menjadi batu sandungan bagi orang lain, adalah bila suatu tindakan itu sudah menyakiti, dan tidak berfaedah untuk membangun orang lain.

Sering kali kita melihat orang-orang dalam organisasi gereja bertengkar karena suatu kebijakan. Maka kalau keributan itu tidak membangun satu sama lain, maka itu sudah menjadi suatu batu sandungan bagi orang lain. Kecuali kalau ada seorang mengkritik organisasi gereja karena kebijakan yang tidak Alkitabiah, itu adalah suatu yang wajib kita lakukan. Menentang suatu yang tidak Alkitabiah, adalah agar orang lain tidak tersesat dan tidak jatuh ke dalam perangkap Iblis.

Maka Alkitab dalam 1 Korintus 8 berkata, kalau untuk hanya masalah sepele seperti makanan, tak perlulah membuat kita menyinggung perasaan orang lain. Contohnya saat kita mengundang pesta, kalau kita tahu ada orang beragama lain yang diundang, sudah seyognya kita tak menyuguhkan makanan yang haram menurut mereka. Atau kalau ingin juga menyuguhkannya, dipersiapkan di tempat yang tertutup atau terpisah dari hidangan untuk umum.

Melalui ayat Alkitab ini, kita juga bisa menarik kesimpulan bahwa kalau di gereja ada keributan cuma karena masalah-masalah organisasi, seperti pemilihan pemimpin, bagaimana cara memanfaatkan uang persembahan jemaat, dan sebagainya, itu harus dihindari. Semua itu adalah batu sandungan dan tak ada nilainya dalam membangun jemaat. Walau semua pihak yang bertengkar itu mengaku mereka ingin mempertahankan suatu yang baik, tapi sesungguhnya mereka sedang melukai Kristus.

Renungan Kristen

Warisan Paling Berharga untuk Anak-Anak Kita


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen


4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

5. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

6. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,

7. haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.(Ulangan 6 : 4-7)

Orang tua adalah orang-orang yang paling harus dikasihi oleh anak-anaknya. Betapa tidak, mereka memelihara kita sejak lahir, memberikan kita susu waktu bayi, melindungi kita dari ancaman marabahaya, menyekolahkan kita, dan memberi semua yang kita perlukan. Bahkan setelah kita dewasa pun, yaitu setelah kita menikah, kasih mereka kepada kita tak pernah berkurang. Kadangkala cinta mereka lalu sempat diberikan kepada anak-anak kita juga, yaitu cucu-cucu dari mereka. Orang tua selalu terlihat sangat bahagia kalau anak-anak yang sudah berumah tangga mengunjunginya.

Orang tua selalu mau berkorban untuk anaknya, bahkan kalau perlu, mungkin nyawa pun akan mereka berikan untuk melindungi anak-anaknya. Waktu saya bekerja di gereja, ada satu pegawai gereja yang kalau dikasih makanan enak oleh jemaat, tidak pernah ia makan sendiri, pasti ia berikan ke anaknya. Kalau anaknya mampir di gereja saat ia punya makanan enak pemberian jemaat, pasti ia bilang ke anaknya,"Papah sudah kenyang, makanan ini untuk kamu saja." Sedangkan ia cuma makan supermi, yang dimasaknya sendiri di dapur gereja. Kalau anaknya tak mampir ke gereja pulang sekolah, makanan enak pasti ia bungkus dan dibawa pulang untuk anak-anaknya. Ia juga mengajukan diri kepada Majelis Jemaat Gereja untuk dikasih pekerjaan tambahan, kadang pulang sampai tengah malam. Ia pernah berkata kepada saya, ia melakukan itu semua agar ia bisa menyekolahkan kedua orang anaknya setinggi mungkin.

Banyak orang tua juga mempersiapkan warisan yang akan diberikan kepada anak-anaknya kalau mereka nanti meninggal. Ada yang mempersiapkan asuransi pendidikan, ada yang membuatkan perusahaan supaya anak-anaknya kelak bisa jadi pemimpin di perusahaan itu, ada yang memberikan simpanan untuk masa depan anak-anaknya dalam bentuk lain.

Seorang teman istri saya bercerita, pada waktu ayahnya meninggal, ia dan adik-adiknya belum selesai kuliah. Mereka hampir saja putus sekolah. Beruntung suatu pagi ibunya menemukan beberapa batang emas di sebuah lemari, yang sengaja disembunyikan ayahnya untuk persiapan biaya pendidikan kalau ia meninggal dunia. Rupanya sang ayah sudah tahu kalau dirinya mengidap suatu penyakit, dan sewaktu-waktu bisa dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Namun ia tak mau menceritakannya pada istri dan anak-anaknya. Dan ia mau memastikan kalau terjadi suatu hal padanya, anak-anaknya tidak akan putus sekolah.

Masih banyak lagi kisah mengenai kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Sungguh kecintaan orang tua kepada anak-anaknya amat luar biasa.

Namun Alkitab di Ulangan 6 : 4-7, mengingatkan orang tua untuk tidak lupa untuk juga mempersiapkan suatu hal lain yang sangat berharga untuk anak-anaknya, yaitu pengenalan akan Firman Allah. Sebab pengenalan akan Firman Allah, bukan saja akan membawa anak-anak kepada keselamatan dunia, tapi juga keselamatan akhirat.

Ayat di Ulangan 6 : 4-7 sebenarnya ditujukan kepada umat Israel yang pada waktu itu telah dibebaskan oleh Allah dari perbudakan Mesir, dan siap untuk masuk negeri perjanjian. Namun  ayat-ayat ini juga ditujukan bagi kita sebagai orang-orang Israel rohani.

