Renungan Harian Kristen Singkat

Bahan Pertimbangan dalam Mengambil Keputusan


Renungan Kristen : Sekedar Berbagi Renungan Kristen

12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

13. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

14. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

15. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

16. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

17. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.(Kolose 3 : 12-17)

Ada sebuah film Hong Kong bercerita tentang seorang pengacara muda yang sangat pintar. Ia sebenarnya adalah anak yatim piatu yang diadopsi oleh keluarga kaya yang tak punya anak, dan disekolahkan sampai tinggi. Di puncak kariernya sebagai pengacara muda, datang utusan seorang ibu miskin yang didakwa hukuman mati karena membunuh anak seorang pembesar di daerah itu. Tak ada pengacara yang berani membela ibu itu, walau tahu bahwa perempuan itu terpaksa membunuh anak pembesar itu karena membela diri. Semua Pengacara takut kalau mereka mau membela kebenaran dalam kasus itu, kariernya akan hancur  karena melawan keluarga berkuasa di negeri itu. Namun si pengacara muda berani mempertaruhkan reputasinya untuk membela ibu itu agar lepas dari jerat hukuman mati, karena sadar bahwa ia harus membela kebenaran. 

Akhirnya pembelaannya membuahkan hasil, si ibu tadi lepas dari jerat hukuman mati. Tapi ada suatu masalah,  ternyata si ibu yang dibela pengacara itu adalah ibu kandungnya. Walau si pengacara itu tak pernah mengenal siapa ibu kandungnya, tapi biarawati di rumah yatim piatu tempat pengacara itu pernah dititipkan tahu hal itu.  Kalau hal ini bisa dibuktikan di pengadilan, maka semua pembelaan atas ibu itu harus dibatalkan oleh hukum, dan perempuan itu harus segera menjalani hukuman mati. Maka keluarga pembesar yang anaknya dibunuh oleh wanita itu memanfaatkan info ini untuk membatalkan vonis kebebasan dari hukuman mati. Mereka memanggil biarawati tadi ke pengadilan untuk bersaksi, apakah betul bahwa pengacara itu adalah anak dari perempuan yang dibelanya? Maka biarawati itu berbohong dan berkata bahwa wanita itu bukan ibu kandung dari pengacara tadi. Biarawati itu berbohong untuk menyelamatkan sebuah nyawa dari hukuman mati.

Memang itu hanya sebuah film, namun kenyataan seperti itu sering kita hadapi di kehidupan kita sehari-hari. Dunia ini tidak hanya hitam dan putih, tapi kadangkala abu-abu. Seringkali tak jelas kelihatan perbedaan posisi benar dan posisi salah.  Ada masanya kita harus bergumul untuk memutuskan mana yang lebih baik untuk dilakukan. Apalagi kalau masalahnya adalah siapa yang harus dibela dalam sebuah perselisihan. Contohnya biarawati di film itu harus memilih antara berbohong atau menyelamatkan nyawa seseorang. Berbohong itu dosa, tapi kalau ia jujur maka nyawa seseorang yang tak bersalah akan hilang. Kalau kita menghadapi situasi seperti ini, apa yang harus kita lakukan?

Kolose 3 : 12-17 secara tersirat memberi kita suatu pandangan tentang hal ini. Hal utama yang harus menjadi patokan dari tindakan atau perkataan kita, walau pun kita tak yakin manakah posisi yang benar, adalah  semua harus kita lakukan di dalam Tuhan. (ayat 17). Dalam mengambil keputusan, kita harus jujur pada diri kita sendiri, karena kita melakukannya dengan motivasi untuk Tuhan.

Di samping itu kita harus memakai belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, sebagai dasar pertimbangan utama kita. Kasih itu berarti ada pengampunan, tidak dendam, dan mengutamakan persatuan dan perbaikan keadaan (di Alkitab dipakai kata menyempurnakan). Kita juga harus berani mengajar dan menegor kalau ada sesuatu yang tidak pada tempatnya.  Dan hal lain yang harus menjadi pertimbangan adalah apakah ada damai sejahtera di dalam diri kita bila kita melakukan suatu tindakan? Kalau kita tidak merasa damai sejahtera dengan keputusan kita, berarti Roh Kudus sedang mengingatkan bahwa ada suatu yang tidak tepat dalam keputusan kita.......

Bila kita sudah melakukan semua dengan benar, maka kita pasti dapat mempertanggungjawabkan keputusan kita kepada Allah dan kepada manusia. Soal ada orang yang pro dan kontra dengan keputusan kita adalah hal yang biasa di dunia ini. Tapi yang penting Allah tahu apa yang ada di dalam hati kita. 

Renungan Kristen
 

RENUNGAN KRISTEN. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com