Renungan Harian Kristen Singkat

Mengapa Yesus Lebih Mulia dari pada Nabi lain


Mukjizat Kelahiran Yesus : Bayi Yesus adalah satu-satunya bayi manusia yang tidak lahir dari hasil pembuahan sel telur oleh sperma manusia. Yesus bukan keturunan biologis Adam dan Hawa

30. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
31. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
32. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
33. dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
34. Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
35. Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah (Lukas 1 : 30-35)

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3 : 16)

Yesus adalah satu-satunya anak manusia di dunia yang lahir tanpa proses pembuahan sel telur oleh sperma manusia, dan juga bukan oleh proses cloning. Jelasnya bayi Yesus adalah satu-satunya bayi yang lahir tanpa ayah dan ibu biologis, bukan hasil hubungan seksual atau reproduksi manusia. Sebab Alkitab mengatakan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, diletakkan dalam rahim Maria yang adalah seorang perawan. Iman Rasuli Kristiani menyatakan bahwa kelahiran Yesus sebagai : "dikandung oleh Roh Kudus, lahir dari anak dara (perawan) Maria". Jadi Ia adalah satu-satunya anak manusia (human being) yang bukan keturunan biologis Adam dan Hawa. 

Mengapa harus ada mukjizat dalam kelahiran Yesus?  

Memang hal itu menunjukkan betapa kuasanya Allah kita. Tapi mukjizat Allah tidak pernah terjadi tanpa tujuan yang pasti, tidak mungkin terjadi kebetulan, tidak mungkin terjadi karena Allah sekedar iseng saja. Semua mukjizat Allah pasti terjadi karena kehendak Allah, karena ada masalah yang melatar belakangi, dan ada tujuannya (pasti sebagai solusi).

Lalu apa sebabnya harus ada mukjizat dalam kelahiran Yesus, padahal Yesus baru memulai pelayanannya sekitar usia 30 tahun?

Alkitab mencatat demikian :
  • Mukjizat kelahiran Yesus memang terjadi sebagai kehendak Allah, yaitu karena begitu besarnya kasih Allah pada manusia sehingga Allah ingin menyelamatkan manusia agar bisa dibawa kembali ke sorga (Yohanes 3 : 16)
  • Masalah yang melatarbelakanginya adalah Adam dan Hawa telah ditipu oleh Iblis sehingga Adam, Hawa dan keturunannya akhirnya jatuh ke dalam dosa dan harus diusir dari sorga (kejadian 3).
  • Tujuan mukjizat kelahiran Yesus adalah supaya manusia bisa dibawa kembali ke sorga tanpa komplain Iblis.
Kita tahu bahwa Allah ingin agar Iblis dan keturunannya dibuang ke neraka selama-lamanya, sedangkan semua manusia diselamatkan dan dibawa kembali ke sorga. Tapi Iblis tidak rela karena menganggap Adam, Hawa, dan Iblis sama-sama melanggar perintah Tuhan. Iblis mau Adam, Hawa dan semua keturunannya juga masuk neraka kelak bersamanya.

Allah bisa saja mengampuni manusia dan langsung saja memasukkannya ke sorga, tapi Iblis pasti juga akan menuntut untuk diampuni dan untuk dikembalikan ke sorga. Dan bila manusia merasa bisa masuk sorga karena kebaikannya, bukankah Iblis yang menggoda manusia agar melanggar perintah Tuhan? Beranikah Anda menyatakan diri Anda tidak berdosa dan layak masuk sorga? Iblis memegang daftar panjang dosa Anda, ia siap mendakwa Adam, Hawa dan semua keturunannya (termasuk Anda) di hadapan Allah sebagai orang berdosa. 

Maka Yesus diutus oleh Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Tujuan kedatangannya bukan sekedar membawa firman Tuhan seperti para Nabi. Sejak lahir Yesus telah dipersiapkan oleh Allah sebagai tumbal untuk menggantikan Adam, Hawa, dan keturunannya menanggung hukuman dosa dengan disiksa sampai mati di atas salib.

Iblis tak akan sanggup menyangkali karya penyelamatan Yesus di atas kayu salib. Mengapa? Sebab Yesus bukan keturunan biologis Adam dan Hawa, selama hidupnya tidak perah berdosa, dan Yesus juga tak punya istri dan anak biologis yang harus dipertanggungjawabkan dosanya. 

Yesus bukan keturunan biologis Adam dan Hawa, sehingga tidak ada alasan bagi dakwaan Iblis untuk minta Yesus menanggung hukuman atas kesalahan Adam dan Hawa (seperti Iblis dan keturunannya). Tapi Yesus telah mengambil alih hukuman itu dengan mati di atas kayu salib. Maka tak ada lagi alasan bagi Iblis mendakwa manusia atas dosa Adam dan Hawa. Yesus telah menjadi tumbal menggantikan posisi Adam, Hawa dan keturunannya dalam penghukuman tersebut.