Orang-orang yang erat bergaul dengan Firman Tuhan akan diberkati oleh Tuhan, sehingga apa pun yang diperbuatnya berhasil. Itulah janji Tuhan di Mazmur 1 : 1-3, yang berkata demikian :

1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

2. tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

3. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.(Mazmur 1 : 1-3)

Orang tua mana yang tidak mau kalau semua yang diperbuat anak-anaknya   berhasil?

Maka sebagai orang-orang Kristen yang mengasihi anak-anaknya, di luar daftar-daftar hal lain yang dipersiapkan untuk anak-anaknya, seperti asuransi pendidikan, tabungan untuk anak-anak, perusahaan untuk anak-anak, seyogyanya memastikan satu hal ini sebagai warisan yang paling berharga bagi anak-anaknya, yaitu Pengenalan akan Firman Tuhan.

Pengenalan akan Firman Tuhan adalah sebuah warisan paling berharga bagi anak-anak kita, yang akan menyelamatkan mereka di dunia dan di akhirat.

Renungan Kristen



Mari Wartakan Kasih Yesus Kepada Dunia


Renungan Kristen :  Sekedar Berbagi Renungan Kristen


18. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.

19. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"

20. Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.(Markus 5 : 18-20)

Membaca kisah Alkitab di atas, mengingatkan saya atas masa lalu saya. Dulu saya adalah penganut agama lain. Bahkan Ibu saya berasal dari keluarga yang sangat fanatik menganut agama lain, cucu dari seorang Kyai di Jawa Barat dan tokoh pengajian dalam lingkungannya. Saya juga melaksanakan ibadah haji di tahun 1990-an.

Pengenalan akan Kristus bermula dari keadaan jiwa saya yang labil, karena dulu saya mempelajari Ilmu Supranatural tanpa bimbingan guru, sehingga tersandung. Dulu saya bisa melihat masa depan melalui mimpi. Dan badan saya juga kebal atas api. Namun saya sangat terganggu karena bisa melihat berbagai makhluk yang seharusnya tak kasat mata dalam pandangan manusia. Awalnya saya pikir saya sudah gila, dan berobat ke dokter ahli jiwa. Tapi bukannya malah membaik, tapi membuat menjadi ketergantungan obat, dan ada degradasi di kemampuan mengingat. Sebelumnya, saya bisa menghafal isi buku pelajaran tepat seperti apa yang tercetak di buku, sampai beberapa halaman, sehingga di SD dan SMP sering menjadi juara umum sekolah. Setelah mengkonsumsi obat daftar G, maka yang ada cuma mengantuk dan kekuatan menghafal menurun.

Suatu ketika saya bertemu orang yang sama-sama punya karunia melihat alam gaib, saya baru sadar bahwa saya tidak gila. Ternyata dia bisa menggambarkan makhluk yang saya lihat dengan rinci, sama persis seperti yang saya lihat. Padahal saya tak menceritakannya. Maka mulailah saya mencari pertolongan spritual, mulai dari Ajengan, Kyai, Guru Pencak Silat, sampai dukun sekali pun. Apa pun saya lakukan agar bisa lepas dari ketergantungan obat daftar G.

Pencarian saya berujung ketika tanpa sengaja saya bercerita pada seorang teman yang adalah jemaat suatu Gereja. Ia tanya saya tadi dari mana? Saya bilang habis cari Guru Pencak Silat. Waktu saya bercerita tentang masalah saya, ia cuma berkata demikian,"Habis sih kamu cari-cari ilmu supernatural segala, memangnya perlindungan Tuhan kamu tak cukup? Kalau saya sih cukup cuma mengandalkan Tuhan Yesus saja. Itu lebih dari cukup." Kata-kata teman saya menarik keingintahuan saya tentang Yesus yang disembah oleh teman saya itu. Maka saya minta banyak teman lain yang beragama Kristen untuk mengajak saya ke gereja, tapi tak ada yang berani, karena mereka tahu siapa keluarga saya, Ibu saya adalah seorang tokoh pengajian di lingkungannya. Akhirnya saya nekat diam-diam pergi ke gereja sendiri, toh pikir saya tak akan ada orang gereja yang kenal siapa saya. Maka saya mulai datang di kebaktian selama beberapa minggu secara diam-diam. Ajaibnya setiap ibadah, saya melihat bahwa jin-jin yang bersarang di tubuh saya terlepas satu persatu. Dan setelah beberapa minggu beribadah diam-diam di gereja, saya tidak lagi melihat makhluk-makhluk gaib yang sangat menggangu hidup saya. Dan mulai berhenti mengkonsumsi obat daftar G. Saya terus ke gereja dan mulai mempelajari isi Alkitab sendiri. Bahkan menjadi satu dari 5 orang jemaat gereja yang tiap Senin dan Rabu pagi, pukul 6.00 WIB ikut serta Persekutuan Doa Pagi. Anehnya tak ada yang tahu kalau saat itu status saya masih beragama lain. Lalu saya menerima Kristus secara pribadi.

Sekitar lima bulan kemudian terjadi kehebohan di keluarga saya, setelah ada kerabat melapor melihat saya keluar dari sebuah gereja. Maka saya dipanggil oleh keluarga untuk disidang. Saya memang berusaha menjelaskan pandangan saya tentang agama Kristen, tanpa menjelek-jelekkan agama asal saya. Yang saya saksikan dan mereka juga melihat, tidak bisa dibantah adalah saya sudah berhenti tergantung terhadap obat daftar G. Saya sudah sembuh!!!

