Renungan Harian Kristen Singkat

Katakan Tidak Pada Korupsi


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.(Roma 1 : 32)

Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.(Kisah Para Rasul 8 : 1)

Setuju pada suatu kejahatan (termasuk korupsi) adalah suatu kejahatan juga. Alkitab memuat beberapa catatan mengenai tindakan "setuju pada kejahatan.", antara lain dalam Roma 1 : 32 dan dalam Kisah Para Rasul 8 : 1.

Dalam Kisah Para Rasul 8 : 1 disebutkan secara khusus bahwa Saulus, yang kemudian bertobat dan kemudian dikenal sebagai Rasul Petrus,  setuju kalau Stefanus dihukum mati. Mungkin cacatan ini juga untuk menunjukkan siapa itu Saulus sebelum Tuhan Yesus menjamahnya, yaitu seorang penganiaya orang Kristen. Tapi Alkitab di bagian lain mencatat bahwa Saulus pada peristiwa itu tidak ikut melempari Stefanus dengan batu sampai mati, ia hanya setuju dan menjaga pakaian orang-orang yang melempari Stefanus dengan batu. Dalam Kisah Rasul 22 : 20, Rasul Paulus alias Saulus menyaksikan keberadaannya saat pembantaian Stefanus demikian :"Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya." Tapi setelah menyaksikan peristiwa itu, Saulus mulai menangkap orang Kristen dan memasukkannya ke dalam penjara.

Orang yang setuju kepada suatu tindak kejahatan pasti secara sadar atau pun tidak sadar telah memberi jalan kepada orang lain untuk berbuat jahat. Walau pun ia sendiri bukan pelaku kejahatan tersebut, namun Alkitab memandang tindakan seperti ini juga sebagai suatu kejahatan. Setuju pada tindakan kejahatan adalah lubang awal kita untuk masuk ke dalam tindakan kejahatan itu sendiri.

Salah satu hal paling relevan di Indonesia dengan tindakan setuju pada kejahatan saat ini adalah dalam hal korupsi. KPK rajin mengkampanyekan slogan "Katakan No terhadap korupsi !". Slogan itu tidak ditujukan kepada para pegawai pemerintah saja, tetapi kepada semua masyarakat. Mengapa? Karena korupsi hanya bisa dihapus kalau semua elemen masyarakat bersatu menentang korupsi.

Salah satu contoh tindakan setuju pada korupsi adalah kebiasaan kita untuk memberi suap pada pegawai pemerintah, saat kita membutuhkan pelayanan umum. Sudah bukan rahasia lagi bahwa di Indonesia, birokrasi di lapangan biasa dipersulit, diperlama, kalau tak ada uang pelicin. Tender proyek bisa diatur agar pemenangnya adalah pihak-pihak yang memberikan suap. Namun kalau kita mau menuntaskan korupsi, semua rakyat harus bersatu dan bersepakat untuk tidak mau memberikan suap atau pelicin bagi pegawai-pegawai pemerintah yang memintanya. Sayangnya, saat ini belum ada kesepakatan dari seluruh lapisan masyarakat untuk tidak memberikan suap kepada oknum pegawai-pegawai pemerintah yang suka meminta uang pelicin. Akibatnya tindakan pemerasan yang dilakukan oleh oknum aparat pemerintah susah untuk diselesaikan. Mereka akan terus sengaja untuk mendahulukan pelayanan bagi orang-orang yang memberi suap, sehingga bagi yang tak memberi suap akan terus dipersulit. Saya pernah mengalami bahwa untuk meminta tanda tangan dari 2 orang pejabat saja memerlukan waktu 3 minggu saat tidak memakai uang pelicin. Selama masih ada orang yang mau diperas oknum aparat pemerintah, selama itu korupsi masih mempunyai kesempatan untuk terjadi.

Budaya untuk tidak setuju kepada korupsi juga bisa terjadi dengan mendidik anak-anak kita sejak kecil untuk bangga dengan menjadi anak Tuhan. Menjadi anak Tuhan berarti harus berani  tidak mencontek saat ulangan, walau pun semua teman yang lain rata-rata mencontek. Menjadi anak Tuhan berarti harus berani membuat PR (Pekerjaan Rumah) sendiri, walau pun teman-teman lainnya mengerjakan PR lebih bagus karena dibuatkan oleh orang tuanya. Kebiasaan orang tua membuatkan PR anaknya adalah salah satu tindakan setuju kepada korupsi. Sebab tanpa kita sadari, kita telah mendidik anak kita untuk berlaku tidak jujur.

Budaya tidak setuju kepada korupsi juga bisa dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup sederhana, tidak boros. Sebab budaya konsumtif di Indonesia adalah salah satu yang mendorong pejabat untuk korupsi. Akibat budaya ini  maka terjadilah korupsi karena pegawai negeri yang gajinya kecil, tergiur ikut mencoba barang mewah yang dipakai oleh orang-orang di sekitarnya, padahal harganya jauh diluar kemampuannya.

Budaya materialisme yang hanya menghargai orang berdasarkan materi juga suatu hal yang mendorong korupsi. Orang yang jujur tak korupsi, akan merasa tersisih di lingkungan pergaulannya, karena dianggap kampungan atau tidak mengikuti trend oleh teman-temannya. Saya mengenal seorang pejabat yang bersih, sampai pensiun tidak punya rumah dan kemana-mana naik kendaraan umum. Ia punya adik yang tidak berprinsip sama, punya banyak mobil dan rumah mewah, sering pergi ke luar negeri,  anak-anaknya sekolah di luar negeri. Padahal keduanya adalah pejabat selevel di instansi pemerintahan, yang mestinya kesejahteraannya tak jauh beda. Saya melihat bahwa dimana pun ada acara, adiknya terlihat lebih dihormati orang daripada kakaknya....Mengapa? Karena ukuran keberhasilan bagi masyarakat kita adalah dari banyaknya harta seseorang....

Maka sungguh benar apa yang dinyatakan oleh Alkitab bahwa setuju kepada kejahatan, adalah juga sebuah tindakan kejahatan. Walau kita tak ikut serta dalam perbuatan jahat itu, kita bisa berdosa karena mendorong orang lain untuk berbuat jahat. 

Mari kita dukung penuntasan korupsi di Indonesia dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Jangan beri kesempatan pada orang lain untuk korupsi, jangan ajarkan anak kita untuk tidak jujur! Hargailah orang karena kejujuran dan keindahan perilakunya, bukan karena banyaknya harta yang dimilikinya! Belajarlah hidup sederhana dan tidak boros!

Katakan TIDAK pada korupsi! Sebab setuju pada korupsi adalah sebuah kejahatan di mata Tuhan!

Renungan Kristen
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com