Maka kitab Wahyu mewartakan kabar baik bagi kita demikian :


10. Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya (Yesus), karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita (pendakwa itu maksudnya adalah Iblis), yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
11. Dan mereka mengalahkan dia (Iblis) oleh darah Anak Domba (darah Yesus), dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (Wahyu 12 : 10-11)

Memilih Pergaulan Yang Baik


Renungan Kristen : Sekedar berbagi Renungan Kristen Singkat

33. Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
34. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu. 
(1 Korintus 15 : 33-34)

Ada cerita terkenal tentang unta dan orang Arab. Konon ada seorang Sheikh melakukan perjalanan melintasi gurun pasir dengan menaiki seekor unta. Tiba-tiba ia diterpa badai pasir dengan angin yang dingin sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanannya. Untunglah ia membawa sebuah tenda kecil yang mampu memuat seorang. Maka segera didirikannya tenda, dan Sheikh masuk menghangatkan diri di dalam tenda sambil tidur.

Selang beberapa lama unta memasukkan hidungnya ke dalam tenda, Sheikh mendiamkannya lalu kembali tidur. Lalu unta memasukkan lagi kepalanya, dan Sheikh masih mendiamkannya. Unta memasukkan lagi secara perlahan kaki depannya, lalu badannya, dan akhirnya kaki belakang dan keseluruhan tubuhnya. Akhirnya terjagalah Sheikh karena tenda dipenuhi bau unta yang menyengakkan hidung. Sheikh berusaha mengusir unta keluar tenda, tapi unta itu tidak mau. Akhirnya Sheikh lah yang terpaksa keluar tenda karena tak tahan mencium bau unta yang memenuhi tenda.


Cerita ini sangat cocok menggambarkan bagaimana kebiasaan buruk bisa masuk ke kehidupan seseorang. Kalau kita tidak tegas menolak kebiasaan buruk sejak awal, maka kebiasaan buruk itu akan masuk ke dalam kehidupan kita perlahan-lahan sampai kita menjadi terikat. Baru kita menyadari saat kita sudah terikat.

Salah satu cara kebiasaan buruk masuk ke kehidupan kita dimulai dari pergaulan yang salah. Contohnya banyak pemakai narkoba memulai memakai narkoba karena berteman dengan seorang pemakai narkoba. Lalu diajak ke pesta nyabu, awalnya hanya untuk menemani temannya itu. Lain waktu diajak mencoba, kata orang yang membawa, sekali saja mencoba tidak bakalan ketagihan. Dicobanyalah dengan alasan solidaritas, menghormati yang memberikan. Lain waktu disuruh nyoba lagi, bahkan dikasih gratis untuk dipakai di rumah. Lalu mulai terbiasa rutin mengkonsumsi narkoba. Saat sadar, dia menemukan dirinya sudah tergantung pada narkoba. Sakit rasanya kalau tidak mengkonsumsi secara rutin. 

Maka tak salah 1 Korintus 15 : 33-34 mengingatkan kita bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik. Saat kita melihat bahwa pergaulan kita sudah menyimpang dari jalan Tuhan, STOP! Kita harus tegas, saat itu juga kita harus menutup jalan masuk dosa yang mau masuk melalui pergaulan buruk. Kalau tidak tegas pasti kita akan terjerumus.

Ayat di  atas bukan artinya kita harus menghakimi teman kita, misalnya bekas pemakai narkoba, dengan  mengucilkannya. Justru kita harus merangkul teman kita, membawa dia keluar dari lingkungan pergaulan buruk, membawanya ke lingkungan persekutuan Tuhan Yesus agar ia diselamatkan dari keterikatan dosa.             

Masalah utama dalam memilih pergaulan adalah siapa yang mempengaruhi siapa. Orang Kristen jangan sampai terbawa menjadi serupa dengan dunia, tapi sebaliknya harus jadi garam dan terang dunia, membawa orang dunia berjumpa Yesus.

Kalau sebuah pergaulan membawa pengaruh buruk pada kita, segera tinggalkan. Sebaliknya kita harus menjaga kebiasaan baik, dengan menjaga pergaulan yang baik. Bahkan kita harus membawa pengaruh baik ke lingkungan sekitar kita. Ibrani 10 : 25 berkata "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."


Mewujudkan Sorga di Bumi


20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,
21  juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." (Lukas 17 : 20-21)

28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
29  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
32  Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
33  Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
34  Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. (Markus 12 : 28-33)


Dalam lukisan era Renaissance dan Pra Modern, sorga di Taman Eden sering diangkat sebagai tema lukisan. Sorga dilukiskan sebagai tempat yang sangat indah, pepohonannya asri, airnya jernih, damai, sejuk, nyaman, dan dipenuhi oleh orang-orang yang berbincang akrab dan penuh senyum. Tidak ada kesedihan dan kecemasan, tidak ada bahaya, alam pun sangat bersahabat dengan manusia. Sorga juga dilukiskan sebagai takhta kerajaan Allah, tempat Allah memerintah di tempat yang sangat tinggi. Digambarkan bahwa manusia di sorga bergaul erat dengan Allah, dan sangat dipelihara kehidupannya oleh Allah sehingga tidak ada air mata.