Tahun 1997, saya memberi diri di Baptist, dan setelah itu sempat dibuang oleh keluarga beberapa bulan, namun dicukupkan oleh Allah dengan mendapat proyek arsitektur pertama, saat masih kuliah. Saya tetap baik dan hormat orang tua, dan saat ibu ulang tahun, walau saya tak datang, saya kirim kue ulang tahun yang sangat mahal, dari uang pembayaran proyek saya. Seminggu kemudian ayah menjemput saya, dan membawa saya kembali ke rumahnya. Saat ayah saya berhenti dari pekerjaan pasca pensiun setahun kemudian, saya mendapat berkat Allah berupa  jabatan General Manajer di sebuah anak perusahaan Multinasional, dengan gaji yang cukup besar waktu itu. Suatu yang luar biasa untuk seorang yang baru lulus kuliah dengan nilai tak terlalu bagus, karena sakit. Apalagi saat itu banyak orang lain di PHK karena krisis. Dan selama beberapa tahun bisa membantu menopang rumah tangga ayah dan ibu saya. Sampai kedua orang tua saya meninggal, keluarga melihat bahwa ayah dan ibu saya menganggap saya sebagai anak kesayangan mereka, karena mengingat apa yang saya lakukan dengan pendapatan saya itu.

Pernah beberapa orang teman dari agama asal saya bertanya, kenapa saya pindah agama? Saya ceritakan apa adanya, dan dari semua yang bertanya, 2 orang kemudian menerima Kristus. Satu, yang adalah wanita keturunan Bangsawan Banten kemudian dibaptist. Tapi ia juga tak dibuang oleh keluarganya. Sama seperti saya, disaat keluarganya susah menjadi tulang punggung keluarga dengan pekerjaannya di sebuah Hotel bintang 5.

Apa yang diajarkan Yesus di Alkitab Markus 5 : 18-20 adalah suatu ajaran tentang bagaimana kita menginjili dengan seharusnya. Tidak perlu kita menjelek-jelekkan agama lain, karena itu tak menarik buat orang beragama lain, dan hanya akan menimbulkan permusuhan. Tak perlu kita mengada-ada.

Yang harus kita lakukan dalam menginjili adalah, menceritakan kepada orang lain bagaimana anda bersyukur mempunyai Yesus Kristus dalam kehidupan anda. Ceritakanlah kepada orang yang bertanya, mengapa anda mau jadi pengikut Kristus.....Maka orang akan tertarik untuk mencari siapa itu Kristus, yang telah menjadikan anda sebagai seorang yang baik, yang santun, yang penuh kasih kepada sesama......

Renungan Kristen

Bila Orang Kristen Dianiaya


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen


Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.(Matius 10 : 16)

18. "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

19. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

20. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.

21. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.(Yohanes 15 : 18-21)

Menjadi Pengikut Kristus itu tidak mudah. Kita ditempatkan di dunia yang kadangkala tidak bersahabat dengan kita. Sering kali Gereja dianggap sebagai ancaman bagi orang yang tak mengerti, siapa itu Yesus Kristus. Seringkali orang Kristen dianiaya tanpa sebab.

Saya mengalaminya ketika di tahun 1999 bertugas selama 4 bulan di sebuah kota di Sumatera. Ketika hari minggu, saya biasa pergi ke kota untuk beribadah di sana. Saya sengaja pergi sendiri dengan kendaraan umum, karena teman-teman yang menempati mess di sana semua bukan pemeluk agama Kristen. Saat di kota, saya naik bis untuk menuju Gereja di alun-alun kota. Tiba-tiba ada seorang pria naik bis itu, lalu merampas Alkitab yang dipegang seorang pemudi dan memukul wanita itu. Ia juga menganiaya beberapa orang lain di dalam bis itu, karena memegang Alkitab. Saya sempat terpancing mau melawan orang itu, untunglah seorang anggota jemaat pria, segera mengingatkan semua orang Kristen di bis itu,  bahwa kita tak boleh melawan kekerasan dengan kekerasan.

Setelah peristiwa itu, saya baru sadar bahwa memang di kota itu, orang biasa membawa Alkitab yang kecil dan dimasukkan ke dalam tas atau dompet, dan kadang melihatnya dengan kaca pembesar. Ternyata itu karena kalau orang terlihat naik bis sambil menatang Alkitab, sering kali dianiaya orang tanpa sebab. 

Orang Kristen memang sering dianiaya tanpa sebab. Tidak ada satu pun kesalahan kita pada orang yang menganiaya itu. Satu-satunya hal yang dianggap kesalahan oleh mereka, adalah bahwa kita menjadi Orang Kristen.

Orang Kristen yang mengalami hal demikian harus bangga, sebab bukankah Yesus juga diperlakukan demikian oleh para Tua-Tua Bangsa Yahudi? Padahal Yesus tidak pernah melakukan suatu kesalahan apa pun kepada mereka. Satu-satunya yang dianggap kesalahan oleh mereka, adalah bahwa Yesus mengajarkan tentang kebaikan. Bahwa Orang Kristen akan sering dianiaya tanpa sebab, sudah diperingatkan oleh Yesus di dalam Yohanes 15 : 18-21.

Mengapa banyak orang melakukan penganiayaan terhadap Orang Kristen? Karena mereka adalah orang-orang dunia yang tidak mengenal Yesus. Itulah sebabnya mengapa berita Injil harus diwartakan dengan penuh kasih, agar orang-orang dunia itu mengenal siapa itu Tuhan Kita yang penuh kasih. Kalau mereka menerima berita injil dan mau dibaptiskan, mereka akan diselamatkan. Tapi kalau mereka tetap tak mau mendengar berita Injil, dan masih melakukan penganiayaan kepada Orang Kristen, mereka pasti akan dihukum dalam neraka yang menyala-nyala. Itulah apa yang dikatakan oleh Alkitab kepada kita.

Untuk menghadapi segala kebencian orang-orang dunia, Yesus mengajarkan kita untuk melawan kejahatan dengan kebaikan. Untuk itu Yesus mengajarkan kita untuk bertindak cerdik, bukannya dengan melawan secara frontal.

