Renungan Harian Kristen Singkat

Melayani Tuhan Tak Perlu Mengada-Ada


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

1. Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
2. Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. 
3. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 
4. Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." 
5. Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 
6. Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" 
7. Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 
8. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah (Kisah Para Rasul 3 : 1-8) 

Tiap Orang Kristen dipanggil untuk membagikan kasih kepada dunia. Panggilan untuk membagikan Kasih kepada dunia adalah panggilan yang wajar bagi orang-orang yang telah mengalami kasih Tuhan dengan luar biasa. Bukankah sebagai Orang Kristen, kita mengimani bahwa Kristus telah rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan kita dari maut? Bukankah untuk menyelamatkan kita, Kristus telah rela mengorbankan dirinya di atas kayu salib, mengalami luka yang sangat pedih, diolok-olok, disiksa hingga darahnya tercurah dengan deras, bahkan sampai mati di atas kayu salib? 

Ya, sudah pasti semua orang Kristen ingin berbuat baik untuk Tuhan, terpanggil dalam hatinya. Masalahnya banyak orang yang walau merasa sudah terpanggil, tapi menunda-nunda untuk melakukannya. Mengapa bisa begitu? 

Banyak orang Kristen yang tidak mampu melayani Tuhan karena mereka tidak terpanggil untuk memberikan apa yang ada pada diri mereka. Mereka ingin memaksakan diri untuk memberikan apa yang tidak ada pada mereka. Contohnya, ada yang tidak melayani di gereja karena merasa tidak punya cukup waktu. Ada yang tidak mau memberi karena merasa dirinya bukan orang kaya. Ada juga yang tidak mau melayani karena merasa tidak bisa nyanyi, tidak bisa main musik, atau alasan lainnya. Tapi melayani Tuhan tidak terbatas pada memberi uang, atau melayani di gereja. Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk mempersembahkan sesautu yang tidak kita miliki atau yang kita tak mampu untuk mempersembahkannya. Yang Tuhan minta hanyalah apa yang ada pada kita.

Kisah dalam Alkitab di Kisah Para Rasul 3 ayat 1-8 di atas memberikan contoh kepada kita tentang bagaimana Para Rasul Kristus tetap membagikan kasih, meski mereka tidak dalam keadaan berkelebihan. 

Dalam Kisah Para Rasul 3 tersebut dikisahkan bahwa suatu saat Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah. Di sana ada seorang laki-laki lumpuh yang mengharapkan sedekah dari mereka, untuk keperluan hidupnya. Tapi Petrus dan Yohanes tidak memiliki uang untuk disedekahkan. Tapi walau begitu, Petrus dan Yohanes tidak urung untuk tetap berusaha memberikan kasihnya kepada pengemis yang lumpuh itu. 

Dalam ayat 6 dikisahkan bahwa Petrus berkata : "..Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu..." Dan dengan kuasa Yesus, Petrus menyembuhkan pengemis yang lumpuh itu sehingga ia bisa mulai bekerja, dan tak perlu meminta-minta lagi.... 

Apa yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes dalam Kisah Para Rasul 3 di atas memiliki makna yang dalam tentang cara kita melayani Tuhan. Artinya melayani Tuhan itu tidak perlu mengada-ada, memaksakan diri untuk mempersembahkan apa yang tidak ada pada kita. Tapi berikanlah apa yang ada pada kita sebagai kasih kepada sesama. 

Kalau kita tak punya uang, Tuhan tak memaksa kita untuk melayani dengan meminjam uang kepada orang lain. Kita bisa melayani dengan tenaga kita, misalnya dengan menjadi anggota paduan suara di gereja. Tapi kalau pun itu tak bisa, misalnya karena kita sibuk atau lain hal, kita masih bisa melayani sesama dengan cara lain. Misalnya dengan mendoakan gereja dan mereka yang kekurangan. Kalau kita mau, banyak hal yang pasti bisa kita lakukan untuk membagikan kasih kita pada dunia. 

Anda memperlakukan bawahan di kantor dengan penuh kasih, bukankah itu juga pelayanan untuk sesama? Anda menyempatkan waktu untuk menengok saudara yang sedang dirawat di rumah sakit, menghibur tetangga yang berduka, bukankah itu juga pelayanan kepada sesama? Anda memperlakukan pembantu rumah tangga di rumah dengan kasih dan hormat, bukankah itu juga membagikan kasih Allah? Bukankah melalui kegiatan sepele yang mudah kita lakukan, orang lain juga bisa merasakan kasih Allah melalui kehadiran anda? 

Ya, kita bisa membuat orang lain ikut merasakan kasih Allah dimana pun kita berada, tak harus selalu dengan menginjili ke pelosok-pelosok pedalaman, menjadi pendeta, atau menjadi anggota paduan suara gereja. Bila melalui kehadiran kita di kantor, di lingkungan tempat tinggal kita, atau di sekolah, orang lain bisa ikut merasakan Kasih Kristus, berarti kita sudah membagikan kasih Allah kepada sesama. Orang akan melihat wajah Kristus dalam diri kita, dan mereka akan tertarik untuk juga menjadi pengikut Kristus. Itulah yang Tuhan mau. 

Melayani Tuhan tidak perlu mengada-ada, tak perlu memaksakan untuk memberikan apa yang tidak ada pada kita. Tidak perlu menunggu menjadi kaya. Tidak perlu menunggu selesai kursus musik. Tapi itu bisa dilakukan sekarang juga. Maka berikanlah apa pun yang ada pada kita untuk kemuliaan Tuhan. Selamat melayani sesama ! 

Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. (2 Korintus 8: 12)

Renungan Kristen
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com