Gambaran tentang sorga itu berbeda 180 derajat dengan kehidupan nyata. Kehidupan di dunia adalah perjuangan berat yang penuh air mata. Kekerasan, bahaya  dan kejahatan terjadi di mana-mana. Alam sangat tidak bersahabat, rusak karena ulah manusia sendiri. Polusi karena asap kendaraan dan pencemaran industri, kabut asap karena pembakaran hutan telah menimbulkan penyakit pernafasan, air di sungai menjadi hitam pekat dan bau, dan tanah longsor sering terjadi menimbulkan korban jiwa. Berita di koran dan TV dipenuhi perang, pertikaian, bencana, kriminal, tragedi kemanusiaan dan air mata. Tidak ada tanda-tanda sorga di bumi.

Di lain pihak dunia modern punya definisi sendiri tentang sorga. Banyak orang bilang kecantikan, kekuasaan, kekayaan, dan popularitas adalah yang paling diingini di  dunia supaya bahagia. Menggapainya seolah menggapai sorga, sehingga apa pun dikorbankan untuk memperolehnya. Tapi apa nyatanya? Sering kita dengar berita tentang selebritis, sangat tampan atau cantik, kaya raya, populer tapi hidupnya tidak bahagia, terlibat kawin-cerai dan bahkan menjadi pengguna narkoba atau bunuh diri. Bahkan kita juga dengar cerita tentang Pangeran atau Putri yang hidup mewah, terjamin dan dikelilingi banyak pengawal, justru merasa hidupnya hampa, terkekang oleh aturan kerajaan, sehingga mereka ingin jadi orang biasa.

Jadi apa yang kita cari di dunia? Apakah ada sorga di dunia ini? Atau kita baru bisa merasakan sorga setelah kita mati?

Memang sorga yang kekal tempatnya bukan di dunia ini. Sebab dunia ini diciptakan Allah sebagai tempat hidup kita sementara. Kalau kita hidup terlalu fokus pada dunia, pasti kita  akan lupa tujuan hidup kita yang sesungguhnya, yaitu untuk mempersiapkan kemah abadi untuk kehidupan kita nanti. Tapi bukan artinya hidup di dunia harus terus menderita. Bukankah percaya pada Yesus menjamin keselamatan kita di dunia dan di sorga?

Walau hidup di dunia sementara, Yesus mengajak kita untuk ikut mewujudkan Kerajaan Allah di dunia. Artinya kita bisa membuat lingkungan tempat kita hidup sebagai sorga di dunia. Tempat yang membuat kita bahagia, penuh keakraban antara manusia, penuh senyum sehingga tidak ada air  mata, dan alamnya bersahabat. Bagaimana caranya?

Yesus berkata bahwa saat kita mengerti dan melakukan Firman Tuhan kita tak jauh dari kerajaan Allah, dan inti dari seluruh Firman Tuhan adalah 2 hukum kasih : 1. Kasihi terhadap Allah dan 2. Kasih kepada sesama seperti mengasihi diri sendiri. Maka saat kita melakukan ke-2 hukum kasih itu dalam kehidupan kita, kita tak jauh dari  kerajaan Allah.

Lukas 17 menambahkan bahwa Kerajaan Allah itu tempatnya ada diantara kita, bukan di tempat lain. Artinya mewujudkan Kerajaan Allah di bumi harus dimulai dengan berbuat kasih diantara kita sendiri.

Kalau kerajaan Allah hadir di bumi, maka hidup kita akan dipenuhi sukacita seperti di sorga. Penjelasannya demikian : Kalau kita membagikan kasih kepada orang lain, akhirnya mereka pun akan tertarik untuk ikut membagikan kasih kepada kita dan sesama. Kalau kita baik pada orang lain, mereka pun akan tertarik menjadi sahabat kita. Kalau kita mengupayakan perdamaian, lingkungan kita juga akan menjadi damai. Kalau kita melestarikan alam, maka alam pun akan bersahabat dengan kita. Akhirnya dunia kita akan jadi sorga bagi kita kalau kita mau mempraktekkan hukum kasih di antara kita.

Sebaliknya kalau kita saling melakukan kekerasan, menginjak harga diri orang lain, merampas hak orang lain, korupsi, berbuat curang, merusak lingkungan hidup, maka kita sedang membangun neraka bagi diri kita sendiri dan orang lain. Kekerasan pasti mengundang kekerasan sebagai reaksi. Perusakan lingkungan pasti menimbulkan bencana bagi manusia. Kejahatan pasti menimbulkan air mata dan kesedihan bagi sesama dan pelakunya. Ketidakpedulian pada sesama kita juga bisa menimbulkan penyakit sosial kemasyarakatan, yang akhirnya membuat dunia tidak nyaman .