Contohnya, untuk mereka yang mengalami kasus seperti yang saya alami di Sumatera, memang tak ada salahnya kalau kita membawa Alkitab kecil dan kaca pembesar ke gereja, dimasukkan ke dalam tas. Lebih baik kita menghindari konflik daripada memancing suatu bahaya. Hal inilah apa yang dimaksud oleh Yesus, "cerdik seperti ular, tulus seperti merpati."

Saya juga menemukan beberapa blog yang berusaha memperkenalkan berita Injil dengan menjelek-jelekkan agama lain. Marilah kita memperkenalkan berita Injil dengan penuh kasih, jangan dengan menjelek-jelekkan agama lain. Menjelek-jelekkan agama lain hanyalah memancing kebencian dan memperluas salah faham. Dengan menjelek-jelekkan agama lain, tidak akan membuat orang mengerti siapa itu Yesus yang penuh kasih. Malah akan membuat pandangan bahwa kita adalah musuh dari orang yang beragama lain.

Beritakanlah berita Injil dengan kasih, doa, dan perbuatan baik, dan mengampuni musuh kita, agar mereka  melihat bahwa Allah kita memang Allah yang penuh kasih dan pengampunan.

Renungan Kristen

Menjadi Hamba Allah yang Beruntung


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

7. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

9. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

10. Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."(Lukas 17 : 7-10)

Hamba atau budak adalah manusia yang dimiliki oleh majikannya. Ia tak berhak untuk semaunya pindah bekerja kepada orang lain. Ia juga bukan bekerja untuk mendapatkan bayaran dari majikannya, tapi dengan sendirinya ia dihidupi oleh majikannya. Bahkan banyak hamba yang begitu disayang majikannya dan dianggap sebagai keluarga sendiri. Contohnya adalah hamba dari perwira di Karpernaum yang sakit lumpuh di Matius 8 : 5-13. Tuannya dengan susah payah datang kepada Yesus, minta supaya Ia sudi menyembuhkan hambanya itu. Sebab kalau kita merasa memiliki sesuatu, pasti kita punya kewajiban memeliharanya. Demikian juga budak pasti dipelihara oleh tuannya.

Berbeda dengan pegawai. Hubungan pegawai dan majikan lebih sebagai hubungan saling menguntungkan. Pegawai butuh uang dari majikan, majikan butuh tenaga dari pegawai untuk membantunya melakukan pekerjaan yang tidak bisa majikan lakukan sendiri. Majikan hanya punya tanggung jawab sebatas upah seperti yang sudah disepakati bersama. Dan saat pegawai itu tak lagi bekerja di sana, maka lepaslah sudah tanggung jawab majikan kepada pegawai.

Bagaimana dengan pelayan-pelayan di gereja, seperti pemain musik, kolektan, anggota paduan suara, penginjil, penatua, pendeta dan lain sebagainya? Apakah mereka pegawai Allah atau Hamba Allah? Kalau saya disuruh memilih, lebih baik menjadi Hamba Allah, daripada pegawai Allah. Kenapa?

Menjadi Hamba Allah berarti diakui Allah sebagai milik-Nya. Hamba-Hamba Allah pasti akan dipelihara oleh Allah, karena Allah merasa sebagai pemiliknya. Dan Allah adalah Tuan yang sangat baik seperti Perwira di Kapernaum di Matius 8 tadi, Ia menganggap hambanya sebagai keluarga-Nya sendiri, dan sangat mengasihi Hamba-Hambanya.

Sebutan Hamba Allah saat ini hanya digunakan untuk orang yang menjadi Pendeta. Namun sesungguhnya semua orang yang melakukan pelayanan di gereja adalah Hamba Allah juga. Hamba Allah berarti milik Allah yang dipelihara seperti keluarga-Nya sendiri.

Pendeta memang digaji oleh organisasi gereja, tapi uangnya adalah dari persembahan jemaat kepada Tuhan, gaji Pendeta itu dari uang milik Allah. Pendeta adalah Hamba Allah, sama seperti hamba dari Perwira di Kapernaum, telah dianggap oleh Allah sebagai bagian keluarga Allah. Wah, sungguh betapa agungnya menjadi Pendeta, menjadi bagian dari Rumah Tangga Allah sendiri.

Demikian juga berlaku dengan jemaat yang melayani di gereja sebagai pemandu nyanyian, anggota paduan suara, pemusik, penginjil, atau apa pun juga posisinya. Mereka adalah hamba Allah, bagian dari keluarga Allah. Kalau pun mereka menerima fasilitas dari gereja, itu juga bukan uang milik organisasi gereja, itu adalah uang dari persembahan jemaat untuk Tuhan. Dan sebagai milik Tuhan, Hamba Allah pasti dihidupi oleh Allah sebagai pemiliknya, melalui jalan-jalan berkat-Nya, apakah melalui pekerjaannya di kantor, penghasilan jualan, atau apa pun. Tapi bagi mereka Tuhan pasti pelihara sehingga tak berkekurangan. Sebab janji Tuhan  bagi Hamba-Hamba Tuhan adalah :

31. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

32. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.(Matius 6 : 31-33)

Firman Allah menyatakan bahwa Hamba-Hamba Tuhan tak perlu kuatir akan kehidupannya, pasti akan dipelihara oleh Allah. Segala kebutuhannya pasti akan dipenuhi oleh Allah. Sebab bagaimana mungkin Allah tidak memelihara orang-orang yang dianggap sebagai milik-Nya?

