Renungan Harian Kristen Singkat

Ibadah yang Sejati


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5 : 22-23)

Saat kita membaca bagian Alkitab di Injil Matius tentang kisah Yohanes Pembaptis, ada satu hal yang sangat menarik untuk kita simak. Kita baca ayatnya sebagai berikut : 

7. Tetapi waktu ia (Yohanes Pembabtis) melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
8. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (Matius 3 ayat 7-8)

Dalam ayat itu dikisahkan bahwa Yohanes Pembaptis mencerca orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki yang datang hendak minta dibaptis olehnya. 

Tapi bukankah orang Farisi dan orang Saduki itu adalah ahli-ahli Taurat, orang-orang saleh, yang melaksanakan ibadah dengan rajin, bahkan mereka adalah guru agama orang Yahudi? Lalu apa yang salah dari orang-orang yang rajin belajar agama dan rajin beribadah ini, sehingga harus dikecam oleh Yohanes Pembaptis?

Dalam banyak bagian Alkitab lain Yesus juga berulang kali mengkritik para ahli Taurat dan pengajar agama Yahudi. Jadi pastilah memang ada yang salah dengan mereka. Tapi apakah yang salah dengan orang yang rajin belajar agama, rajin mengajar agama dan rajin beribadah, kelihatan sebagai orang yang saleh di muka umum? Mengapa justru Alkitab mencatat banyak kritikan yang disampaikan Yesus kepada ahli Taurat dan para pengajar agama Yahudi ini?

Di manakah kesalahan mereka?

Kesalahan mereka bukanlah karena kerajinan mereka beribadah kepada Allah dan memperdalan kitab Taurat, tetapi karena pemahaman mereka tentang ibadah kepada Allah yang keliru. Dalam Matius 23 Yesus memberi penjelasan mengenai kesalahan ibadah Ahli Taurat dan orang Farisi :

1. Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
2. "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 
3. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 
4. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 
5. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 
6. mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 
7. mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.  
(Matius 23 : 1-7)

Dari ayat di atas kita tahu bahwa kesalahan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah karena walaupun mereka rajin beribadah, rajin belajar Firman Tuhan,  bahkan mengajarkan Firman Tuhan, tetapi mereka sendiri bukanlah pelaku-pelaku Firman Tuhan. "Mereka adalah pendengar dan pengajar Firman Tuhan yang baik, tetapi mereka bukanlah Pelaku-Pelaku Firman Allah yang baik." Dan mereka tidak beribadah dengan hati, tetapi hanya fisiknya saja, yaitu supaya terlihat saleh di muka orang lain.

Kembali ke Matius 3 : 7-8 tadi, seperti yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis, ibadah kita harus menghasilkan buah yang sesuai pertobatan kita. Buah yang dimaksud di sini adalah buah-buah Roh yaitu : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Galatia 5 : 22-23)

Jadi kalau kita rajin ke gereja, aktif melayani di paduan suara atau menjadi guru sekolah Minggu, rajin membaca aklitab, bahkan menjadi pengajar Firman Tuhan, itu adalah hal yang baik. Tetapi itu semua adalah sia-sia kalau kita tidak mau jadi Pelaku-Pelaku Firman Tuhan. Menjadi Pelaku-Pelaku Firman Tuhan berarti menghasilkan buah-buah Roh sebagai hasil pertobatan kita.

Maka bila tiba saatnya nanti kita di panggil menghadap tahta penghakiman, Tuhan Yesus pastilah tidak akan bertanya, berapa bagian Alkitab yang sudah kita hafal, atau jabatan apa saja yang sudah kita peroleh di Gereja, atau berapa komisi di gereja yang kita aktif menjadi anggotanya. Yang akan ditanya pastilah sudahkah kita menjadi berkat untuk sesama manusia? Konkretnya : Apakah orang lain sudah bisa merasakan kasih kita, sukacita kita, damai sejahtera kita, kesabaran kita, kemurahan kita, kebaikan kita, kesetiaan kita, kelemahlembutan kita, dan penguasaan diri kita?

Ataukah ibadah kita masih seperti ibadah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang telah dikecam oleh Yesus?   

Maka mengulang kembali apa yang telah dikatakan Yohanes Pembabtis : "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan kita!"


Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5 : 16)

Melayani Tuhan Tak Perlu Mengada-Ada


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

1. Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
2. Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. 
3. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 
4. Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." 
5. Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 
6. Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" 
7. Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 
8. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah (Kisah Para Rasul 3 : 1-8) 

Tiap Orang Kristen dipanggil untuk membagikan kasih kepada dunia. Panggilan untuk membagikan Kasih kepada dunia adalah panggilan yang wajar bagi orang-orang yang telah mengalami kasih Tuhan dengan luar biasa. Bukankah sebagai Orang Kristen, kita mengimani bahwa Kristus telah rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan kita dari maut? Bukankah untuk menyelamatkan kita, Kristus telah rela mengorbankan dirinya di atas kayu salib, mengalami luka yang sangat pedih, diolok-olok, disiksa hingga darahnya tercurah dengan deras, bahkan sampai mati di atas kayu salib? 

Ya, sudah pasti semua orang Kristen ingin berbuat baik untuk Tuhan, terpanggil dalam hatinya. Masalahnya banyak orang yang walau merasa sudah terpanggil, tapi menunda-nunda untuk melakukannya. Mengapa bisa begitu? 

Banyak orang Kristen yang tidak mampu melayani Tuhan karena mereka tidak terpanggil untuk memberikan apa yang ada pada diri mereka. Mereka ingin memaksakan diri untuk memberikan apa yang tidak ada pada mereka. Contohnya, ada yang tidak melayani di gereja karena merasa tidak punya cukup waktu. Ada yang tidak mau memberi karena merasa dirinya bukan orang kaya. Ada juga yang tidak mau melayani karena merasa tidak bisa nyanyi, tidak bisa main musik, atau alasan lainnya. Tapi melayani Tuhan tidak terbatas pada memberi uang, atau melayani di gereja. Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk mempersembahkan sesautu yang tidak kita miliki atau yang kita tak mampu untuk mempersembahkannya. Yang Tuhan minta hanyalah apa yang ada pada kita.

Kisah dalam Alkitab di Kisah Para Rasul 3 ayat 1-8 di atas memberikan contoh kepada kita tentang bagaimana Para Rasul Kristus tetap membagikan kasih, meski mereka tidak dalam keadaan berkelebihan. 