Maka marilah kita mulai mempraktekkan hukum kasih di antara kita, agar sorga dunia bisa terwujud di bumi.

Orang Percaya Pasti Masuk Surga


Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 7 : 21)

32  Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
33  dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34  Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35  Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36  ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
37  Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38  Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
39  Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
40  Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25 : 32-40)

Salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang Kristen adalah apakah benar semua orang yang percaya pada Yesus pasti masuk ke sorga? Alkitab mengatakan ya, pasti masuk surga. Masalahnya adalah definisi percaya itu bukan sekedar mengaku Yesus sebagai Tuhan dengan mulut. Percaya itu adalah kesungguhan dari mulut, hati dan tindakan.

Contoh gambaran sederhananya adalah begini : Ada cerita dari teman saya yang rumahnya dekat praktek dukun sakti. Ternyata ada juga orang Kristen yang saat kesusahaan mencari pertolongan ke dukun sakti tersebut. Saya sempat bertanya,  dari mana teman saya tahu kalau yang pergi ke dukun sakti itu  orang Kristen? Ternyata dari mobilnya yang ada tanda salib. Ini membuktikan bahwa orang bisa saja mengaku sebagai orang Kristen, pakai tanda salib, tapi sesungguhnya tak percaya pada Yesus. Ia tak percaya bahwa Yesus punya kuasa lebih hebat dari kuasa dukun sakti manapun.

Contoh lain ada juga orang yang mengaku Kristen, tetapi takut untuk melaksanakan perintah Tuhan. Karena takut miskin ada orang Kristen yang ikut korupsi. Karena takut kariernya terganggu ada orang Kristen yang memilih pindah agama. Karena tidak percaya bahwa Tuhan mampu mmencukupkan, banyak orang Kristen yang tidak mau membayar perpuluhan ke gereja atau menolong orang miskin.

Banyak orang Kristen yang sesungguhnya tidak percaya kuasa Tuhan. Maka tak heran kalau dalam Matius 7 : 21, secara tegas Yesus menyatakan bahwa yang akan masuk ke kerajaan sorga bukanlah orang yang sekedar memanggil Yesus Tuhan, tetapi yang melakukan kehendak Allah. Sebab orang yang tidak percaya kuasa Tuhan pasti tidak mungkin bisa melakukan kehendak Allah. 

Apa itu kehendak Allah?

Kehendak Allah telah disarikan dalam Markus 12 : 30-31 sebagai berikut :
  •     Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
  • ·         Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati berarti hanya berserah pada Tuhan, tidak boleh ada berhala dalam hidup kita, Kita tidak boleh menyakiti hati Tuhan dengan perkataan, pikiran dan perbuatan kita dengan menyekutukan Tuhan. 

Sedangkan contoh mengasihi sesama manusia dinyatakan antara lain dalam Matius 25 : 32-40 :

  • Memberi makan orang yang lapar
  • Memberi minum orang yang haus
  • Memberi tumpangan pada orang asing
  • Memberi pakaian pada orang telanjang
  • Menengok orang sakit
  • Menjenguk orang dalam penjara

Dan banyak lagi perintah Allah lain dalam Alkitab yang harus kita lakukan seperti mengampuni dan mendoakan musuh, menyayangi keluarga, rajin berdoa, hidup kudus, menyayangi keluarga, rajin beribadah,  dsb. Semua perintah itu harus kita lakukan agar kita layak masuk sorga . 

Mat 5:20 berkata “Maka Aku (Yesus) berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” 

Lantas siapa yang mampu melakukan semua kehendak Allah agar masuk sorga?

Memang tidak akan ada manusia yang mampu melakukan semua perintah Allah tanpa cacat selain Yesus. Lalu apa ada Orang Kristen yang layak masuk sorga? Tidak ada !!!

Tapi jangan khawatir ! Itulah sebabnya Yesus telah datang ke dunia. Karena tidak akan ada Orang Kristen yang layak masuk sorga tanpa pertolongan Yesus Kristus, maka Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita.

Yesus tahu kelemahan kita. Maka yang dituntut oleh Yesus bukanlah kesempurnaan, tetapi   hanyalah kesungguhan kita untuk melakukan firman Tuhan. Yesus yang akan menyempurnakannya agar kita layak masuk kerajaan sorga.

Jadi : Orang percaya pasti masuk surga. Tapi apakah Anda sudah percaya pada Yesus?


Menjadi Pelayan Tuhan yang Penuh Integritas


Renungan Kristen Singkat : Sekedar Berbagi Renungan Kristen Singkat


Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (Matius 23 : 23)


Menjadi Saksi Kristus adalah panggilan bagi setiap orang Kristen. Kita dituntut agar melalui kehadiran kita di tengah masyarakat, orang bisa merasakan berkat Tuhan dan berjumpa dengan Kristus.  