Namun kalau pelayan-pelayan di gereja itu adalah Hamba-Hamba Tuhan, pantaskah kalau mereka menuntut upah atau pujian atas jasa mereka kepada gereja? Kalau pelayan-pelayan gereja menuntut suatu upah dari Tuhan, berarti ia melihat dirinya sebagai seorang pegawai, bukan hamba. Maka kalau pegawai sudah mendapatkan upah, ia sudah cukup mendapat bayarannya. Tanggung jawab Allah padanya selesai saat upah itu telah diterimanya. Maka sungguhlah merugi kalau orang mau melayani Tuhan di gereja, kalau motivasi bukan sebagai persembahan untuk Tuhan.

Sebagai Hamba Allah, kalau kita sudah melakukan pelayanan di gereja, selayaknyalah kita berkata:

"Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 7 : 10)

Kalau kita sudah melakukan pelayanan kepada Kerajaan Allah, tak perlu kuatir apa yang akan kita makan, kita minum dan kita pakai,......semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.(Matius 6 : 31-33)


Renungan Kristen

Tak Kenal Maka Tak Sayang


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen


24. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.(Ibrani 10 : 24-25)

Salah satu kerabat ibu saya memiliki saham kebun kelapa sawit besar di Sumatera. Ketika beliau masih hidup, beliau pernah bercerita tentang perusahaannya. Waktu memulai usaha, kelapa sawit di perkebunannya hanya berbuah sedikit. Berbagai upaya sudah dilakukan namun hasilnya tidak berubah. Mereka sudah membayar banyak konsultan perkebunan, tapi hasilnya tidak nampak.  Pada akhirnya mereka mempekerjakan seorang ahli sawit dari India, yang terkenal selalu sukses membuat kebun sawit berbuah banyak. Bayarannya sangat mahal. Tapi ternyata hasilnya sepadan, kebun sawit itu akhirnya menghasilkan buah sawit banyak sekali.

Ternyata rahasianya adalah, orang India ini sangat bersahabat dengan tanaman dan dengan hewan-hewan di kebun sawit.  Konon ia sering memanjat pohon sawit dan berbicara pada semut-semut di sana. Ia pernah sangat marah ketika tanpa sengaja penyemprotan pestisida membunuh semut-semut itu. Sebab menurutnya, itulah rahasianya kenapa kebun sawit yang dikelolanya selalu sukses, karena semut-semut itulah yang membantu penyerbukan bunga sawit.

Ia juga melarang penggunaan pestisida secara serampangan, sebab ada hewan-hewan yang justru berguna untuk pohon sawit. Contohnya, kalau petani menganggap semua belalang itu hama, ada jenis belalang yang justru menjadi pengendali hama. Namanya adalah belalang sembah. Belalang ini tak makan daun, tapi makannya adalah ulat, jangkrik, kumbang, yang sebagian besar adalah hama tanaman.

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Orang India ini mampu menyayangi hewan-hewan di kebun kelapa sawit, dan tahu kegunaan dan bahaya masing-masing hewan di kebun sawit, karena ia selalu memperhatikan dan biasa bergaul erat dengan hewan-hewan itu. Sesuatu yang tak dilakukan oleh petani dan konsultan perkebunan sawit yang lain.

Maka tak heran kalau Alkitab di ibrani 10 : 24-25 menekankan pentingnya orang Kristen untuk bergaul dengan saudara-saudara seiman, melalui kehadiran di pertemuan-pertemuan ibadah. Orang Kristen membutuhkan satu sama lain untuk saling menguatkan dan menopang, mendorong dalam pekerjaan baik, saling menasehati dan mengingatkan kalau ada yang jalannya menyimpang dari Firman Tuhan. Tapi semua itu butuh pengenalan diri satu sama yang lain. Bagaimana kita bisa saling menasehati dan mendorong dalam pekerjaan baik kalau kita tak mengenal satu sama lainnya?

Dan yang lebih penting dari itu, membiasakan diri datang ke pertemuan-pertemuan Ibadah berarti kita akrab bergaul dengan Tuhan. Pastilah kita akan semakin dekat dengan Tuhan kalau kita rajin mengikuti Ibadah. Hanya dengan mengenal siapa itu sesungguhnya Tuhan yang kita sembah, kita bisa mendalami   betapa kasih-Nya Tuhan itu.

Dengan erat bergaul dengan Tuhan dan Firman-Nya, kita bisa tahu apa yang Tuhan mau dalam hidup kita. Dan hanya dengan menghayati penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita, kita bisa hidup tanpa rasa khawatir, stress, atau pesimis. Sebab kita tahu apa sesungguhnya isi Firman Tuhan, sehingga tipu muslihat Iblis pasti bisa kita patahkan dengan Firman Tuhan itu.

Maka kehadiran kita dalam suatu pertemuan ibadah adalah sangat penting, suatu wadah utama untuk saling mengenal di antara saudara seiman, dan agar kita semakin mengenal Tuhan itu sendiri. Dengan pergaulan yang erat dengan saudara-saudara seiman, kita tak akan berjalan sendiri dalam menghadapi serangan si jahat. Saat kita jatuh, ada saudara-saudara seiman kita di sisi kita, yang siap untuk menguatkan kita. Dan dengan semakin dalamnya pengenalan kita akan Tuhan, pastilah hidup kita akan tenang, selamat di dunia dan akhirat...


Renungan Kristen

Jangan Menambah Duka Keluarga Orang sakit!



Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

14. Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.

15. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.

16. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.(Yakobus 5 : 14-16)

 "Jadilah seorang penjenguk orang sakit yang menguatkan, jangan menjadi penjenguk yang menghancurkan hati keluarga yang sudah dalam kesusahan"

Kekasih yang sakit parah adalah suatu beban yang sangat berat bagi keluarganya. Beban materi pasti, tapi beban moral jauh lebih berat dari pada itu. Saya pernah mengalami hal itu ketika menunggui orang tua yang kritis di rumah sakit. Kita bergumul berat, karena di satu sisi kita mengharapkan keajaiban Tuhan sehingga kekasih kita akan segera sembuh. Tapi di sisi lain kita juga harus belajar merelakannya, karena tak tega melihat kekasih kita sangat menderita dalam penyakitnya. Maka tak heran kalau orang yang keluarganya sakit kritis mempunyai perasaan sangat Sensitif.