Dalam Kisah Para Rasul 3 tersebut dikisahkan bahwa suatu saat Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah. Di sana ada seorang laki-laki lumpuh yang mengharapkan sedekah dari mereka, untuk keperluan hidupnya. Tapi Petrus dan Yohanes tidak memiliki uang untuk disedekahkan. Tapi walau begitu, Petrus dan Yohanes tidak urung untuk tetap berusaha memberikan kasihnya kepada pengemis yang lumpuh itu. 

Dalam ayat 6 dikisahkan bahwa Petrus berkata : "..Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu..." Dan dengan kuasa Yesus, Petrus menyembuhkan pengemis yang lumpuh itu sehingga ia bisa mulai bekerja, dan tak perlu meminta-minta lagi.... 

Apa yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes dalam Kisah Para Rasul 3 di atas memiliki makna yang dalam tentang cara kita melayani Tuhan. Artinya melayani Tuhan itu tidak perlu mengada-ada, memaksakan diri untuk mempersembahkan apa yang tidak ada pada kita. Tapi berikanlah apa yang ada pada kita sebagai kasih kepada sesama. 

Kalau kita tak punya uang, Tuhan tak memaksa kita untuk melayani dengan meminjam uang kepada orang lain. Kita bisa melayani dengan tenaga kita, misalnya dengan menjadi anggota paduan suara di gereja. Tapi kalau pun itu tak bisa, misalnya karena kita sibuk atau lain hal, kita masih bisa melayani sesama dengan cara lain. Misalnya dengan mendoakan gereja dan mereka yang kekurangan. Kalau kita mau, banyak hal yang pasti bisa kita lakukan untuk membagikan kasih kita pada dunia. 

Anda memperlakukan bawahan di kantor dengan penuh kasih, bukankah itu juga pelayanan untuk sesama? Anda menyempatkan waktu untuk menengok saudara yang sedang dirawat di rumah sakit, menghibur tetangga yang berduka, bukankah itu juga pelayanan kepada sesama? Anda memperlakukan pembantu rumah tangga di rumah dengan kasih dan hormat, bukankah itu juga membagikan kasih Allah? Bukankah melalui kegiatan sepele yang mudah kita lakukan, orang lain juga bisa merasakan kasih Allah melalui kehadiran anda? 

Ya, kita bisa membuat orang lain ikut merasakan kasih Allah dimana pun kita berada, tak harus selalu dengan menginjili ke pelosok-pelosok pedalaman, menjadi pendeta, atau menjadi anggota paduan suara gereja. Bila melalui kehadiran kita di kantor, di lingkungan tempat tinggal kita, atau di sekolah, orang lain bisa ikut merasakan Kasih Kristus, berarti kita sudah membagikan kasih Allah kepada sesama. Orang akan melihat wajah Kristus dalam diri kita, dan mereka akan tertarik untuk juga menjadi pengikut Kristus. Itulah yang Tuhan mau. 

Melayani Tuhan tidak perlu mengada-ada, tak perlu memaksakan untuk memberikan apa yang tidak ada pada kita. Tidak perlu menunggu menjadi kaya. Tidak perlu menunggu selesai kursus musik. Tapi itu bisa dilakukan sekarang juga. Maka berikanlah apa pun yang ada pada kita untuk kemuliaan Tuhan. Selamat melayani sesama ! 

Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. (2 Korintus 8: 12)

Renungan Kristen

Menjauhi Ajaran yang Tidak Sehat


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

1. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
3. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.(2 Timotius 4 : 1-4)

Pagi ini saya menonton banyak video dari sebuah acara TV yang dimuat di You Tube.  Isinya memuat sebuah acara diskusi tentang kasus-kasus hukum di Indonesia oleh para Lawyer senior. Mereka membahas kasus-kasus hukum yang sedang hangat dibicarakan masyarakat, yang mengusik rasa keadilan masyarakat. Ternyata saya mendapati bahwa hukum yang sudah dimuat dengan rinci di dalam kitab undang-undang kita, bisa ditafsirkan dengan berbagai cara. Runyamnya banyak ahli hukum yang mencoba menafsirkan peraturan itu sesuai keinginan sendiri, diutak-atik dan diramu sedemikian rupa sehingga terlihat menguntungkan kliennya. Sebuah debat hukum tentang suatu kasus, yang menggunakan pasal hukum yang sama pun bisa menjadi berkepanjangan karena masing-masing pihak menafsirkan pasal itu sesuai kebenarannya sendiri....

Salah satu masalah yang disinggung secara tersirat adalah sebuah masalah yang dekat dengan kita sebagai Orang Kristen, yaitu masalah GKI Taman Yasmin. Secara hukum keputusan kemenangan GKI Taman Yasmin di MA sudah final, dan bersifat mengikat. Tapi pihak yang tidak setuju dengan keberadaan GKI Yasmin membuat penafsiran hukum sendiri untuk membenarkan tindakannya untuk tetap menyegel GKI Taman Yasmin. Bagi kita Orang Kristen, kita merasa diperlakukan tak adil. Tapi mungkin bagi yang tak setuju dengan keberadaan GKI Taman Yasmin, mereka merasa tak salah dan punya dalil hukum yang kuat untuk melakukan hal itu.

Penafsiran yang berbeda-beda juga bisa terjadi dengan Alkitab. Kita tahu bahwa apa yang diinginkan oleh Allah untuk kita lakukan dan apa yang harus dihindari oleh manusia sudah diatur jelas di dalam Alkitab. Tapi manusia suka membuat tafsiran-tafsiran sendiri untuk menyenangkan hatinya...

Salah satu contoh kecil penafsiran Alkitab yang menyimpang adalah dalam masalah Pernikahan Gay. Beberapa waktu lalu kita mendengar berita pemberkatan pernikahan seorang penyanyi pria dengan teman prianya di sebuah Gereja di Inggris. Kalau lokasi pemberkatannya di gereja berarti secara tak langsung gereja menyetujui perkawinan antara pasangan gay. Dan kalau hukum di Inggris yang melegalisasi pernikahan Gay bisa disahkan, lalu kenapa Gereja tak menentangnya? Padahal Alkitab di Kejadian 2 : 24 menyatakan demikian:"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" Lalu apa ada dalil Alkitab untuk pembenaran atas pernikahan Gay sehingga gereja tidak menentangnya?

Kita juga pernah dengar berita tentang seorang Pendeta di Indonesia yang menikahkan seorang artis dengan pria yang diketahui sudah mempunyai istri. Dalam suatu wawancara di TV, saya mendengar sang artis saat itu menyatakan bahwa pernikahan itu adalah kehendak Tuhan. Walau ditentang oleh keluarganya dan oleh istri sang calon mempelai pria, mereka tetap menikah. Tapi sungguh sayang akhirnya rumah tangga mereka runtuh setelah memiliki anak. Bagaimana gereja bisa menikahkan seorang yang sudah menikah dengan orang lain (walau sang pria sudah cerai secara hukum) kalau Alkitab berkata demikian :"Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.(1 Korintus 7 : 10-11)".