Tetapi menjadi saksi Kristus bukan masalah gampang, bukan hanya tentang pandai berkotbah tentang injil, atau masalah rajin beribadah atau rajin melayani di gereja. Menjadi saksi Kristus adalah masalah integritas kita sebagai manusia, yaitu bagaimana orang lain merasakan kehadiran kita di dunia. Sebab orang tak akan tertarik untuk mengenal Kristus melalui kehadiran kita, kalau tindak tanduk kita tidak menarik hati mereka.

Masalah ini pernah disinggung Tuhan Yesus saat mengkritik ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di Israel. Padahal mereka dikenal sebagai orang-orang yang taat mengikuti hukum taurat : rajin beribadah, rajin belajar kitab suci, memelihara hari Sabat, rajin berpuasa, taat membayar persepuluhan ke tempat ibadahnya, taat menjaga diri dari kenajisan, dsb. Menjadi pelayan Tuhan yang taat beribadah tak cukup menjadikan mereka sebagai pelayan Tuhan yang berintegritas. Oleh sebab itu Yesus mencerca mereka.

Yesus menyatakan bahwa ada tiga hal yang penting harus dilakukan agar kita bisa menjadi pelayan Tuhan yang baik, yaitu :
  • Kesetiaan : ketaatan kita beribadah dan komitmen dalam melayani
  • Keadilan : menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, benar bilang benar, salah bilang salah
  • Belas Kasihan : punya hati, suka menolong orang lain
Ketiga hal itu tidak bisa diabaikan salah satunya, semua harus dilakukan. Yesus menyebut ketiganya sebagai hal terpenting dalam hukum Taurat.

Melayani Tuhan harus setia, tapi punya belas kasihan. Kalau tidak akan seperti ahli Taurat yang sering membunuh dan menyiksa orang yang dianggap berbeda aliran, dengan alasan menegakkan hukum Taurat. Pembunuhan Stefanus dan penganiayaan jemaat Kristen di Kisah Para Rasul  menggambarkan bagaimana ahli Taurat dan orang Farisi menegakkan hukum Taurat tanpa belas kasihan.

Melayani Tuhan juga harus berdasarkan keadilan. Kalau tidak akan seperti Imam-Imam Kepala dan Mahkamah Agama Yahudi yang sering berdusta, memutarbalikkan kebenaran, menghasut orang agar menghukum yang benar dan membebaskan yang salah. Contohnya mereka berusaha memberikan kesaksian palsu agar Yesus dihukum mati, karena takut kehilangan kedudukannya. Malahan Barabas yang telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan mereka bela. Dalam Matius 27 dicatat kesaksian demikian : "


57. Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
58. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.
59. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
60. tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta......
(Matius 27 : 57-60a)

Dan memang menjadi pelayan Kristus harus punya kesetiaan. Kalau tidak punya komitmen dalam melayani, tak mungkin kita bisa menjadi pelayan Tuhan yang baik. Bahkan bisa-bisa undur atau murtad kalau menghadapi tantangan.

Setia, adil, dan memiliki belas kasihan pasti menjadikan kita sebagai pribadi yang disukai oleh siapa pun. Dimana pun kita ditempatkan, kita bisa menjadi saksi Kristus bagi sesama.

Renungan Harian Kristen Singkat

Gereja Kristus Yang Esa


Renungan Kristen Singkat : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

38. Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
39. Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
40. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
41. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."
(Markus 9 : 38 -41)

12. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
13. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
14. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
15. Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
16. Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17. Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
18. Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
19. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20. Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
21. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
22. Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
23. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
24. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
25. supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
27. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
(1 Korintus 12 : 12 - 27)

Cerita di Markus 9 : 38 - 41 di atas menyatakan bagaimana Yesus menegor Rasul Yohanes dan kawan-kawannya karena melarang orang lain untuk mengusir setan dengan nama Yesus, hanya karena orang itu bukan anggota rombongan mereka. Tapi jelas orang yang dilarang itu percaya pada Yesus, karena ia bisa melakukan mukjizat demi nama Yesus. Tidak mungkin ia bisa mengusir setan demi nama Yesus kalau ia tidak percaya pada Yesus dan tidak akrab dengan firman Tuhan. 

Hal yang dilakukan oleh Rasul Yohanes dan kawan-kawannya juga dilakukan oleh gereja masa kini. Gereja terpecah-pecah dalam banyak denominasi dan menganggap gereja dengan denominasi lain berbeda. Contohnya di Indonesia kita kenal gereja Katolik dan Protestan. Gereja Kristen masih terbagi lagi atas gereja anggota-gereja PGI dan gereja kharismatik seperti GBI. Padahal yang membedakan satu sama lain sebenarnya hanyalah doktrin, yang tak lain adalah cara penafsiran Alkitab yang berbeda-beda. 