Mengatakan hal-hal yang menghakimi orang sakit sering kali tanpa sadar dilakukan oleh orang Kristen. Misalnya kalau si sakit sedang menjelang ajal, dan susah sekali rohnya keluar dikatakan bahwa ia punya dosa. Atau kalau didoakan tidak sembuh-sembuh, dikatakan itu adalah akibat dosa yang belum diselesaikan. Ada yang bilang karena si sakit punya opo-opo atau jimat dan sebagainya. Menghakimi orang sakit adalah suatu hal yang sangat menyakitkan hati bagi keluarga si sakit. Contohnya apa yang terjadi dengan teman saya.

Saat mendiang ayahnya sakit parah, maka datanglah rombongan Penatua dan Pendeta dari suatu jemaat. Mereka kemudian mendoakan si sakit, agar bisa segera sembuh. Sang Pendeta secara khusus mendoakan agar ayah teman saya itu segera disembuhkan oleh Tuhan. Namun setelah beberapa hari mendengar bahwa ayah teman saya itu tidak membaik, sang Pedeta datang kembali menemui teman saya. Ia mengatakan bahwa ayah teman saya sepertinya mempunyai suatu dosa, kemungkinan ada semacam opo-opo (pegangan ilmu gaib), sehingga doa Pendeta itu tidak manjur. Pendeta itu mengatakan bahwa biasanya doanya pasti dijawab bila mendoakan orang sakit.

Tak beberapa lama setelah kejadian itu ayah teman saya malah meninggal. Teman saya merasa sangat marah kepada Pendeta tersebut, karena ia tahu bahwa ayahnya adalah seorang Kristen yang taat, tapi Pendeta itu menuduh ayahnya sebagai orang berdosa. Perkataan Pendeta itu sangat mengusik pikirannya. Sebab artinya kalau ayahnya memang memiliki suatu dosa saat kritis, sehingga saat didoakan Pendeta tak juga sembuh, malah meninggal dunia,  timbul pertanyaan apakah ayahnya benar akan masuk sorga?

Beruntunglah beberapa lama setelah menggali Alkitab, ia menemukan ayat Alkitab di Yakobus 5 :  14-16. Secara tegas Alkitab menegaskan, bahwa bila ada orang sakit didoakan dengan doa yang lahir dari iman, doa itu akan menyelamatkan dan membangunkan si sakit, dan kalau ada dosa maka dosanya itu akan doampuni. 

Kata menyelamatkan atau membangunkan si sakit, tidak hanya berarti menyembuhkan, tapi juga bisa berati menyelamatkannya dan membagunkannya di alam  sorgawi. Sebab mungkin saja wafat adalah yang terbaik bagi si sakit agar ia tidak menderita lebih lama dalam penyakitnya. Satu hal yang tegas dinyatakan ayat Alkitab itu, adalah doa untuk si sakit akan menyebabkan dosanya diampuni.

Maka Tidak pernah ada alasan bagi siapa pun, betapa pun ia merasa dirinya saleh, untuk menghakimi bahwa seorang yang sakit masih punya tanggungan dosa. Kalau ada seorang Pendeta atau Penatua mendoakan orang sakit, maka melalui doa mereka, dosa si sakit akan segera diampuni oleh Tuhan. Entah dosa itu karena perbuatan jahat yang belum diselesaikan, opo-opo, atau apa pun juga, semua dosa si sakit akan diampuni oleh karena doa baginya. Sebab Alkitab menyatakannya demikian.

Melalui Renungan ini kita belajar untuk tidak lagi menghakimi orang sakit. Kalau datang mengunjungi orang sakit, yang perlu kita lakukan hanyalah mendoakan dan menghibur keluarganya.

Renungan Kristen

Allah Merendahkan Orang Sombong


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

Karena Allah merendahkan orang yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!(Ayub 22 : 29)


"Not even God Himself could sink this ship", kata pegawai White Star Line kepada Mrs. Albert Caldwell dan suaminya saat peluncuran Titanic,  31 Mei 1911.


Brosur White Star Line September 1910 halaman 4 menyatakan bahwa Titanic dan Olimpic didesain untuk tak akan tenggelam



Kesombongan manusia membawa malapetaka yang sangat dahsyat. Ini terjadi pada kapal Titanic.


 Titanic adalah sebuah kapal mewah yang dimiliki oleh White Star Line. Kapal ini adalah sebuah kapal super Britania Raya yang melakukan pelayaran perdananya dari Southampton Inggris ke New York City. Saat itu Titanic adalah kapal terbesar di dunia, yang mampu mengangkut 2.224 penumpang. Penumpangnya terdiri dari orang-orang terkaya di dunia dan emigran yang ingin mencari kehidupan baru di Amerika Serikat.

Titanic adalah sebuah kapal sangat canggih, yang dilengkapi oleh 16 kompartemen dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jauh. Titanic juga memiliki telegraf nirkabel untuk keperluan penumpang dan operasi kapal. Di dalamnya ada kolam renang, gimnasium, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah.

Karena teknologinya yang canggih. maka para pegawai di White Star Line merasa sangat bangga dan sombong. Bahkan mereka memiliki keyakinan bahwa kapal itu tak mungkin akan tenggelam. Bahkan salah satu pegawai White Star Line mengatakan,"Bahkan Tuhan sekali pun tidak bisa menenggelamkan kapal ini." kepada Mrs. Albert Caldwell dan suaminya, salah satu penumpang Titanic, pada saat mereka boarding ke kapal.