Jadi kalau ada gereja menikahkan seorang wanita dengan pria yang sudah bersuami, bagaimana mereka bisa merasa itu sebagai kehendak Tuhan? Bisa saja, kalau Alkitab ditafsirkan dengan cara yang sesuai keinginannya telinga. Lalu bagaimana dengan masalah perkawinan gay? Masalah Aborsi? Masalah lokalisasi pelacuran? Kalau kita mau, semua dosa bisa saja dibuatkan dalil Alkitabnya sehingga seolah-olah tindakan salah itu adalah kehendak Tuhan... Tapi bukankah praktek seperti itulah yang pernah dikritik oleh Tuhan Yesus dari orang-orang Yahudi? (lihat Matius 15 : 1-9)

Datangnya saat seperti saat ini sudah dinubuatkan jauh hari di dalam Alkitab. 2 Timotius 4 : 3-4 mencatat demikian :" Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng".

Lalu apa yang harus kita lakukan menghadapi ajaran-ajaran yang tidak sehat seperti di atas?

2 Timotius 4: 1-2 mengingatkan kepada kita demikian :" Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran" 

Ya, hal yang terpenting adalah kita harus ingat bahwa semua yang kita lakukan di dunia akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati.... Anda boleh berusaha melakukan Alkitab sepenuh hati untuk menyenangkan Allah, atau mencari guru-guru yang ajaran menyimpang, tapi menyenangkan telinga anda. Tapi apa pun pilihan anda, anda pasti akan diminta pertanggungjawaban atas pilihan  itu di Hari Penghakiman kelak....

Kita juga diingatkan untuk selalu memegang dan mewartakan ajaran Tuhan yang Alkitabiah, selalu siap sedia melakukan Firman Tuhan, menyatakan apa yang salah, dan saling menegor dan menasehati satu sama lain....

Maka kalau kita melakukan suatu tindakan dan menyadari kalau tindakan kita itu salah, segeralah bertobat dan perbaiki diri kita sesuai yang diajarkan oleh Firman Tuhan...Janganlah kita berusaha mencari pembenaran atas tindakan kita, apalagi dengan memutarbalikkan Firman Tuhan...Sebab kita semua pasti akan dihakimi oleh Allah di akhirat nanti, dan Allah tahu benar apa yang kita sembunyikan di dalam hati kita...

Renungan Kristen

Garam dan Terang Dunia


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen


13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

15. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

16. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5 : 13-16)

Dalam satu forum beberapa waktu lalu, saya menegor seseorang yang memakai gambar Tuhan Yesus  sebagai logonya, tapi komentarnya mendukung lokalisasi pelacuran. Ya, buat pemikiran beberapa pihak lokalisasi pelacuran mungkin bagus, dengan alasan supaya penyakit akibat seks bisa dilokalisasi di satu tempat. Masalahnya bagi seorang yang memakai gambar Yesus sebagai logo dirinya, semestinya ia sadar bahwa orang lain pasti akan menyorotinya sebagai murid Kristus. Lalu apakah Kristus pernah menganjurkan pelacuran atau zinah di dalam Alkitab? Bukankah keberadaan  lokalisasi pelacuran tak lain hanyalah sebuah alasan untuk membenarkan sebuah dosa?

Ada juga tetangga di kontrakan kami di Sudirman, yang dikenal sering mengadakan kebaktian di rumahnya. Tapi ia juga dikenal di kompleks sebagai orang kaya yang pelit, tak mau bayar iuran sampah malahan menaruh sampah-sampahnya di bak sampah tetangga. Ia juga dikenal suka  memarahi pegawai-pegawainya di pinggir jalan dengan berteriak-teriak sehingga didengar banyak orang. Sungguh kesaksian yang tak baik buat lingkungan sekitarnya. Apalagi orang mengenalnya sebagai Orang Kristen yang sering mengadakan kebaktian di rumahnya...

Sadarkah anda siapakah kita ini sebenarnya? Tahukah anda tentang siapakah Orang Kristen menurut Tuhan Yesus Kristus?  Yesus dalam Matius 5 : 13-16 menegaskan kepada kita, bahwa Orang Kristen itu adalah "Garam dan Terang Dunia."

Apa itu "Garam dan Terang Dunia"?
 
Kita tahu fungsinya garam, yaitu sebagai pemberi rasa enak pada makanan, dan sekaligus sumber beberapa mineral penting bagi tubuh kita. Garam ditambahkan ke makanan agar rasanya tidak hambar, tapi nikmat. Sebagai "Garam Dunia", Orang Kristen harus membuat lingkungan di sekitarnya menjadi lebih indah. Orang Kristen harus membuat orang-orang lain di sekitarnya merasakan berkat Tuhan melalui kehadirannya. Tuhan Yesus di Matius 5 : 13 mengatakan demikian :"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang..." Jadi kalau sebagai Orang Kristen, kehadiran kita tak menjadi berkat bagi orang lain di sekitar kita, apakah gunanya kita bagi Tuhan? Dan apakah arti kehadiran kita bagi dunia? 

Dalam Matius 5 : 14-15, Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa Orang Kristen itu adalah "Terang Dunia", Terang selalu menerangi jalan agar orang yang berjalan di sana tidak tersesat. Menjadi "Terang Dunia" berarti  kita harus menjadi teladan dan panutan yang baik bagi lingkungan sekitar kita. Kita harus menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah dunia yang penuh dengan kesesatan. Kalau Orang Kristen justru ikut hanyut sebagai pelaku-pelaku ketidakadilan, atau menjadi pelaku-pelaku kesesatan, lalu apa gunanya kehadiran kita di dunia bagi Tuhan? Apa artinya kehadiran kita di dunia sebagai pembawa terang bagi orang lain?

Suka atau tidak suka, saat kita memperkenalkan diri kita sebagai Orang Kristen, orang akan mencari jejak Kristus di dalam diri kita. Pengikut Kristus yang baik harus bisa menerangi jalan orang lain yang tersesat, sehingga mereka melihat jalan menuju Kristus. Orang Kristen yang baik harus mampu menunjukkan jejak-jejak Kristus di dalam dirinya untuk diikuti oleh orang lain, agar orang lain juga diselamatkan.....