Tapi begitu besarnya perbedaan antara denominasi sehingga ada gereja yang menganggap denominasi lain salah. Contohnya ada gereja yang sampai mengharuskan anggota jemaat pindahan dari denominasi lain untuk dibaptist ulang. Dengan kata lain dianggap bahwa baptisan dari gereja denominasi lain tidak sah. Belum lagi sering kita dengar ejekan kepada gereja lain, seperti Gereja Kurang Iman, Gereja Kurang Persembahan, dsb. Lalu timbul pertanyaan apakah beda doktrin menyebabkan Yesus yang disembah di gereja yang beda denominasi menjadi Yesus yang berbeda  ? Bukankah hanya ada satu Yesus, yaitu Yesus Sang Kepala dari semua gereja ?

Firman Tuhan di 1 Korintus 12-13 menegaskan demikian: "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh."

Semua murid Yesus adalah  saudara, semua adalah anggota tubuh Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua telah dibaptist menjadi satu tubuh dan diberi minum dari satu Roh. Maka Doktrin kita boleh berbeda, cara ibadah kita boleh tak sama, tapi kita tetap anggota tubuh Kristus yang sama.

Kita perlu mengingat kembali perkataan Yesus pada Yohanes di Markus 9 tadi : ".....Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita."

Gereja denominasi lain bukan musuh kita. Selamat mewujudkan Gereja Kristus Yang Esa.

Renungan Kristen

Berdoa Dalam Penyerahan Diri


Renungan Kristen Singkat : Sekedar berbagi Renungan Krsiten Singkat

11. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
12. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
13. apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
14. Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, .....
(Yeremia 29 : 11-14a)

9. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
10. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
11. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
12. Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
13. Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
(Lukas 11 : 9-13)

Teman istri saya punya anak kecil yang lucu. Dia sering dibawa ibunya ke kantor. Anak ini sering merajuk untuk dibelikan sesuatu oleh orang tuanya di supermarket dekat kantor, dan bila tidak dibelikan dia bilang ibunya tidak sayang lagi padanya. Contohnya suatu saat dia minta dibelikan es krim, tapi tidak dibelikan karena pilek. Lalu lain waktu dia minta dibelikan mainan, padahal baru dua jam sebelumnya dia dibelikan mainan baru oleh ibunya. Anak ini tidak mengerti kenapa permintaannya kadang tidak dituruti oleh ibunya. Dia menganggap bahwa bila keinginannya tidak selalu dituruti ibunya, berarti ibunya tidak lagi sayang kepadanya. Padahal ibunya justru ingin mendidik dan menjaganya agar tetap sehat dan cerdas.

Hal yang dilakukan anak kecil tadi sering juga kita lakukan kepada Allah. Kita berdoa minta sesuatu, lalu kita marah pada Tuhan karena merasa keinginan kita tidak dituruti Allah. Karena merasa bahwa keinginan kita tidak dipenuhi, lalu kita merasa bahwa Allah tidak mengasihi kita lagi.

Kita sering kecewa karena memaksakan agar Allah memberi jawaban doa yang sesuai keinginan kita. Padahal belum tentu yang kita inginkan itu yang terbaik bagi kita. Sedangkan Allah tahu apa yang terbaik bagi kita. Bahkan Allah tahu apa yang kita butuhkan sebelum kita mengucapkannya dalam doa.

Kata Allah pada umat-Nya, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." seperti tertulis dalam Yeremia 29 di atas.

Allah selalu memberi yang terbaik pada umat-Nya. Bahkan Yesus mengingatkan kita  dalam Lukas 11 : 11-13a demikian,"Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! " Tidak mungkin Allah memberi yang tidak baik pada kita umat-Nya.

Maka percayalah bahwa apa pun yang kita doakan pada Allah, kita pasti akan mendapat jawaban yang terbaik atas doa kita. Mungkin Allah menjawab dengan cara lain, mungkin waktu Allah berbeda dengan waktu kita, atau jawaban doa itu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tapi yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik buat kita. Sebab Allah sudah merancangkan suatu hari depan yang penuh harapan bagi kita.

Oleh sebab itu berdoalah kepada Allah dengan penuh penyerahan diri, seperti doa Yesus saat berkeluh kesah pada Allah di Taman Getsemani :"...tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki"

Mendengar Firman Tuhan dan Melakukannya


RENUNGAN KRISTEM SINGKAT  : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

9. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
10. tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
11. Sebab Allah tidak memandang bulu.
12. Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
13. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
14. Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
15. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
16. Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus. (Roma 2 : 9-16)

Salah satu hak asasi manusia adalah mendapat pendidikan yang layak. Pendidikan yang baik mempersiapkan setiap orang untuk mampu berkarya dan mendapat penghidupan yang layak dari pekerjaannya kelak. Orang boleh sekolah, belajar dan belajar, memperoleh ijazah SD, SMP, SMU, S1, S2 atau S3 sekalipun, tapi kesuksesanmya baru dapat dinilai saat ia masuk ke dunia kerja. Dalam dunia kerja, setiap orang akan menerapkan ilmu yang dipelajarinya di bidang yang sesuai keahliannya. Orang yang bekerja akan menghasilkan karya dan akan mendapat uang sebagai imbalan dari kerjanya. Orang baru dianggap sukses kalau bisa menghasilkan karya dan berpenghasilan tinggi dari pekerjaan yang dilakukannya.