Titanic sempat singgah di Perancis dan Quenstown, Irlandia sebelum meneruskan pelayarannya ke New York. Ketika berlayar  pada 14 April 1912 , juru mudi sudah tahu bahwa di sana banyak serpihan es mengapung di atas laut, namun tidak mengurangi kecepatan kapal. Kapten kapal mengabaikan tujuh kali peringatan dari crew dan kapal lain tentang bahaya menabrak gunung es. Seluruh awak kapal sangat yakin bahwa tidak ada hal yang bisa menenggelamkan Titanic. Akibatnya, sebelah kanan kapal menabrak gunung es, dan lima kompartemennya rusak dan terisi air.. Akhirnya Titanic tenggelam dan menewaskan 1.514 orang.

Walau pun hanya 5 kompartemen dari 16 yang terisi air, tapi Titanic tetap tenggelam, Hal ini menyisakan sebuah teka-teki bagi banyak orang. Suatu jawaban bagi para awak kapal, Tuhan sanggung menenggelamkan Titanic.

Tenggelamnya Titanic adalah sebuah contoh kelalaian akibat kesombongan manusia. Sebuah keangkuhan telah membuat orang menghujat Allah dan kehilangan akal sehat. Para pegawai White Star Line telah mendapatkan suatu hukuman besar karena secara berani telah merendahkan Tuhan. Akibat tenggelamnya Titanic, banyak dari mereka mengalami musibah kematian, dan yang selamat kehilangan mata pencahariannya. Bahkan sang pemilik White Star Line kehilangan semua harta kepunyaannya. Kapten kapal Titanic, sampai saat terakhir tidak mau meninggalkan kapal karena masih yakin walau kapal terbagi 2 akan menjadi 2 bagian yang terapung.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan, "Karena Allah merendahkan orang yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!(Ayub 22 : 29)"

Sebuah bahan pelajaran buat kita. Jangan pernah jadi orang sombong!

Renungan Kristen

Diberkati oleh Firman Tuhan


 Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.(Yeremia 29 : 11)

Fanny Jane Crosby atau juga sering dikenal dengan nama Frances van Alstyne lahir di New York Amerika Serikat pada tahun 1820. Ia dilahirkan dari keluarga miskin, yaitu dari keluarga John dan Mercy Crosby. Sejak bayi ia sudah buta, ada catatan bahwa kebutaannya disebabkan pengobatan demam yang dideritanya saat berusia 7 minggu, namun ada dokter yang memperkirakan bahwa ia sudah lahir buta, namun kebutaannya terlepas dari perhatian orang tuanya. Ayahnya, John Crosby meninggal pada saat ia berusia 2 tahun. Maka ia dibesarkan oleh ibu dan neneknya yang adalah orang-orang Kristen yang taat. Sejak kecil ia sudah dibiasakan untuk mengingat bagian-bagian dari Alkitab dan hidup dalam prinsip-prinsip yang diajarkan Firman Tuhan. Sejak umur sepuluh tahun, ia diajarkan untuk menghafal 5 pasal Alkitab setiap minggunya. Pada umur 15 tahun ia sudah hafal di luar kepala 4 surat dari Alkitab.

Fanny Crosby mempunyai kegemaran menulis. Sejak usia 8 tahun, Fanny Crosby telah mulai menulis puisi. Pada usia 15 tahun ia masuk ke New York Institute of Blind dan di sana ia mulai belajar bernyanyi, bermain piano dan gitar.

Sebelumnya Fanny Crosby pernah sempat putus asa dan marah kepada Tuhan. Ia merasa seperti tak diberkati oleh Tuhan dengan segala keberadannya sejak kecil. Betapa tidak, ia adalah seorang yang buta sejak bayi, dari keluarga miskin, dan ia sudah ditinggal ayahnya sejak kecil. Namun pergumulannya dengan Alkitab yang dibiasakan oleh ibu dan neneknya akhirnya membuat ia sadar. Ia mulai menikmati hidupnya dengan menulis puisi dan lagu.

Tuhan sangat memberkati Fanny Crosby dengan kegemarannya menulis. Ia kemudian menjadi seorang penulis puisi dan lagu terkenal saat itu. Selama hidupnya ia telah menulis lebih dari 8.000 karya. Puisinya yang sempat diterbitkan sebagai buku antara lain A Blind Girl, Monterey, dan A Wreath of Columbia's Flower. Lagu-lagunya yang sukses antara lain Rosalie, The Prairy Flower. Ia menjadi orang yang sangat kaya raya dengan royalti dari karya-karyanya.

Hal yang dialami oleh Fanny Crosby mengingatkan kita akan kebenaran Firman Tuhan. Kita melihat betapa Tuhan memberkati orang yang bergaul erat dengan Firman Tuhan. Tuhan tak pernah ingkar janji kepada umatnya, termasuk kepada Fanny Crosby dan kita.

Kesuksesan Fanny Crosby adalah suatu yang luar biasa untuk seorang yang dilahirkan dengan  keterbatasan. Namun ibu dan neneknya telah mewariskan suatu harta yang tak ternilai harganya, yaitu kedekatan akan Firman Tuhan. Melalui kedekatan pada Firman Tuhan, Fanny Crosby telah diberkati Tuhan dengan luar biasa, sesuai dengan janji-Nya :

1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2. tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.(Mazmur 1 : 1-3)

Tuhan tidak pernah akan berlaku jahat kepada umat-Nya. Ia tak akan memberi batu kepada umat-Nya yang minta roti. Sebab rancangan Tuhan kepada kita adalah rancangan damai sejahtera, bukannya rancangan kecelakaan.