Maka dalam Matius 5 : 16, Tuhan Yesus menegaskan demikian :" Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." 

Sudahkah kehidupan kita menunjukkan jejak-jejak Kristus bagi orang lain di sekitar kita? Sudahkah tindakan kita membuat orang lain ikut memuliakan Allah? 

Ingatlah bahwa kita ini adalah "Garam Dunia" Garam Dunia harus bisa membuat orang-orang di sekitar kita ikut merasakan berkat dan penyertaan Tuhan. Tapi Garam yang menjadi tawar tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang....

Renungan Kristen

Mendengar Firman Tuhan dan Melakukannya


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

46. "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?

47. Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--,

48. ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.

49. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."(Lukas 6 : 46-49)


Membangun rumah yang kokoh membutuhkan pondasi yang kuat, agar konstruksi rumah dapat berdiri  di tegak atas tanah. Sebab tanah yang gembur akan mudah berubah bentuk bila terkena tekanan, terutama kalau dalam keadaan basah. Kita sering mendengar kasus gagalnya konstruksi bangunan tinggi yang menyebabkan bangunan itu miring. Salah satu yang terkenal adalah kasus “Menara Pisa” di Italia, yang miring dan sebagian lantainya masuk ke dalam tanah akibat pondasinya ambles ke dalam tanah sedalam 3 meter. Pondasi yang salah konstruksi tak dapat menghalangi amblesnya bangunan menara itu, sehingga menjadi miring. Ada lagi kasus bangunan rumah sakit di Bandung yang miring sehingga ranjang pasien yang beroda bisa jalan sendiri kalau tak dikunci.



Pembangunan di daerah bekas rawa yang gembur memiliki kesulitan tersendiri, karena tanah mudah ambles saat basah. Maka ukuran pondasi harus besar, bahkan perlu pondasi khusus seperti tiang pancang atau pondasi tipe raft (rakit). Hal ini juga terjadi di daerah pantai yang tanahnya berupa lapisan pasir mengandung garam.

Biaya konstruksi pondasi sangat mahal, bisa mencapai 30 % dari biaya bangunan, tapi membangun rumah tanpa pondasi yang kuat sama saja mempertaruhkan harta dan nyawa kita. Bangunan yang kita buat bisa roboh atau miring karena ambles ke dalam tanah.

Maka pengandaian Tuhan Yesus dalam Lukas 6 : 46-49 sangatlah tepat. Tuhan Yesus menggambarkan bahwa orang yang membaca firman Tuhan dan melakukannya seperti membangun rumah di atas pondasi batu yang kuat, yang tak akan roboh saat diterjang banjir. Tetapi orang yang membaca firman Tuhan dan tidak mau melakukannya seperti membangun rumah di atas tanah tanpa pondasi, yang akan rusak parah saat diterjang banjir. Sebab saat ada banjir pastilah pasir atau tanah gembur akan terkikis oleh air, dan akan mudah ambles.

Membaca Firman Tuhan dan melakukannya adalah sebuah dasar yang kokoh bagi kehidupan rohani kita. Sebab Firman Tuhan itu adalah pedang Roh. Firman Tuhan itu sangat penting untuk kita pegang saat kita menghadapi berbagai pencobaan, agar kita tak jatuh ke dalam perangkap Iblis. Sebab Iblis adalah penipu ulung yang selalu ingin menyesatkan manusia, namun Firman Tuhan berisi kebenaran yang akan menelanjangi setiap tipu daya dari Iblis.

Orang Kristen mempunyai kuasa untuk menginjak-injak Iblis dan mematahkan setiap serangan Iblis. Orang Kristen juga selalu dalam penyertaan Tuhan dalam setiap nafas kehidupannya. Asalkan kita mau mengandalkan Tuhan dalam setiap persoalan hidup, Tuhan pasti akan bertindak menolong kita untuk keluar dari pencobaan yang kita hadapi. Bersama Tuhan tak ada yang mustahil, tak ada persoalan yang terlalu sulit untuk kita selesaikan. Sebab Tuhan selalu lebih besar dari masalah kita....

Namun kalau kita hanya mau menjadi pendengar firman, tapi tidak berusaha untuk melakukan firman Tuhan itu, maka di saat datang pencobaan, kita akan mudah untuk lupa kalau kita punya Tuhan Yang Maha Dahsyat. Hanya dengan bergaul erat dengan firman Tuhan dan setia belajar mempraktekkannya yang akan membuat pengenalan kita akan sifat-sifat Tuhan Yang Maha Kasih itu semakin mendalam. Kasih Tuhan itulah yang akan menjadi pegangan kita saat badai kehidupan menerpa. Di saat kita tak tahu lagi harus berharap kepada siapa disaat susah, kita akan ingat bahwa ada Tuhan yang akan selalu setia mendampingi kita. Tuhan tak akan pernah meninggalkan kita sesaat pun di saat kita mengandalkan-Nya. Orang yang bersandar kepada Tuhan pasti akan mampu untuk bangkit dari keterpurukannya, dan ia pasti akan keluar sebagai pemenang di setiap ujian kehidupan yang dilaluinya. Sebab semua masalah yang rumit adalah hal yang mudah untuk diselesaikan  bagi  kita, bila kita bersama Tuhan kita.....

Maka benarlah syair sebuah  lagu rohani yang mengatakan  demikian :

Tuhan menetapkan langkah-langkah orang

Yang hidupnya berkenan kepada-Nya

Apabila ia jatuh, tak akan terg’letak

S’bab Tuhan menopang tangannya

Tangannya, tangannya, s’bab Tuhan menopang tangannya

Apabila ia jatuh tak akan terg’letak

S’bab Tuhan menopang tangannya


Marilah kita menjadi orang-orang yang berkenan kepada Tuhan dengan selalu rajin belajar Firman Tuhan dan mempraktekkannya. Maka di saat kita jatuh, pasti tak akan tergeletak, karena Tuhan akan selalu setia memegang tangan kita di saat pencobaan itu datang......

Renungan Kristen

Fitnah Lebih Kejam daripada Pembunuhan


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen
 

4. Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

5. Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.

6. Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"(Daniel 6 : 4-6)

Dalam Bahasa Indonesia ada perihasa berbunyi "Fitnah Lebih Kejam daripada Pembunuhan." Hal itu memanglah benar adanya.