Kebutuhan untuk belajar juga berlaku dalam hal rohani. Sejak kecil kita sudah diperkenalkan dengan hukum Allah di Sekolah Minggu. Saat dewasa kita ikut katekisasi sebagai syarat untuk di-babtist. Lalu setiap Minggu kita beribadah di gereja dan mendengarkan Firman Tuhan. Bahkan di rumah sudah selayaknya kita juga menyisihkan waktu untuk membaca Firman Tuhan. Dengan belajar Firman Tuhan maka kita akan tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan.

Tapi sama dengan sekolah di dunia nyata, semua yang kita pelajari belum mendapat nilai penuh kalau belum kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua Firman Tuhan yang kita baca akan menjadi sia-sia kalau hanya diperlakukan sebagai pengetahuan saja, tanpa keinginan kita untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rasul Paulus dalam Suratnya ke Jemaat di Roma mengingatkan kita bahwa bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Bahkan Paulus mengatakan bahwa apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.

Apa maksud pernyataan Paulus di Roma 2 di atas? Apakah maksudnya kita tidak perlu belajar Firman Tuhan ?

Maksudnya adalah kita sebagai orang Kristen, yang rajin mendengar firman Allah, sudah seharusnya menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab kita tak akan dibenarkan Allah kalau tidak menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan.

Secara tak langsung Paulus mengatakan bahwa orang yang tidak mengerti Firman Tuhan tapi berbuat baik, masih lebih baik dari orang yang mengaku orang Kristen tapi justru senang melakukan kejahatan.

Saya sering prihatin bila menemukan orang-orang yang mengaku sebagai umat Tuhan, rajin beribadah, tapi memperlakukan pegawainya tidak manusiawi, terlibat kasus korupsi, mengkonsumsi narkoba, melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Mungkin kalau saat diingatkan oleh teman atau pihak lain mereka mau memperbaiki diri, hal ini masih bisa dianggap wajar karena sebagai manusia bisa saja jatuh ke dalam dosa. Tapi ada juga yang tetap tak mau berubah seakan-akan tidak takut akan hadirat Tuhan sebagai Hakim Yang Maha Adil.

Rasul Paulus mengatakan bahwa orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat, dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Artinya adalah orang yang mengerti Firman Tuhan tapi sengaja tidak mau melakukannya, pasti akan mendapat hukuman yang lebih berat.

Dan yang terpenting adalah Yesus telah mengingatkan kita demikian "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7 : 21)


21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
24. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
25. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
26. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
27. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7 : 21-27)

Renungan Kristen Singkat

Kasih Adalah Yang Terbesar


Renungan Jristen Singkat : Sekedar berbagi Renungan Kristen

25. Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
26. Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
27. Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
28. Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
29. Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
30. Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
31. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
32. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
33. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
34. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
35. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
36. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
37. Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Lukas 10 : 25-37)

13. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1 Korintus 13 : 13)

Gambaran Yesus tentang apa yang harus kita lakukan supaya memperoleh hidup yang kekal kepada ahli Taurat di Lukas 10 : 25-37 di atas sangatlah unik. Digambarkan ada seorang yang dirampok dan dianiaya oleh penyamun-penyamun, dan ditinggalkan setengah mati di jalan. Lalu lewat 3 orang di jalan itu, seorang Imam, seorang Lewi dan seorang Samaria. Imam dan Lewi melewatinya dan tidak menolong orang yang hampir mati itu. Tapi orang Samaria itu menolongnya. Dan Yesus menyuruh ahli Taurat itu meniru kasih orang Samaria itu, agar memperoleh hidup kekal.

Perumpamaan Yesus di atas memiliki arti sangat dalam. Dalam perumpamaan itu ada Imam dan orang Lewi yang tidak patut ditiru. Padahal Imam adalah pemimpin umat Yahudi, dan kita ingat bahwa suku Lewi adalah orang-orang yang pekerjaannya adalah melayani Tuhan di bait suci Allah. Kalau sekarang, Imam dan Lewi mungkin sama seperti Pendeta dan aktivis gereja. Tapi Yesus tidak menyuruh kita meniru Imam dan orang Lewi yang tidak mau menolong orang yang hampir mati di jalan itu.

Disisi lain, orang Samaria di Israel saat itu dianggap sebagai keturunan orang berdosa, yaitu mereka yang lahir dari keturunan campuran dengan bangsa lain. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang sesat dalam beragama. Tapi Yesus menyuruh ahli Taurat itu meniru kebaikan orang Samaria itu.

