Renungan Harian Kristen Singkat

Jangan Menghakimi dengan Memandang Muka


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan


23. Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias.

24. Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,

25. untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."

26. Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu. (Kisah Rasul 1 : 23 - 26)


"I like your Christ, I do not like your Christians. Your Christians are so unlike your  Christ" Mohatma Gandhi (pernyataan Gandhi akibat sebuah Gereja melarang ia mengikuti kebaktian karena ia bukan seorang kulit putih)

Ada satu yang unik dalam kebiasaan Jemaat mula-mula dalam mengambil keputusan tentang siapa yang akan dipilih sebagai Pelayan khusus untuk jemaat, baik sebagai Pemimpin Jemaat, Pelayan Meja dan lain sebagainya. Mereka memilihnya dengan membuang undi. Contohnya dalam Kisah Rasul 1 : 26 di atas.

Ini bukan artinya bahwa mereka melakukan pemilihan itu secara serampangan, atau bahwa ajaran Kristen mengajarkan cara-cara mengandalkan "Luck" atau keberuntungan seperti dalam judi. Tapi yang dimaksud di sini adalah, dalam memilih seseorang untuk duduk dalam Jabatan Gerejawi, mereka menghindarkan untuk menghakimi seseorang dengan memandang muka. Mereka menghormati semua orang sebagai manusia yang sama derajatnya.

Yang mereka pentingkan lebih pada bobot rohani (lihat Kisah Rasul 1 : 24). Padahal, siapa yang bisa menilai isi hati seseorang kecuali Allah sendiri. Melalui tindakan ini, jemaat mula-mula mau menunjukkan bahwa kita tak bisa menilai bobot kesalehan seseorang. Siapa yang boleh menilai bahwa si A lebih saleh daripada si B, kecuali Allah sendiri?

Tapi kenyataan di dunia lain dengan apa yang dicontohkan oleh Jemaat mula-mula. Kita biasa menilai orang berdasarkan apa yang kelihatan. Kita sering mencalonkan Pemimpin di Gereja kita, lebih berdasarkan pertimbangan seperti kekayaan, jabatan di kantor, suku, keturunan, titel, atau kedekatan dengan pihak tertentu. Atau kita biasa menilai seseorang itu saleh karena banyak memberi sumbangan ke gereja. Dan kadang kita memandang aktivis yang tidak mampu sebelah mata, sepertinya kecil saja jasanya pada gereja, padahal banyak yang telah ia lakukan untuk kita dan jemaat.

Anda boleh berkata bahwa praktek pembedaan tak pernah dilakukan dalam gereja. Tapi paling tidak Mohatma Gandhi pernah merasakannya.

Dalam sebuah buku dikisahkan bahwa Mohatma Ghandi sangat tertarik pada ajaran Kristen. Ia sangat terkesan pada Kotbah Yesus di Bukit. Ia pernah memutuskan untuk ingin mencoba ikut beribadah di sebuah gereja, namun tidak diijinkan karena ia bukan seorang berkulit putih. Maka Mohatma Gandhi mengurungkan niatnya untuk menjadi orang Kristiani. Maka popular apa yang dikatakan oleh Mohatma Gandhi,"Saya menyukai Kristus, tapi tidak menyukai agama Kristen. Dalam Christian Today dikatakan demikian :

Gandhi replied, "Oh, I don't reject Christ. I love Christ. It's just that so many of you Christians are so unlike Christ."


I like your Christ, I do not like your Christians. Your Christians are so unlike your Christ.
Read more at http://www.brainyquote.com/quotes/quotes/m/mahatmagan107529.html#vJruAvsAFgpfkt3d.99
I like your Christ, I do not like your Christians. Your Christians are so unlike your Christ.
Read more at http://www.brainyquote.com/quotes/quotes/m/mahatmagan107529.html#vJruAvsAFgpfkt3d.99
Pesan  kritik dari Mohatma Gandhi ini sebenarnya juga mengingatkan kita sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus berlaku dalam pergaulan kita di masyarakat, seyogyanya orang Kristen tidak memilih-milih teman pergaulan berdasarkan apa yang terlihat. Kita harus belajar menghargai semua manusia sebagai apa adanya, dan kita harus menjadi berkat bagi semua orang, bahkan bagi penganut agama lain. Banyak praktek-praktek membedakan manusia yang harus kita tinggalkan. Praktek membeda-bedakan orang berdasarkan apa yang kelihatan, bila dilakukan oleh orang Kristen, bisa membuat orang lain tersandung. Contohnya seperti apa yang terjadi pada Mohatma Gandhi.

Salah satu contoh tidak menghakimi manusia berdasarkan apa yang terlihat, adalah bagaimana seharusnya kita memperlakukan Pembantu Rumah Tangga di rumah, Namun saya pernah menemui keluarga yang tega memberi makan pembantunya hanya makanan sisa-sisa majikannya. Belum lagi kalau mereka marah pada pembantunya, segala nama di Kebon Binatang disebutkan. Dan kalau mengajak pembantunya pergi, ada yang mengalasi tempat duduk di mobilnya dengan koran Apakah seorang Pembantu Rumah Tangga mempunyai derajat berbeda dari majikannya? Atau apakah pembantu rumah tangga itu lebih kotor dari majikannya? Toh Pembantu Rumah Tangga juga manusia?

Contoh lain saya alami waktu masih bekerja di Gereja. Sangat sulit mencari Pendeta dan Penatua yang mau melayani di acara pemakaman warga jemaat tak mampu asuhan Diakonia. Tapi semua berebut menawarkan diri menjadi pelayan di pemakaman Tokoh yang mereka anggap orang terhormat.

Melalui renungan singkat ini, mudah-mudahan kita bisa belajar menghargai semua manusia sebagai   makhluk Tuhan yang sama derajatnya. Dan dengan demikian kita bisa jadi berkat, bukannya sandungan bagi orang yang melihat perilaku kita.

Renungan Kristen








 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com