Fitnah adalah menuduh orang yang tak bersalah untuk dihukum atas kesalahan yang tidak dibuatnya. Akibat fitnah, orang yang tak bersalah pasti akan dihukum, dan "dibunuh secara karakternya", karena ia akan disebut sebagai penjahat atau yang bersalah. Akibat fitnah, maka orang yang terhasut oleh fitnahan itu juga ikut berdosa, dengan menghukum orang yang tak bersalah, walau mungkin hal itu terjadi dalam ketidaktahuannya. Orang yang terhasut juga bisa terseret dosa melindungi orang yang bersalah, pelaku kejahatan yang sesungguhnya...

Fitnahan bisa terjadi karena ada orang lain iri terhadap orang baik, atau ada orang yang ingin menyembunyikan kejahatannya dengan "lempar batu sembunyi tangan". Sebuah fitnah adalah sebuah dosa yang kompleks dan akan merugikan banyak pihak, baik si korban mau pun orang yang terhasut. Maka saat ada tuduhan kejahatan kepada seseorang, kita tidak boleh serta merta memvonis seseorang tanpa pemeriksaan terlebih dahulu dan memberinya kesempatan untuk memberi pembelaan. 

Salah satu cerita tentang fitnah terjadi pada Daniel di masa pemerintahan Raja Darius dari Media. Dikisahkan bahwa Daniel adalah seorang dari tiga Wakil Raja yang diberi kuasa oleh Darius atas kerajaannya. Ia bekerja sangat baik, sehingga Raja Darius sangat menyayanginya, dan ingin menempatkan Daniel sebagai kuasa atas seluruh kerajaannya. Akibatnya dua para pejabat tinggi lainnya merasa iri dan khawatir, karena kalau demikian maka jabatan Wakil Raja yang mereka sandang akan diberikan kepada Daniel. Maka mereka mencari cara untuk menyalahkan Daniel, namun tak dijumpai satu pun cacat cela padanya.

Dalam Daniel 6 : 5-6 dicatat demikian : "Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"". Saat itu pun tak ada larangan bagi siapa pun untuk beribadah kepada Allah, tapi 2 Wakil Raja yang iri pada Daniel, telah sepakat menjebak Raja Darius untuk membuat hukum yang pasti akan dilanggar oleh Daniel. Maka mereka menipu Raja untuk mengeluarkan peraturan bahwa selama 30 hari, seluruh manusia yang hidup di wilayah kekuasaan Raja Darius tidak boleh menyampaikan permohonan kepada siapa pun kecuali kepada Raja. Siapa yang melanggar akan dihukum mati dengan dimasukkan ke dalam goa singa. Peraturan itu disahkan untuk tidak bisa dibatalkan, termasuk oleh Raja Darius sendiri...

Tapi demi mendengar peraturan baru yang dibuat untuk menjebaknya, Daniel tak peduli karena ia yakin bahwa ia harus tetap menyembah Allah seperti biasanya. Ia tak takut kalau karena melakukan kebenaran, ia akan dihukum...Maka ia tetap meyembah Allah 3 kali sehari seperti biasanya. Maka akhirnya Daniel tertangkap tangan telah melanggar hukum yang telah dibuat khusus untuk menjebaknya itu. Dan Daniel pun akhirnya dimasukkan ke dalam goa singa untuk mentaati hukum itu...

Raja Darius merasa sangat menyesal setelah tahu bahwa ia telah dijebak oleh 2 orang Wakil Raja itu, untuk mencelakakan Daniel. Ia berusaha mati-matian untuk menyelamatkan Daniel, tapi tak bisa. Ia pun merasa sedih sehingga semalaman tak bisa tidur, ia berpuasa dan tak mau dihibur oleh penari-penari seperti di hari lainnya....Tapi Allah tidak tinggal diam, saat upaya secara manusia sudah tak ada jalan, Allah mengirimkan malaikat sehingga mulut singa-singa itu dikatupkan, dan mereka tidak menyentuh Daniel....

Maka pagi-pagi sekali, Raja Darius datang ke goa untuk melihat keadaan pegawai kesayangannya itu, dan saat tahu bahwa Daniel selamat, ia segera menyuruh orang-orang menarik Daniel dari dalam goa singa itu.

Pembalasan buat yang jahat selalu ada...Maka Raja Darius segera menyuruh untuk menghukum kedua Wakil Raja yang telah menjebaknya untuk mencelakai Daniel. Kedua Wakil Raja yang jahat itu,  beserta istri dan anak-anaknya, dimasukkan ke dalam goa singa itu...Belum juga mereka sampai ke dalam dasar goa itu, singa-singa itu telah mengoyakkan dan menghancurkan tulang-tulang mereka....

Dari renungan singkat ini kita belajar bagaimana seorang yang telah berlaku tanpa cacat pun bisa menjadi korban fitnah...Namun yang paling bahaya adalah kalau kita terhasut oleh omongan pemfitnah untuk ikut menghukum orang yang tak bersalah...

Maka orang Kristen tidak boleh menghukum seseorang tanpa memeriksa keadaan sebenarnya terlebih dahulu..Dan tidak boleh menghukum seseorang tanpa memberi kesempatan kepadanya untuk membela diri..

Kisah Daniel di atas juga mengingatkan kita bahwa Tuhan itu tak pernah tidur..Tuhan melihat setiap ketidakadilan di muka bumi ini, dan bagi pelaku ketidakadilan pasti akan ada hukumannya dari Tuhan...

Fitnah memang lebih kejam daripada kejahatan...!! Tapi Allah kita adalah pembela keadilan...

Renungan Kristen

Keberanian Untuk Hidup Kudus


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

8. Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.

9. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu;

10. tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: "Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja."

11. Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya:

12. "Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;

13. sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."

14. Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari.

15. Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.

16. Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka.(Daniel 1 : 8-16)

Iman adalah mengharapkan sesuatu yang tak bisa kita lihat. Kalau mengharapkan sesuatu yang bisa kita lihat itu lebih mudah, tapi Orang Kristen ditantang untuk berani percaya pada apa yang tak bisa kita lihat, yang kadangkala tak mudah diterima oleh nalar kita....

Salah satu refleksi Iman dalam kehidupan Orang Kristen adalah "Keberanian Hidup Kudus" sesuai dengan Firman Tuhan. Banyak kesempatan dimana kita ditantang untuk memilih sikap taat kepada Firman Tuhan atau ikut cara licik dunia. Contohnya, sejak kecil kita diajarkan bahwa saat ujian di sekolah tak boleh nyontek, tapi itu tidak mudah, karena kita harus bersaing dengan banyak teman lain yang suka menyontek. Kita tahu bahwa menyuap saat mengurus KTP atau Surat Keterangan dari Kelurahan adalah suatu yang tidak baik, tapi kalau kita tak menyuap, surat yang semestinya bisa jadi dalam satu jam bisa molor sampai berhari-hari. Kita tahu kalau ikut Tender Proyek harus dengan cara jujur, tidak boleh KKN, tapi boleh dibilang kemungkinan kita menang Tender adalah tipis kalau tidak ikut KKN. Kita tahu bahwa kita harus selalu  menyuarakan kebenaran, tapi kadangkala kita takut untuk menyuarakan kebenaran itu...