Apa arti perumpamaan Yesus tadi? Rajin beribadah dan belajar firman Tuhan, bahkan melayani Tuhan di tempat ibadah itu penting, tapi lebih penting lagi berbuat kasih kepada sesama manusia. Ketaatan ibadah kita harus mendorong kita untuk mengasihi sesama manusia. Pemahaman Alkitab kita dalam berbagai ibadah di gereja baru lengkap kalau kita bisa menerapkannya dengan mengasihi sesama manusia dalam kehidupan nyata.

Bahkan dalam Matius 23 : 23, Yesus mengkritik Ahli Taurat yang taat membayar persepuluhan, tapi mengabaikan melakukan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan, kata Yesus :"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."

Menjadi orang Kristen memang bukan sekedar masalah rajin ke gereja, rajin baca alkitab, taat membayar persepuluhan dan ikut pelayanan di gereja saja, tetapi terutama adalah mengenai bagaimana kita mengasihi sesama manusia. Dengan demikian orang lain juga bisa ikut merasakan kasih Allah kepada kita.

Renungan Kristen

Mengasihi Musuh


Renungan Kristen Singkat : Sekedar berbagi Renungan Kristen

25. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (1 Korintus 1 : 25)

38. Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
39. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
40. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
41. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
42. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
44. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
45. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
46. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47. Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
48. Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5 : 38-48)

Bagi orang yang belum percaya (bahkan bagi beberapa orang Kristen), ajaran Yesus di Matius 5 : 38-48 adalah suatu yang kontroversial dan tidak masuk akal. Bagaimana tidak, Yesus memerintahkan kita untuk melakukan hal-hal berikut :
  • Berilah pipi kirimu pada orang yang menampar pipi kananmu
  • Berilah jubahmu pada orang yang mengadukanmu karena menginginkan bajumu
  • Berjalanlah dua mil bersama orang yang memaksamu berjalan satu mil
  • Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu
Tapi apakah cara yang Kristus ajarkan itu relevan di jaman modern ini?

Kita tidak akan pernah mengerti perintah tersebut kalau tidak mencerna Matius 5 : 38-48 itu secara keseluruhan.


Mengapa Tuhan memerintahkan kita demikian ? Karena Tuhan mau kita menjadi orang yang sempurna, yaitu orang yang tidak membenci orang yang berbuat jahat pada kita. Tuhan mau supaya kita tidak melawan kejahatan dengan kejahatan, tapi dengan kasih. Tuhan mau supaya umat-Nya berlaku lebih baik dari dunia.

Apa hasil yang dituju dengan perintah ini? Supaya dunia damai, dan agar sebanyak mungkin orang jahat bertobat dan diselamatkan. Tugas kita bukanlah melenyapkan orang yang jahat, tetapi membawa orang yang belum percaya untuk bertobat dan percaya pada Yesus.

Beberapa waktu lalu saat jatuhnya pesawat Air Asia, dimana banyak rekan-rekan kita dari GBI Mawar Sharon ikut menjadi korban, netizen dikagetkan dengan pernyataan seorang siswi SMA yang mendoakan agar pesawat tersebut tidak ketemu. Alasannya adalah supaya orang Kristen di Indonesia cepat berkurang. Saya tidak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi, tapi inilah apa yang dicegah oleh Tuhan untuk dilakukan oleh orang Kristen. Perintah Yesus di atas bila kita hayati dan kita lakukan, akan membuat diri kita jauh dari membenci orang lain, termasuk kepada orang yang memusuhi kita atau umat beragama lain. 

Tuhan mau sebanyak mungkin orang diselamatkan. Tuhan tidak mau ada domba-Nya yang terhilang, dan kita sebagai umat-Nya ditugaskan Tuhan untuk mencari domba-domba yang terhilang, dan menuntunnya kembali ke  jalan yang benar. Tuhan tidak mau kita membenci, menyumpahi, apalagi melenyapkan orang yang belum percaya. Inilah perbedaan ajaran Kristen dari ajaran lainnya. 

Apakah kasih bisa menang atas kejahatan? Kisah hidup Nelson Mandela dalam perjuangan melawan Apartheid di Afrika Selatan, bisa jadi contoh betapa mengasihi musuh, orang yang pernah menganiaya, bisa membuat perdamaian dan kemenangan. Nelson Mandela yang pernah dipenjara 27 tahun oleh rezim pemerintahan kulit putih, justru melarang rakyat kulit hitam membalas kepada rakyat kulit putih di Afrika Selatan saat mereka memperoleh kemenangan. Nelson Mandela justru merangkul dan mendamaikan rakyat Afrika Selatan yang kulit hitam dan kulit putih, menjadikan mereka saudara. Akibatnya terciptalah Afrika Selatan yang damai dan bebas dari Apartheid.

Memang sungguh indah perdamaian dan persaudaraan. Mari kita lakukan perintah Yesus, walau kelihatannya bodoh di mata dunia. Tapi yang bodoh dari Allah lebih besar dari dunia. Sebab bukankah Allah turut bekerja bersama kita, membuat dunia ini indah?


Renungan Kristen
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com