Mungkin beberapa dari anda saat ini sedang berbahagia karena berkat Tuhan, tapi mungkin juga ada yang sedang  melewati hari-hari yang penuh air mata. Kita bisa menangis atas apa yang terjadi pada kita, apakah karena gagal mendapat proyek, gagal ujian, usaha merugi,  terkena PHK, putus cinta, ditinggal pergi orang yang kekasih, atau apa pun juga kesusahan kita. Tapi sekali lagi, kita harus ingat bahwa apa pun yang terjadi pada kita saat ini, Rancangan Tuhan untuk kita adalah Rancangan Damai Sejahtera dan bukan Rancangan Kecelakaan, yaitu untuk menyediakan bagi kita masa depan yang penuh harapan.

Yakinlah bahwa apa pun yang terjadi dengan kita saat ini adalah yang terbaik untuk kita, dan melalui apa yang kita alami, suka atau pun duka, Tuhan sedang mempersiapkan bagi kita masa depan yang penuh harapan.Syaratnya hanya satu, yaitu kita harus bergaul erat dengan Firman Tuhan.

Fanny Crosby adalah orang yang sangat erat dengan Firman Tuhan, dan ia telah menjadi seorang yang sukses walau memiliki keterbatasan dibandingkan kebanyakan orang. Anda pun akan diberkati menjadi orang sukes kalau mau setia bergaul dengan Firman Tuhan.

Maka mulailah bergaul erat dengan Firman Tuhan hari ini juga !


 Renungan Kristen


Buah-Buah Roh


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

1. "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
4. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
6. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
7. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
8. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15 : 1-8).

Rumah-rumah di Cluster Perumahan kami memiliki tanah yang tak begitu luas. Akibatnya lahan yang tersisa untuk taman juga terbatas. Tapi tetangga sebelah rumah kami, punya pohon mangga yang besar sekali. Daunnya rimbun sampai sebagian ranting-rantingnya masuk ke halaman rumah kami. Tapi biar subur dan banyak daun, tapi sudah 3 tahun tak berbuah, sehingga pemiliknya kesal. Nasehat apa pun yang diberi tahu orang, mereka lakukan agar pohon mangga mereka berbuah. Mulai diberi pupuk, batang  keringnya dibersihkan, di cacah kulitnya, sampai diberi bubuk MSG. Akhirnya usaha mereka berhasil, dan kami ikut senang. Kalau pohon mangga itu tak berbuah, tentu pemiliknya dan kami hanya kebagian daun dan ranting keringnya saja, yang juga mengotori halaman depan rumah kami. Beruntung akhirnya pohon mangga itu berbuah, dan kami bisa ikut kebagian buahnya yang manis.

Orang Kristen oleh Yesus diumpamakan seperti ranting pohon anggur, yang melekat pada pokoknya. Pokoknya adalah Yesus sendiri. Ranting yang baik menghasilkan buah yang manis untuk pemiliknya, yaitu Bapa di surga.  Kalau buahnya banyak, tentu buahnya juga akan dibagikan oleh pemiliknya ke orang lain. Pohon yang berbuah banyak pasti dipelihara oleh pemiliknya, dipupuk, disirami dengan kasih sayang, dibersihkan dari hama yang mengganggunya. Demikian juga orang Kristen yang menyenangkan hati Bapa di surga, pasti dipelihara, diberi berkat, dan dilindungi dari si jahat.

Tapi kalau ranting terserang hama atau penyakit, tak akan berbuah, maka yang dihasilkan bagi pemiliknya dan tetangga di sekitarnya hanyalah sampah berupa daun kering. Penyakit tanaman juga bisa menular ke bagian yang sehat. Maka Petani biasa memangkas ranting yang sakit dan terserang hama, setelah dipangkas, maka ranting itu akan dibakar agar penyakitnya tidak menular,
 
Demikian juga dengan orang Kristen. Agar orang Kristen berbuah yang menyenangkan hati Bapa dan disukai orang disekitarnya, ia harus selalu berhubungan erat dengan Yesus, yaitu dengan rajin berdoa, membaca Alkitab, selalu mengakui dosa dan bertobat bila melakukan kesalahan, rajin mengikuti pertemuan-pertemuan ibadah dan bergaul dengan saudara-saudara seiman, agar bisa saling menopang, menguatkan, menasehati memperhatikan, dan mendorong dalam perbuatan baik. Melalui hubungan erat dengan Yesus, maka roh kita akan terpelihara dengan ajaran yang sehat dan terlindung dari serangan si jahat. 

Namun bila Orang Kristen jauh dari Firman Tuhan, ia akan mudah tergoda oleh tipu muslihat Iblis.  Akibatnya rohaninya akan sakit dan tidak berbuah. Bahkan akibat dosa, orang bisa jatuh ke dalam bahaya dan malapetaka dunia dan akhirat. Orang yang tak mau mendengar Firman Tuhan dan tidak mau melakukan kehendak Bapa di surga, akan dicampakkan ke dalam neraka di hari penghakiman nanti.

Roh yang sehat juga akan menghasilkan buah. Kalau pohon anggur menghasilkan buah anggur yang manis, maka orang Kristen akan menghasilkan buah-buah Roh yang menyenangkan Bapa di surga. Buah-buah Roh itu disebutkan dalam Galatia 5 :

22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.(Galatia 5 : 22-23).

Buah-buah Roh itu sangat menyenangkan hati Bapa di surga, dan bisa ikut dinikmati oleh orang-orang yang berada di sekitar kita. Orang Kristen yang menghasilkan buah roh yang banyak, akan menjadi suatu kesaksian injil bagi orang di sekitarnya, dan melaluinya nama Allah akan dipermuliakan.

Orang yang tak mau bergaul erat dengan Firman Tuhan akan seperti ranting yang putus dan terpisah dari pokoknya. Ranting yang putus tidak mendapatkan pasokan makanan dari pokoknya. Jangankan akan berbuah, ranting yang putus pasti akan mati.

Renungan Kristen
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com