Alkitab mengatakan bahwa orang yang mau hidup kudus pasti menjadi pemenang, lebih dari orang-orang yang suka mengikuti cara dunia. Salah satu contoh kesaksian tentang kemenangan hidup kudus ada di Kitab Daniel. Kisah Daniel dan kawan-kawannya  adalah sebuah contoh tentang Keberanian Umat Tuhan untuk Menjaga Kekudusan di hadapan Tuhan.

Dikisahkan bahwa saat pemerintahan Raja Nebukadnezar yang telah menaklukkan Yerusalem, Daniel dan beberapa orang Yerusalem lainnya dibawa ke Babel untuk dididik bekerja pada Raja Nebukadnezar. Saat dalam masa pendidikan, mereka diharuskan makan makanan yang najis menurut hukum Taurat saat itu. Tapi Daniel menolak untuk melanggar Firman Tuhan. Dalam Daniel 1 : 8 dikatakan demikian tentang Daniel :"Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya."

Daniel menolak untuk kompromi dalam hal kekudusan dirinya, dan akhirnya diadakan suatu percobaan untuk membandingkan performa antara orang-orang yang mau menajiskan dirinya dengan orang-orang yang taat Firman Tuhan. Apa hasilnya?

Ternyata Daniel dan teman-temannya yang tidak mau menajiskan dirinya kelihatan lebih baik dari orang-orang lain yang mau kompromi dalam hal kekudusan. Di Daniel 1 : 15 dikatakan demikian :" Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja." Bagaimana mungkin orang yang cuma makan sayur dan minum air bisa lebih baik perawakannya daripada orang yang makan santapan raja? Secara akal sehat itu tidak masuk akal. Tapi disitulah letaknya kuasa iman. Allah turut bekerja di dalam orang-orang yang mengasihi-Nya....

Allah tidak pernah tinggal diam untuk menjaga dan memberkati orang-orang yang mau menguduskan dirinya untuk Tuhan. Dalam Daniel 1 : 17 dikatakan  demikian :"Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi" 

Berkat Allah kepada Daniel dan teman-temannya yang mau menguduskan dirinya di hadapan Allah ternyata membuat mereka tampil sebagai pemenang. Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya ditemui  oleh Raja Nebukadnezar 10 kali lebih cerdas dari semua orang berilmu dan ahli jampi di kerajaan Babel.. Dalam ayat 19-20 dikisahkan demikian :" Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja. Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya."  Raja Nebukadnezar akhirnya memberikan kedudukan tinggi kepada mereka.

Kalau kita baca kitab Daniel seluruhnya, perjuangan Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya dalam menjaga kekudusan dirinya tidak berhenti di sana saja. Dalam Kitab Daniel bagian selanjutnya dinyatakan bahwa mereka juga menolak untuk menyembah berhala, dan mereka tetap taat beribadah kepada Allah, walau pun itu menyebabkan nyawa mereka terancam. Mereka mengalami banyak tantangan, termasuk dibenci orang lain, difitnah, bahkan sampai dibuang ke dapur api, dimasukkan ke dalam goa singa. Tapi mereka tetap yakin akan kuasa Allah, sehingga semakin lama semakin diberkati. Dalam kitab Daniel dinyatakan bahwa semakin mereka menghadapi tantangan, Daniel dan kawan-kawannya bukan semakin jatuh, tetapi semakin mengandalkan Allah, dan mereka pun semakin naik kedudukannya di kerajaan Babel. Allah pasti berpihhak kepada orang-orang yang mau menjaga kekudusan hidupnya.

Kisah dalam Kitab Daniel merefleksikan betapa Menjaga Kekudusan di Hadapan Allah akan selalu menghasilkan kemenangan. Orang yang berani 100 % mengikuti Firman Allah pasti akan melihat kemenangan demi kemenangan dalam hidupnya. Masalahnya apakah kita berani meniru apa yang dilakukan oleh Daniel dan kawan-kawannya?

Memang di dunia ini terlihat bahwa kalau kita tak mau ikut cara-cara dunia seperti KKN, menyuap, curang, menjilat, kita akan tersisih dan susah untuk meniti tangga kesuksesan. Tapi ada berkat dan penyertaan Tuhan untuk orang-orang yang mau menolak kejahatan dunia...Dan orang-orang yang mau mengandalkan Tuhan pasti akan menjadi pemenang, lebih dari orang-orang yang licik dan curang...

Tapi mampukah kita percaya kehadiran Tuhan yang hanya bisa dilihat dengan mata iman?

Kita tidak akan berani melakukan Firman Tuhan secara 100 % kalau kita tidak punya iman...Iman adalah mengharapkan sesuatu yang tak bisa kita lihat....Yesus pernah berkata demikian:"Berbahagialah mereka yang tak melihat tapi percaya,"

Renungan Kristen





Katakan Tidak Pada Korupsi


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.(Roma 1 : 32)

Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.(Kisah Para Rasul 8 : 1)

Setuju pada suatu kejahatan (termasuk korupsi) adalah suatu kejahatan juga. Alkitab memuat beberapa catatan mengenai tindakan "setuju pada kejahatan.", antara lain dalam Roma 1 : 32 dan dalam Kisah Para Rasul 8 : 1.

Dalam Kisah Para Rasul 8 : 1 disebutkan secara khusus bahwa Saulus, yang kemudian bertobat dan kemudian dikenal sebagai Rasul Petrus,  setuju kalau Stefanus dihukum mati. Mungkin cacatan ini juga untuk menunjukkan siapa itu Saulus sebelum Tuhan Yesus menjamahnya, yaitu seorang penganiaya orang Kristen. Tapi Alkitab di bagian lain mencatat bahwa Saulus pada peristiwa itu tidak ikut melempari Stefanus dengan batu sampai mati, ia hanya setuju dan menjaga pakaian orang-orang yang melempari Stefanus dengan batu. Dalam Kisah Rasul 22 : 20, Rasul Paulus alias Saulus menyaksikan keberadaannya saat pembantaian Stefanus demikian :"Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya." Tapi setelah menyaksikan peristiwa itu, Saulus mulai menangkap orang Kristen dan memasukkannya ke dalam penjara.

