Renungan Harian Kristen Singkat

Cara Menghormati Pemimpin dan Penguasa


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

1. Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.

2. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,

3. dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",

4. bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? (Yakobus 2 : 1-4)

Dulu sekali, almarhum ayah saya memiliki seorang teman yang beberapa kali dicopot dari jabatannya, karena selalu menolak memberikan fasilitas khusus kepada keluarga Penguasa. Namun karena orangnya jujur, akhirnya malah ditunjuk oleh sebuah Lembaga International menjadi seorang Direktur Eksekutif di luar negeri.

Dia pernah menceritakan pengalamannya, bagaimana ia bisa berkali-kali dicopot dari jabatannya. Ia berkata bahwa banyak birokrat di Indonesia menilai kelaikan suatu proyek karena melihat "The Who" dan bukan "The How". Maksudnya mereka menilai kelaikan suatu pihak mengerjakan suatu proyek bukan karena kesanggupannya, tapi berdasarkan siapa dia. Apakah dia anak penguasa, orang kaya yang suka memberi upeti, atau ia orang biasa-biasa saja. Sedangkan bagaimana kemampuan mereka mengerjakan proyek adalah soal kedua. Tapi ia tidak mau mengikuti cara-cara yang salah itu. Maka tak heran ia berkali-kali dicopot dari jabatannya. Tapi ternyata Tuhan itu adil, apa nyana kalau ia kemudian malah ditunjuk jadi pejabat di Lembaga International.

Sampai saat ini praktek-praktek birokrat seperti itu masih terjadi di Indonesia. Contohnya dalam bidang hukum. Secara kasat mata terlihat perbedaan perlakuan hukum kepada keluarga penguasa, dan kepada rakyat biasa. Dalam sebuah koran online, saya pernah melihat seorang pembaca berkomentar bahwa hukum di Indonesia tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas.

Dalam bacaan kita di Yakobus 2 : 1-4, Firman Tuhan mengajarkan kita untuk tidak membedakan manusia berdasarkan statusnya. Kita tidak boleh menghormati orang yang satu karena ia kaya raya dan berkedudukan tinggi, tapi meremehkan orang yang lain karena orang biasa-biasa saja. Alkitab menyebutkan bahwa membeda-bedakan orang berdasarkan statusnya sama saja dengan menghakimi orang dengan pikiran yang jahat.

Hal ini bukanlah berarti bahwa orang Kristen tidak harus menghormati para pemimpin. Ya, kita tetap harus menghormati para pemimpin kita, tapi motivasinya bukanlah untuk mencari perhatian dari mereka. Apalagi untuk menjilat kepada pemimpin, itu bukanlah suatu yang diajarkan oleh Firman Tuhan.  Mengenai bagaimana cara kita menghormati pemimpin kita, Alkitab mengajarkan demikian :

22. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
23. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3 : 22-23)

Alkitab menegaskan bahwa kita harus menaati perintah pemimpin kita dalam segala hal, tapi bukan untuk menyenangkan hati mereka. Namun kita harus melakukannya dengan hati tulus karena takut akan Tuhan. Ini berarti bahwa, kita harus melakukan apapun hanyalah dengan motivasi sebagai persembahan untuk Tuhan. Sebab siapakah yang berhak menerima penghormatan dan kemuliaan di antara manusia, bukankah hanya Tuhan semata?

Menghormati pemimpin dengan hati tulus karena takut akan Tuhan memang tidak mudah. Itu berarti kita juga harus siap untuk mengingatkan pemimpin kita kalau mereka salah. Umat Kristen tidak boleh asal menuruti perintah pemimpin, kalau kita tahu bahwa jelas-jelas itu salah. Sebab kalau kita mendiamkan suatu kesalahan, berarti kita sedang menggali lubang untuk atasan kita dan untuk kita sendiri.

Seperti cerita teman ayah saya di atas, kadangkala kita akan dibuang karena melakukan suatu kebenaran. Tapi sebagai orang Kristen, kita harus bangga kalau mengalami hal itu. Bukankah Kristus juga telah dihukum karena melakukan sebuah perbuatan kebenaran?

Di lain pihak kita harus mengimani, bahwa bagaimana pun juga, Tuhan itu Maha Adil. Seperti teman ayah saya yang kemudian malah mendapat jabatan penting di Lembaga Internasional. Kita tak tahu apa yang akan terjadi kepada kita di masa depan, namun ganjaran suatu kebaikan pastilah suatu yang baik juga.

Renungan Kristen
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com