Orang yang setuju kepada suatu tindak kejahatan pasti secara sadar atau pun tidak sadar telah memberi jalan kepada orang lain untuk berbuat jahat. Walau pun ia sendiri bukan pelaku kejahatan tersebut, namun Alkitab memandang tindakan seperti ini juga sebagai suatu kejahatan. Setuju pada tindakan kejahatan adalah lubang awal kita untuk masuk ke dalam tindakan kejahatan itu sendiri.

Salah satu hal paling relevan di Indonesia dengan tindakan setuju pada kejahatan saat ini adalah dalam hal korupsi. KPK rajin mengkampanyekan slogan "Katakan No terhadap korupsi !". Slogan itu tidak ditujukan kepada para pegawai pemerintah saja, tetapi kepada semua masyarakat. Mengapa? Karena korupsi hanya bisa dihapus kalau semua elemen masyarakat bersatu menentang korupsi.

Salah satu contoh tindakan setuju pada korupsi adalah kebiasaan kita untuk memberi suap pada pegawai pemerintah, saat kita membutuhkan pelayanan umum. Sudah bukan rahasia lagi bahwa di Indonesia, birokrasi di lapangan biasa dipersulit, diperlama, kalau tak ada uang pelicin. Tender proyek bisa diatur agar pemenangnya adalah pihak-pihak yang memberikan suap. Namun kalau kita mau menuntaskan korupsi, semua rakyat harus bersatu dan bersepakat untuk tidak mau memberikan suap atau pelicin bagi pegawai-pegawai pemerintah yang memintanya. Sayangnya, saat ini belum ada kesepakatan dari seluruh lapisan masyarakat untuk tidak memberikan suap kepada oknum pegawai-pegawai pemerintah yang suka meminta uang pelicin. Akibatnya tindakan pemerasan yang dilakukan oleh oknum aparat pemerintah susah untuk diselesaikan. Mereka akan terus sengaja untuk mendahulukan pelayanan bagi orang-orang yang memberi suap, sehingga bagi yang tak memberi suap akan terus dipersulit. Saya pernah mengalami bahwa untuk meminta tanda tangan dari 2 orang pejabat saja memerlukan waktu 3 minggu saat tidak memakai uang pelicin. Selama masih ada orang yang mau diperas oknum aparat pemerintah, selama itu korupsi masih mempunyai kesempatan untuk terjadi.

Budaya untuk tidak setuju kepada korupsi juga bisa terjadi dengan mendidik anak-anak kita sejak kecil untuk bangga dengan menjadi anak Tuhan. Menjadi anak Tuhan berarti harus berani  tidak mencontek saat ulangan, walau pun semua teman yang lain rata-rata mencontek. Menjadi anak Tuhan berarti harus berani membuat PR (Pekerjaan Rumah) sendiri, walau pun teman-teman lainnya mengerjakan PR lebih bagus karena dibuatkan oleh orang tuanya. Kebiasaan orang tua membuatkan PR anaknya adalah salah satu tindakan setuju kepada korupsi. Sebab tanpa kita sadari, kita telah mendidik anak kita untuk berlaku tidak jujur.

Budaya tidak setuju kepada korupsi juga bisa dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup sederhana, tidak boros. Sebab budaya konsumtif di Indonesia adalah salah satu yang mendorong pejabat untuk korupsi. Akibat budaya ini  maka terjadilah korupsi karena pegawai negeri yang gajinya kecil, tergiur ikut mencoba barang mewah yang dipakai oleh orang-orang di sekitarnya, padahal harganya jauh diluar kemampuannya.

Budaya materialisme yang hanya menghargai orang berdasarkan materi juga suatu hal yang mendorong korupsi. Orang yang jujur tak korupsi, akan merasa tersisih di lingkungan pergaulannya, karena dianggap kampungan atau tidak mengikuti trend oleh teman-temannya. Saya mengenal seorang pejabat yang bersih, sampai pensiun tidak punya rumah dan kemana-mana naik kendaraan umum. Ia punya adik yang tidak berprinsip sama, punya banyak mobil dan rumah mewah, sering pergi ke luar negeri,  anak-anaknya sekolah di luar negeri. Padahal keduanya adalah pejabat selevel di instansi pemerintahan, yang mestinya kesejahteraannya tak jauh beda. Saya melihat bahwa dimana pun ada acara, adiknya terlihat lebih dihormati orang daripada kakaknya....Mengapa? Karena ukuran keberhasilan bagi masyarakat kita adalah dari banyaknya harta seseorang....

Maka sungguh benar apa yang dinyatakan oleh Alkitab bahwa setuju kepada kejahatan, adalah juga sebuah tindakan kejahatan. Walau kita tak ikut serta dalam perbuatan jahat itu, kita bisa berdosa karena mendorong orang lain untuk berbuat jahat. 

Mari kita dukung penuntasan korupsi di Indonesia dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Jangan beri kesempatan pada orang lain untuk korupsi, jangan ajarkan anak kita untuk tidak jujur! Hargailah orang karena kejujuran dan keindahan perilakunya, bukan karena banyaknya harta yang dimilikinya! Belajarlah hidup sederhana dan tidak boros!

Katakan TIDAK pada korupsi! Sebab setuju pada korupsi adalah sebuah kejahatan di mata Tuhan!

Renungan Kristen

Menghargai Hidup Kita Setiap Hari


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.(2 Korintus 5 : 1)

RIP : Taylor Smith 5 Januari 2014, tapi Suratnya akan tetap menjadi inspirasi tentang menghargai hidup

Taylor Smith (depan paling kanan), Gadis Cantik 12 tahun yang menuliskan pesan kepada dirinya sendiri untuk dibaca 10 tahun lagi bila ia bisa selamat dari keadaan kritis penyakitnya. Tapi ia dipanggil Tuhan pada 5 Januari 2014 lalu.






Isi Surat asli yang dituliskan oleh Taylor Smith 4 Desember 2013 untuk pengingat dirinya kalau ternyata ia bisa hidup 10 tahun lagi. Namun takdir menyatakan lain, namun ia sekarang pasti sudah damai beserta Bapa di Sorga.

On January 5th, 12 year old Taylor Smith passed away from complications with pneumonia. It left her parents, family, and friends absolutely devastated. She was a joyful child just like any other, full of life. But it was after some time had passed that they made a discovery they’d never forget. As her parents went through her belongings, they found several letters Taylor had written to others. But one was very different. It was a letter to her future self.


Dear Taylor,

How’s life? Life is pretty simple right now (10 years in your past). I know I’m late for you, but as I’m writing, this is early, so; congratulations on graduating high school! If you didn’t go back and keep trying. Get that degree! Are you (we) in college? If not, I understand. We do have pretty good reasoning, after all.

Don’t forget, it’s Allana’s 11th birthday today! Sheesh, 11 already? In my time, she just turned 1! I didn’t get to go to that party though, because I was in Cranks, Kentucky for my first mission trip. I’ve only been back for 6 days!

Speaking of, how’s your relationship with GOD? Have you prayed, worshipped, read the bible, or gone to serve the lord recently? If not, get up and do so NOW! I don’t care what point in our life we’re in right now, do it! He was mocked, beaten, tortured, and crucified for you! A sinless man, who never did you or any other person any wrong!

Now, have you gone on any more mission trips? Have you been out of the country yet? How about on a plane?

Is Doctor Who still on the air? If not, what regeneration did they end it with? You should go watch some Doctor Who! Later though, you gotta finish reading your own words of wisdom!

Do you have your own place yet? If we’re in college, what are we majoring in? Right now, I wanna be a lawyer.

Have you been to Dollywood recently? Right now, their newest attraction is the Wild Eagle. It’s so fun!

Also I think I’m going to sell my iPad and buy an iPad mini, Don’t forget to tell your kids that we’re older than the tablet! Attached I also have a drawing of an iPad, so you can show them.

Well, I think that’s all. But remember, it’s been 10 years since I wrote this. Stuff has happened, good and bad. That’s just how life works, and you have to go with it.

Sincerely, Taylor Smith


For a girl of only 12 years to be so forward thinking, so smart, and so quirky… there’s no doubt she was a gift to us for her short time here on Earth. Help her letter and life live on forever.

Hidup adalah suatu anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Setiap pagi kita bangun tidur, kita mendapati bahwa kita masih bisa bernafas, masih bisa melihat indahnya dunia, itu adalah hal besar yang patut kita syukuri. Namun dengan adanya banyak masalah yang menghimpit, dan diterpa berbagai kesibukan, kita seringkali lupa bagaimana berharganya hidup kita ini. Namun seorang gadis cilik yang bergumul dengan sakit penyakitnya, memberikan kita inspirasi tentang betapa berharganya waktu dan nafas hidup dalam kehidupan kita di dunia ini. Kita tak boleh menyia-nyiakan sejengkal pun dari waktu kita di dunia ini dengan lalai menyenangkan hati Tuhan.

Taylor Smith adalah seorang gadis cilik yang cantik, namun menderita penyakit komplikasi radang selaput paru-paru. Mungkin saat Surat di atas ia tulis, ia sudah tahu betapa mungkin umurnya di dunia tidak akan panjang. Kita bisa membayangkan betapa bergumulnya ia menghadapi situasi seperti ini.

Namun uniknya Taylor Smith sempat menuliskan sebuah Surat untuk dirinya sendiri, sebagai pengingat kalau ternyata Tuhan  memberikan kepadanya umur 10 tahun lagi. Satu yang menarik di dalam suratnya, ia mengingatkan dirinya demikian :

"Ngomong-ngomong, bagaimana hubunganmu dengan TUHAN? Sudahkah engkau berdoa, baca Alkitab. atau melayani Tuhan saat ini? Kalau belum, bangkit dan lakukan itu SAAT INI juga! Aku tak peduli pada posisi apa kehidupan kita saat ini, lakukanlah itu! Ia (Yesus) sudah diejek, dipukul, disiksa, dan disalibkan untuk kamu! Seorang yang tak berdosa, yang tak pernah melakukan yang salah kepadamu atau orang lain yang mana pun !

Speaking of, how’s your relationship with GOD? Have you prayed, worshipped, read the bible, or gone to serve the lord recently? If not, get up and do so NOW! I don’t care what point in our life we’re in right now, do it! He was mocked, beaten, tortured, and crucified for you! A sinless man, who never did you or any other person any wrong!

Satu yang menarik dari apa yang diungkapkan oleh Taylor Smith dalam suratnya itu, "Sudahkah engkau berdoa, baca Alkitab. atau melayani Tuhan saat ini? Kalau belum, bangkit dan lakukan itu SAAT INI juga!" 

Taylor Smith mengalami saat dimana ia sadar bahwa kemungkinan hidupnya di dunia tinggal sesaat lagi, kapan pun maut bisa menjemputnya karena penyakit yang dideritanya. Maka ia menekankan dalam suratnya, bahwa berdoa, baca Alkitab, atau melayani Tuhan harus dilakukan saat ini juga, mungkin besok sudah terlambat. Dan ternyata Tuhan memang menyayangi dirinya sehingga ia dipanggil pulang ke rumah Bapa di sorga 5 Januari 2014, yaitu 2 minggu sebelum renungan ini saya tulis.

Banyak orang Kristen menyia-nyiakan waktu yang Tuhan beri dengan lalai berdoa, tidak mau baca Alkitab, tidak mau melayani Tuhan. Mungkin ada yang beralasan nanti saja, sekarang saya sibuk. Ada yang beralasan bahwa saya belum siap, mungkin tahun depan saja semua itu dimulai. Tapi kita tak pernah tahu kapan hidup kita di dunia ini akan berakhir. Bisa 40 tahun lagi, 20 tahun lagi, tahun depan, tapi bisa juga besok kita dipanggil menghadap Tuhan Sang Pemilik kita. 

Surat yang ditulis oleh Taylor Smith untuk dirinya sungguh juga relefan buat kita semua, sebagai orang Kristen. Kalau kita merasa belum taat berdoa, baca Alkitab, dan melayani Tuhan, kita harus bangkit dan mulai melakukannya saat ini juga.

Terima kasih Taylor Smith....Suratmu adalah sebuah inspirasi buat kami, betapa kami harus menghargai waktu yang Tuhan berikan untuk segera rajin berdoa, baca Alkitab, dan melayani Tuhan. Suratmu mengingatkan kami bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, dan hidup di akhirat adalah hidup yang kekal. Suratmu juga mengingatkan kepada kami, betapa Yesus telah sangat mengasihi kita, sehingga kita tidak boleh menyia-nyiakan kasih-Nya. Sungguh surat yang engkau tulis menjadi sebuah inspirasi betapa kami tak boleh menunda-nunda waktu untuk memulai taat pada Firman Tuhan.

Selamat jalan Taylor Smith...Kami yakin sekarang engkau sudah aman di sisi Tuhan di sorga. Pasti suatu saat kita akan bertemu muka demi muka di rumah Bapa kita di sorga. God Bless You always....


Renungan Krsiten 
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com